09. Do Not Interfere

174 22 4
                                    

TELAH terhitung 1 bulan berlalu.

Pemilu kali ini telah dilakukan dengan serempak. Semua orang sibuk memberikan pilihan suaranya. Tuan Avram bersama dengan Yitta telah memilih. Media tengah menyoroti wajah pemimpin dari Partai Damai.

"Khun Avram, bagaimana pesan anda untuk pemilu kali ini?" Tanya salah seorang wartawan.

"Semoga pemilu ini di lakukan dengan bersih dan adil." Jawab Tuan Avram sebagai pencitraan.

Kali ini wajah Tuan Avram telah muncul di media karena melakukan pencoblosan untuk pemilu.

Sementara itu juga di lakukan oleh Tuan Korn dan menghadiri pemilu bersama dengan putrinya. Madam Baifern terlihat begitu anggun di samping sang Ayah yang meladeni media.

"Khun Korn, bagaimana kabar anda?" Tanya salah seorang wartawan sekedar basa-basi.

Tuan Korn pun tersenyum. "Seperti yang anda lihat. Bahkan aku begitu bersemangat untuk menghadiri pemilu ini."

"Apakah anda datang bersama putri anda?" Tanya wartawan.

"Tentu saja. Dia gadis yang baik telah mendukung Ayahnya." Jawab Tuan Korn.

Media berbondong-bondong untuk mencari berita dari pasang Partai Damai dan Partai Sejahtera. Kali ini Tuan Avram dan Tuan Korn menjadi pentolannya. Serta prediksi orang-orang juga mengatakan bila Tuan Avram dan Tuan Korn akan menaiki kursi di parlemen.

Saat ini Tuan Ex masih berada di bawah mereka. Namun penghitungan pemilihan masih di katakan nanti. Sebab detik ini juga rakyat masih memilih. Bahkan Raja Thailand juga melakukan pemilihan untuk anggota parlemen.

Salah seorang wartawan pun tidak sengaja menabrak Yitta. Bahkan kali ini pria picik itu hampir mengumpat.

"Aish.. Saya tidak apa-apa." Jawab Yitta dan sesegera mungkin memasuki mobil.

Dengan angkuh Yitta membenarkan jasnya. Mobil mewahnya pun meninggalkan area pemilu. Bahkan sekarang ini dia memutuskan untuk pergi menemui Build di safe house. Sebab pria picik itu tengah merindukan adiknya.

"Phi Yitta?" Sapa Build ketika melihat sang kakak tengah singgah.

Pria picik itu pun segera memeluk tubuh sang adik. Tidak lupa juga Yitta telah menyiapkan hadiah manis untuk Build.

"Hei! Bagaimana dengan dirimu hari ini?" Tanya Yitta pada kesayangan itu.

"Aku baik. Lalu, bagaimana dengan Phi?" Build pun bertanya balik.

"Baik. Seperti yang kau lihat." Jawab Yitta dan mengundang senyum dari adiknya.

Kasih sayang Yitta pada adiknya benar-benar dalam. Bahkan dia rela melakukan apapun untuk membuat Build tersenyum bahagia tanpa ada luka. Namun sampai saat ini Build masih bungkam dengan seseorang yang telah memperkosanya.

Jemari kekar milik Yitta pun mengusap lembut surai kelam milik adiknya yang semakin panjang. Bahkan Build duduk dengan manis sambil menikmati gula-gula.

"Phi, mau gula-gula?" Tawar Biu pada Yitta.

"Makanlah." Jawab Yitta.

Yitta begitu memanjakan Build dengan penuh cinta. Bahkan Build merasa senang akan perhatian ini untuk dirinya.



Saat ini Yitta tengah menemani Build yang sibuk melukis. Bahkan tiba-tiba saja terdapat panggilan masuk dari Kamol. Hal itu membuat Yitta melihat kearah Build sekilas.

"Ada apa?" Tanya Build pada kakaknya.

"Phi mendapatkan telepon dari Paman Kamol." Kata Yitta.

"Baiklah."

Bangkok Lights [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang