🍃Sebuah Awal

3 0 0
                                    

Sebuah perjalanan yang pertemukan aku dan kamu, aku harap ini awal yang baik untu aku ataupun kamu.

🍃🍃🍃

"NENGGG BAPAK ADA KABAR GEMBIRA BUAT KAMU NENG!?" teriak Bapak Ranti di halaman rumahnya.

Mendengar itu lantas Ranti bangkit dari rebahanya dikamar, melangkah gesit menuju luar rumahnya.

"Kabar gembira apa bapak?" tanya Ranti. Ranti sampai keheranan, apa kabar gembira itu sampai-sampai bapak terlihat bahagia banget seperti ini. 

"Kamu sebentar lagi akan dijodohkan," jawab Bapak.

Bola mata Ranti seperti mau keluar mendengar ucapan bapaknya. "Bapak, jangan main-main, Ranti enggak mau menikah sama orang yang Ranti enggak kenal," ucap tegas Ranti.

"Jadi gini ceritanya Neng, bapak punya teman waktu sekolah dulu, dia anak dari orang kaya tadi bapak ketemu sama dia, bapak ngobrol panjang lebar dia lagi cari calon buat anaknya, anaknya sudah dewasa, mapan, punya pekerjaan, ganteng lagi neng, pokoknya jauh sama mantan kamu itu."

"Jadi bapak tergiur gitu sama hartanya?" tanya Ranti.

"Bukan tergiur atuh neng, bapak pengen kamu menikah sama orang yang tepat, dia orang yang tepat itu."

"Pakkk, Ranti lagi enggak mau buka hati, Ranti enggak mau," ucap Ranti. Ya manusia mana yang mau, baru patah eh malah menikah, jelasnya Ranti ingin mengobati luka hati terlebih dahulu, memperbaiki semuanya yang sudah terlanjur hancur.

"Neng, Bapak sama Umi pengen lihat kamu bahagia, bapak enggak mau anak kesayangan bapak sedih terus, tapi kembali lagi bapak hanya bisa menyarankan, bapak enggak bisa memaksakan kehendak," ucap Bapak. Dengan wajah yang sedikit kecewa bercampur sedih.

Ranti mengelus lengan atas bapaknya, lalu tersenyum. "Ya sudah, Ranti ikuti kemauan bapak, tapi kalau pihak sana enggak suka sama Ranti, Ranti enggak bisa apa-apa Pak," ucap Ranti.

"Beneran kamu Neng?" tanya Bapak sedikit tidak percaya. Bapak tidak bisa menyembunyikan kebahagian saat mendengar Ranti meniyakan ucapanya, terlihat dari rona wajahnya, bagi Ranti jarang sekali membuat kedua orangtuanya bahagia setelah sekian lama.

Ranti menganggukan kepalanya. "Demi bapak Ranti lakukan itu, sesekali Ranti menuruti kata orangtua," ucap Ranti lalu tersenyum pada bapak.

Ranti sudah jenuh dengan percintaanya yang selalu gagal. Jadi ya bodoamatlah, setelah ini mau nikah atau enggak juga. Lagipula enggak ada salahnya ikuti perkataan orangtua kan. Karena membuat orangtua senang dapat pahala juga.

🍃🍃🍃

Terkesan terburu-buru ya itulah kedua orangtua Ranti, Ranti menatap kondisi sekeliling dapurnya tengah ramai oleh Umi dan kakak-kakak tengah mempersiapkan makan untuk teman lama bapak yang anaknya mau dijodohkan dengan Ranti itu.

Ranti menghela nafas pelan, ada apa dengan keluarganya, Ranti memiliki sedikit kekhawatiran bagaimana kalau dia iya laki-laki itu, mengecewakan Ranti seperti laki-laki yang sudah-sudah. Ranti masih bisa menerima jika laki-laki itu mengecewakan Ranti tapi tidak dengan keluarganya suka cukup orangtua Ranti kecewa.

Ranti dengan tegas kalau ini gagal lagi Ranti tidak ingin mengenal kata Cinta di kehidupanya yang seterusnya.

Namun kalau diamati enggak mungkin sih, mereka mengecewakan buktinya semalam meraka minta VC dengan Ranti, walaupun Ranti malu juga canggung mau tidak mau ia lakukan demi apa, Demi bapak dan Umi yang ingin melihat Ranti bahagia punya pasangan, entah yang dilakukan Ranti ini benar atau justru kesalahan yang sangat fatal untuk dikemudian hari.

Pukul satu siang mereka sudah sampai di kediaman rumah Ranti, Ranti keluar rumah dengan hati berdebar karena malu untuk pertama kali bertemu keluarga laki-laki itu.

Jemput bahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang