Kicauan burung dipagi hari, tarian rumput yang tertepa angin bagitu sejuk menyentuh kulit, seorang gadis berkulit sawo matang tengah membungkus dirinya menggunakan selimut hello kity bewarna pink.
Sadari tadi alarm berteriak memanggil sang gadis yang di sapa Ana itu untuk bangun, namun Ana masih saja betah dengan bunga tidurnya.
"Ana!" teriak wanita dewasa berkulit putih bernama Kim Hana. Yap perlu kalian ingat bahwa setelah Reza menikahi Hana seorang wanita mualaf dari Korea Selatan mereka bersepakat untuk membiarkan Ana tinggal bersama mereka.
"Astagfirullah belum bangun juga tu anak?" tanya Reza menghampiri sang istri.
"Mungkin begadang nonton drakor kali beb."
"Bukannya dia ada kelas bahasa Inggris kan?"
"Iya sih."
"ANA! BANGUN WOY!" teriak Reza menaiki suaranya satu oktaf
Ana yang tertidur lelap langsung duduk tegap disaat suara Reza menembus masuk ke telinganya, tentu saja sikap Ana yang sulit bangun pagi semenjak tamat SMA sudah biasa bagi Hana dan Reza.
"Jam berapa kak?" tanya Ana mengucek-ngucek matanya.
"Lihat tu," tunjuk Reza pada alarm yang berdiri tegap di samping kasur Ana.
"Alhamdulillah masih lama, makasih ya best couple udah mau membangunkan diri ku ini," ucap Ana berlagak seperti seorang putri.
"Ya udah cepat kamu siap-siap nanti telat loh."
"Siap kak Hana."
Melihat Ana sudah kembali memenuhi nyawanya Reza dan Hana pergi ke meja makan yang berada di lantai bawah, pernikahan mereka kini sudah berjalan tiga tahun namun mereka belum di kasih seorang bayi dari Allah, tapi mereka tidak pernah putus asa, contohnya sekarang mereka ingin konsultasi ke dokter tentang program untuk membuat Hana hamil.
Sedangkan dilain sisi Ana sedang memasukan buku dan kotak pensilnya kedalam tas, dan berlari kecil menuruni anak tangga menuju meja makan.
"Wih!! Udah kelar aja makannya," teriak Ana yang tengah berlari menghampiri Hana dan Reza.
"Kamunya kelamaan!" tukas Reza.
"Owh ya kak nanti aku pulangnya ga usah di jemput ya soalnya ak mau naik angkot bareng Kayla."
"Serius gakpapa?"
"Iya Bang sekalian aku mau temenin Kayla ke makam orang tuanya."
"Ya udah deh tapi kamu duduk dulu makan dulu ni sarapan."
Ana menuruti perintah Hana, nama mereka memang sama tapi kepribadian mereka berbeda jauh tentunya apa lagi semenjak Ana tamat SMA, sifat ceria dan cerewetnya mulai kembali. Sedangkan Hana wanita itu memiliki sifat yang tenang dan lembut.
"Makannya pelan-pelan aja Na," panik Reza melihat cara makan Ana seperti orang kerasukan.
Ana mengangguk lalu memakan nasi goreng buatan Hana dengan tenang, beberapa menit kemudian Ana sudah selesai dengan nasi goreng di depannya.
"Ini minum dulu." Ana mengambil minum dari tangan Hana lalu meneguk sampai habis.
"Buset adek gua kerasukan apadah!" teriak Reza.
"Bicit bingit ikh," cibir Ana menyalami punggung tangan Hana dan Reza.
"Ekh Na uang saku lu ketinggalan!" teriak Reza memberikan Ana selembar uang biru.
"Makasih Bang Eza, assalamu'alaikum semua!" teriak Ana berlari keluar.
"Beb kita juga pergi yok," ajak Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer
Teen Fictiontentangku dan tentangmu tulisanku untuk dirimu Mengapa aku memilih membuatmu amerta dalam aksara? Sebab lara bisa menjadi nirmala karena sebuah prosa Sebut saja gadis gila tersebut bernama Noviana Ramadhani, seorang remaja perempuan yang tidak tahu...