Kejadian itu terlalu tiba-tiba baginya. Takut, bingung, marah, semua rasanya muncul secara acak.
Ceritanya yang ia kira cukup sehari saja, tak begitu kenyataannya.
Cerita kaburnya yang pertama malah membawa pada cerita kaburnya yang lain, jelas unt...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote ya sebelum ke last chapter
"Kejutan!!"
"Yeaaayy"
"Selamat Sayang untuk kelulusannya"
"Selamat Lalisa"
"Selamat anakku Sayang"
Bertabur konfeti dan sedikit dekorasi diruang tamu luas itu.
"Kan..." bisik Bambam pada gadis yang melangkah lebih dulu sejengkal didepannya.
Tak menjawab, Lalisa hanya menunjukkan wajah kaget karena kejutan dari keluarga dan beberapa orang terdekatnya. Seperti pesan sepupunya yang si serba tahu itu, ia mencoba untuk menunjukkan raut tidak menyangkanya, dan bahagia dengan kejutan yang sudah tertebak itu ditengah suasana hatinya yang tidak terlalu nyaman.
Langsung kecupan di kanan kiri pipinya diberikan oleh bibinya, lebih tepatnya Ibu Bambam.
"Akhirnya anakku lulus juga setelah dari kemarin bekerja keras ya, Nak" ucap Ibu Bambam itu dengan elusan di punggung Lalisa.
"Terimakasih, Bibiku sayang" balas Lisa kemudian.
Ayahnya sudah mengucapkan selamat tadi sebelum ia pergi merayakan bersama sahabat-sahabatnya. Sehingga Lalisa menerima pelukan-pelukan dari Paman dan kerabat lain yang ada disana. Sekali lagi benar apa yang ditebak oleh sepupu si paling serba tahunya tadi, kalau ada seseorang diantara mereka yang ada disana. Sejak tadi terus menatap lembut padanya, seolah menunggu giliran untuk dapat mengucapkan selamat secara langsung padanya.
Lalisa sadar sejak awal, apalagi semua sudah cukup tertebak, tapi entah kenapa tiba-tiba ia memilih untuk pura-pura tidak menyadari kehadiran sosok itu disana, sepertinya hati dan mood-nya mendadak tidak menentu setelah perjalanan kembali tadi.
"Apa kabar, Lisa? Selamat ya untuk kelulusannya" ucap sosok itu mendekat padanya dengan senyum manis.
"Kabar baik, terimakasih" jawab gadis itu dengan senyum tipis yang agak terpaksa. Namun segera ia mendapat senggolan lengan halus dari Bambam disebelahnya.
Melihat kode yang diberikan oleh Bambam, Lalisa sedikit memperbaiki ekspresi wajahnya tadi. Lalu sosok tadi berbincang sedikit dengannya sebelum mereka semua berkumpul untuk beroda lalu makan-makan kecil.
"Psst.." senggol Bambam kembali ketika semua sedang berdoa. Lalisa melirik dengan isyarat matanya.
"Katanya kau sudah menerima apapun keputusan Ayahmu, tapi kenapa mukamu begitu lagi. Jangan aneh-aneh atau tiba-tiba kabur lagi" bisik Bambam namun cukup nyolot.
Lalisa hanya memberi tatapan tajamnya pada Bambam di saat semua masih berdoa.
"Psst...atau kau kepikiran tentang berita si Tuan muda tadi?" bisiknya lagi.