9 - Cinta Berdarah

52 4 0
                                    

Tharn memperhatikan rumah yang tampak besar itu, meski terlihat megah tidak ada yang berjaga disana, hanya ada rasa sepi yang membuat ruangan itu menjadi sangat sunyi.

Tharn melihat barang-barang yang mungkin saja bernilai itu dengan seksama, ia kemudian mengambil satu patung kecil dan kemudian melihatnya lebih dekat.

"bukankah ini mahal jika aku menjualnya ?" tanya Tharn pada dirinya sendiri.

"hei kau !" suara Wansa terdengar mengema, Tharn yang terkejut lalu menaruh kembali patung kecil itu pada tempatnya.

"apa yang kau lakukan disini ? tempat ini bukan tempatmu" ucap Wansa.

Tharn tak menjawab, ia hanya menunduk , tak juga ia minta maaf.
"dari awal kehadiranmu sudah membuat ku curiga khun" ucap wansa.

"sebenarnya apa yang kau mau hah?" tanya Wansa

"saya tidak mengerti apa yang nona katakan, nona berbicara seakan sangat membenci saya" ucap Tharn.

"mengaku saja.. kau kan yang menabrakku kemarin ?" tanya Wansa

"sudah ku bilang nona, kau salah orang" tharn terus membela dirinya.

"aku tidak mungkin salah orang, itu pasti kau" wansa yang tak mau kala itu terus menerus menuduhnya.

Tharn kemudian tak menjawabnya lalu menatap wansa.
"berapa kalipun saya mengatakan bukan pada Nona, nona tidak akan percaya."
"jadi saya tidak akan melawan nona lagi"
"saya permisi" ucap tharn yang akhrinya memilih meninggalkan wansa.

"hei.. mengaku dulu baru pergi" wansa terus menyudutkan Tharn dan mengejarnya hingga didepan rumah.

"hei .. berhenti"
"aku tidak akan melepaskanmu sampai kau mengakui jika itu..." tanpa memperhatikan sekitar, Wansa tak menyadari bahwa ia harus menuruni 1 langkahan di tangga teras, akibatnya ia terjatuh, namun posisi Tharn berdiri didepannya hingga tubuh tharn menahan Wansa , hingga mereka bersama tersungkur ke tanah.

Mata mereka pun bertemu dengan tubuh yang masih bersentuhan itu, detak jantung keduanya tiba-tiba berdegup kencang dengan angin yang mulai meniup keduanya.

--

"jadi bagaimana Babe?"
"series ini cukup bagus"
"bukan kah kamu tertarik untuk memerankan peran ini" ucap seorang pria dengan setelan rapi jas. Ia adalah Pemimpin management naugan dimana Babe berjalan.

kini mereka berada diruangan yang cukup besar dengan meja dan sofa yang ada diruangan itu tampak terlihat tempat yang begitu formal.

"tidak mau"
"jika itu sponsor dari GA Group"
"aku tidak akan mengambilnya" tolak Babe

"babe, memangnya kenapa ? bukankah kamu sangat tertarik dengan cerita ini ?"
"sebenarnya ada masalah apa kamu dengan GA group ?" tanyanya

"aku hanya tidak tertarik lagi"
"dia bisa mencari artis lain saja" ucap Babe dengan santai.

Melihat reaksi Babe itu, pimpinan tak kehabisan strategis, ia kemudian menghela nafas.
"jika kamu tidak berminat, ku dengar mereka juga sedang mengincar seseorang selain kamu"

"Meen, ia mungkin saja akan memerankan series itu. kau yakin akan membiarkan dia menggantikan posisimu?" tanyanya

Meen,adalah pria yang tak memliki hubungan baik dengan Babe, terakhir kali mereka beradu argumen diacara besar beberapa hari lalu.
Babe terdiam beberapa saat, sesaat hatinya bimbang dan tak ikhlas jika tempatnya diambil oleh Meen, namun ia juga sudah bertekad untuk tidak mengambil pekerjaan dari GA group.

"pikirkan baik-baik babe"
"keputusanmu sampai besok siang"
"terima atau tidak semua ada ditanganmu" ucapnya.

"dan juga, besok kau harus datang, dokument penandatangan kontrak kerja sama kita sudah siap" sambungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unstoppable (BillyBabe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang