12

18 1 0
                                    

"Ishh capek kali aku sama Medan ini. Yang banyakan preman-preman pengen kali pindah aku lah ke Jakarta gitu kek" Airra berdumel sedari tadi.

Ini adalah hari ke 5 Airra menjaga butik milik Ratna. Ratna sendiri sudah pergi menyusul Suaminya ke Malaysia Sana jadilah Airra yang menggantikan tugas Ratna.

Selama Airra berada di butik ini, sudah banyak sekali kedatangan preman-preman yang minta jatah bilangnya untuk keamanan. Keamanan apaan? Sedangkan butik ini di dalam Mall sudah pasti pihak Mall memberikan penjagaan terhadap Mall tersebut.

"Kok bisa lah preman-preman tuh masuk kesini dan malak orang??" Gumam nya ia menyandarkan kepalanya di meja dengan tangan kanan di lipat sebagai bantalannya.

"Memang gitu kak selama dua Minggu ini preman-preman itu datang merusuh di Mall ini, bukan cuma bagian kita aja. Bagian lain pun gitu jugak" salah satu karyawan di butik ini menjelaskan, namanya Widya.

Airra kembali duduk tegap di kursi nya lalu melihat pada Widya yang tengah memasangkan baju di manekin.

"Serius? Kok bisa?" Tanya Airra.

Widya menggedikkan bahunya.
"Gak tau tapi kalau aku pikir-pikir ya mereka itu diam-diam lagaknya kaya pengunjung gak taunya diam-diam makan dalam kalau ada security dari pihak Mall mereka pura-pura lihat-lihat toko" jelasnya lagi.

"Loh, kenapa kalian atau yang lain gak ngadu ke pihak Mall nya?"

"Gak ada yang berani kak. Mereka semua di ancam, mereka datang kalau cuma ada karyawan aja bos nya lagi gak ada mereka gak datang karena mereka tau yang punya toko pasti orang berpunya bisa melapor kalo cuma karyawan mama ada power nya". Selesai, Widya telah selesai memasangkan baju-baju ke beberapa manekin yang terpajang di etalase.

Airra merenung sepertinya ia tau jalan apa yang harus ia tuju. Tak mungkin ia diam saja, kasian karyawan-karyawan lain kalau pemasukan tak sesuai sudah pasti gaji mereka yang akan di potong.

••

"Hallo, assalamualaikum Ar"

"Waalaikumussalam. Tumben Lo nelpon gue Luan? Biasa juga Lo cuek aja" bales orang di sebrang sana yang tak lain adalah Arkan.

Tanpa Arkan tau Airra tersenyum canggung sambil menggaruk-garuk kepalanya. Memang benar sih apa yang di katakan Arkan tapi memang ia yang tak ingin terlalu dekat dengan Arkan, Airra sadar posisi mereka bagaikan langit dan bumi yaa walaupun Airra tak tau tujuan Arkan mendekatinya untuk apa hanya sebatas teman atau lebih?

Tapi kan walaupun itu teman Airra termasuk lancang karena berani berteman dengan anak majikan nya?

Airra sudah banyak masalah ia tak ingin menambah masalah lagi.

"Udah itu gak penting jadi gini Ar. Kapan kau ke Medan lagi?" Tanya Airra.

Arkan menggernyit kan keningnya tapi kemudian ia senyum-senyum gak jelas.

"Lo nanya kapan gue ke Medan karena kangen ya? Tenang aja dua hari lagi gue ke Medan kok"

Lempeng.

Wajah Airra terlihat lempeng kalau bisa di lihat seperti ini 😑

"Pede kali kau. Bukan gitu ada hal yang gak mengenakkan yang terjadi di butik kak Ratna ini"

"Ha? Apa itu?"

Airra pun menjelaskan semuanya.

••

"Assalamualaikum, Mak" panggil Airra saat memasuki rumah.

Walau ia sudah tinggal di rumah Ratna tetapi sesekali ia juga datang ke rumah Mamaknya setiap hari Minggu.

"Oh, kau nya Ra."

"Iya Mak. Kenapa sepi kali rumah? Mana Nana?" Tanya Airra ia sudah duduk di bangku yang ada di Kede.

Tampak mamaknya menghela nafas.
"Adek kau itu udah jarang pulang. Gak tau lah tinggal dimana setiap di tanya katanya mau nginap di tempat kawannya tapi gak tau mamak kawannya yang mana"

"Loh, kenapa Mamak kasih? Harusnya Mamak melawan lah ngelarang dia."

"Kau macam gak tau adek kau yang itu aja kalo ku larang ntah apa-apa yang di bilang nya sama ku. Gak bisa aku Ra, sakit kali hatiku kalo anak-anak ku memaki aku. Padahal aku yang berjuang mempertahankan nyawa melahirkan kalian" wajah Mamak Airra sendu.

Airra iba ia bangkit dari bangku nya kemudian berjalan mendekati Mamaknya.

"Yang sabar Ya Mak... Aku pun salah gak bisa tegas sama Adekku sendiri sampe dia pun berani juga melawan aku, aku gak pernah marah sama dia karena aku sayang gak taunya sayang ku pun gak di hargai, udahlah Mak kalo gak mau pulang dia udah biarkan aja"

"Iya. Makasih lah ya Mang, udah lah sana ke dalam kau Makan dulu"

Airra mengangguk
"Oke Mak"

~

"Eh lupa aku. Ku letak mana novel ku itu ya? Keknya di lemari lah" Airra mencari-cari novel yang hampir ia habiskan part-nya di lemari tapi tak kunjung ketemu.

"Apa di bawah kolong?"

Airra menungging tangannya meraba-raba kolong tempat tidur dan yapss ternyata buku nya ada disana dan apa ini? Tak sengaja tangan Airra juga ikut menggengam sesuatu.

"Loh? Ini kan bungkus testpack? Punya siapa?"

Airra melihat dan membuka bungkus testpack yang ternyata memang sudah terkoyak, ada isinya di dalam.

Membulat kedua bola matanya kala melihat ke garis testpack yang ada.

Garis nya garis 2.

"Ini..punya siapa? Apa punya Nana? Kayaknya harus ku kasih tau Mamakku"

Airra berlari memanggili Mamaknya.

"Apa Ra? Buat jantungan aja kau teriak-teriak kayak gitu" Mamak Airra berkacak pinggang ia sudah berdiri di ambang pintu Kede.

"Ini Mak" Airra menunjukkan testpack yang terlihat bergaris 2 itu.

Sama dengan Airra tadi Mamaknya juga membulatkan matanya tak lama kemudian ia melihat Airra dengan muka merah padam.

"KURANG AJAR KAU! KAU TAK TINGGAL SAMA KAMI MALAH KEK GINI KELAKUAN KAU YA?! BISA-BISANYA KAU HAMIL DI LUAR NIKAH?!! EMANG ANAK BIADAB KAU!!" Mamak Airra tiba-tiba saja menampar dan memukuli Airra

Airra yang tiba-tiba mendapat perlakuan itu hanya bisa menangis dan menggeleng.
"Bukan Mak.. bukan aku, ini bukan punya ku. ini punya Nana"

Mamaknya menggeleng tegas tak percaya akan perkataan Airra

"Gak percaya aku. Si Nana anak baik-baik, jangan kau kambing hitamkan dia. Pigi kau anak setan!! Mulai sekarang kau bukan anakku! Jangan kau panggil aku lagi Mamak! Malu aku punya anak kek kau, pigi kau!!" Mamak Airra mendorong Airra kuat membuat Airra terjatuh

Sakit sekali rasanya ya Allah..
Batin Airra menjerit sedih

Si Gadis Batak Tangguh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang