"Ni, lo pulang naik apa? Kebetulan rumah kita kan searah. Gimana kalau bareng aja?" tanya Adnan, sosok lelaki tinggi dengan rambut hitam model coma hair merangkul Anjani.
Adnan adalah senior di Rumah sakit yang hari ini mengajarinya beberapa pekerjaan. Setelah bercerita panjang, ternyata Adnan tinggal di dekat daerah rumah Anjani. Meskipun bari bertemu hari itu, Anjani dan Adnan bisa langsung cepat akrab.
Kepribadian Adnan yang ramah dan ceria membuat Anjani tidak merasa begitu canggung. Anjani bersyukur di hari pertamanya ia mendapat rekan kerja yang baik.
"Lain kali deh Mas, soalnya hari ini aku pulang bareng teman. Udah janjian soalnya," jawab Anjani menolak.
Adnan sedikit kecewa, namun sepertinya lelaki itu sangat penasaran dengan siapa Anjani akan pulang. Lelaki itu bertanya lagi, "punya teman yamg kerja di sini juga? Siapa? Mungkin gue kenal."
"Dia dokter residen di sini Mas," jawab Anjani bangga.
"Siapa namanya?"
"Waksa, mas kenal?"
Adnan nampak berpikir sebentar, lalu menjentikkan jarinya.
"Oh, dokter Waksa itu temen lo."
Anjani mengangguk, ternyata Waksa juga cukup dikenal di rumah sakit.
Adnan masih saja merangkul pundak Anjani dengan santai sampai mereka berada di lobi rumah sakit. Tanpa Anjani tahu, Waksa sudah menunggunya di kursi ruang tunggu pengunjung rumah sakit.
Melihat Anjani yang nampak akrab dengan lelaki lain, entah kenapa membuat dada Waksa memanas. Lelaki itu bediri dari tempat duduknya lalu menghampiri Anjani.
"Aku udah nungguin kamu dari tadi," ucap Waksa sambil merangkul Anjani.
Tentu saja hal itu mengagetkan Anjani dan Adnan. Anjani menatap aneh Waksa yang tiba-tiba ber'aku-kamu' dengannya. Dan apa-apaan dengan rangkulan erat ini?
"Sorry Sa, tadi masih ada kerjaan sedikit. Oh iya, ini Mas Adnan senior yang jadi pendampingku hari ini," ujar Anjani seraya mengenalkan Adnan pada Waksa.
Waksa terpaksa menjabat tangan lelaki yang perhadapan dengannya dan Anjani itu. Apa Anjani bilang tadi? 'Mas?'
Gila! Waksa yang notabene juga senior bagi Anjani sejak di kampus saja tidak pernah dipanggil 'Kak' atau 'Mas'
"Hai, gue Waksa TEMEN DEKATnya Anjani."
"Gue Adnan, salam kenal. Eh, kayaknya kalian udah ada janji ya. Kalau gitu gue duluan ya Ni, sampai besok," Adnan bisa melihat ekspresi tidak suka dari Waksa. Seakan lelaki itu sedang menekankan kedekatannya dengan Anjani.
Daripada Adnan kena masalah lebih baik ia pergi saja. Waksa sangat tidak bersahabat dengan Adnan. Adnan tak ingin membuat hari pertama Anjani kacau hanya karena keributan kecil.
"Oh iya, hati-hati Mas," ujar Anjani pada Adnan yang mulai jauh. Setelah itu, Anjani menghadap Waksa, "ayo pulang?" ajaknya.
Waksa mengangguk, lalu berjalan berdampingan dengan Anjani menuju tempat ia memarkirkan mobilnya tadi. Waksa tidak berkata-kata sampai keduanya duduk di mobil.
Anjani tahu, ada atmosfer yang tidak menyenangkan diantara dirinya dan Waksa. Tapi, Anjani tidak tahu sebab perubahan suasana hati Waksa saat ini. Padahal saat bertemu tadi lelaki di sampingnya ini samgat semangat menyapanya.
"Sa, ada apa?" tanya Anjani lembut, tak ingin memancing kemarahan Waksa.
"Kenapa kamu manggil dia pakai embel-embel 'Mas' sih," gerutu Waksa.
"Kan dia seniorku, masa aku panggil nama langsung," jawab Anjani.
Alasan Anjani sudah benar, hanya saja diri Waksa sendiri yang merasa cemburu. Padahal panggilan Mas adalah hal yang umum. Waksa tidak bisa menyanggah karena itu sebuah bentuk kesopanan Anjani pada seniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin [Ongoing]
FanfictionAnjani captioning everything Waksa does with 'That's hot/cute' Anjani mulai terobsesi dengan Waksa, begitupun sebaliknya. *** Anjani - Kim Yerim (RV) Waksa - Jeon Jungkook (BTS) original story by sakurakiyozumi Slow update SHORT STORY Slice of life