2. Langkah yang Tak Direncanakan

63 7 0
                                    

Selamat datang di bab awal Lena meromantisasi kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang di bab awal Lena meromantisasi kehidupannya

"Mari romantisasi kehidupan dengan takdir tak terduga"

***

2. Langkah yang Tak Direncanakan

🎼Happy Reading 🎼

*

*

Lena berjalan menyusuri trotoar tanpa tujuan yang jelas. Ingatan-ingatan lama mengenai tragedi satu tahun lalu mulai muncul tanpa diundang. Mobil yang terguling, suara dentuman keras, dan pemandangan tubuh kedua orang tuanya yang tak lagi bernyawa.

Kenapa harus aku yang selamat? Pikiran itu selalu menghantuinya, bahkan sampai sekarang.

Damian dan Catherine adalah dua orang yang paling ia percayai sejak lama. Mereka dengan ikhlas membantu dirinya bangkit dari keterpurukan pasca kecelakaan. Damian-yang sudah menjadi pacarnya selama tiga tahun terakhir-adalah penyemangat di masa-masa sulitnya. Catherine, sahabat baiknya, selalu ada di setiap langkah. Namun, pagi ini, semua itu berubah.

Damian telah menghamili Catherine, walaupun mereka berusaha menjelaskan jika mereka melakukannya tanpa sadar karena pengaruh alkohol. Namun, tetap saja sudah ada kehidupan baru hasil dari kegiatan tidak sadar mereka.

Hubungannya dengan mereka berdua sudah tidak sama lagi. Luka yang mereka berikan rasanya lebih menyakitkan daripada kecelakaan yang merenggut kedua orang tuanya.

Tidak tahu menahu akan kemana. Akhirnya Lena memutuskan untuk menonton film di bioskop. Tidak hanya satu, seusai makan siang, Lena kembali menonton film di bioskop yang sama. Total, dalam satu hari perempuan itu maraton menonton dua film di bioskop yang sama.

Film kedua selesai tanpa meninggalkan kesan berarti di hati terluka Lena. Saat lampu bioskop menyala, ia tetap duduk di kursi, memandang kosong layar besar di depannya yang kini berubah gelap. Dadanya terasa kosong, seolah semua usahanya untuk sejenak melupakan kejadian tadi pagi tidak berhasil. Perutnya yang sudah lapar akhirnya memaksa Lena untuk bergerak.

Keluar dari gedung bioskop, udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. Matanya menangkap papan nama kecil bercahaya di seberang jalan bertuliskan Crust dan Crumble. Rasanya asing-Lena yakin kafe itu tidak ada setahun lalu.

Mungkin tempat baru. Pikir Lena sambil melangkah pelan, memutuskan untuk masuk ke kafe itu, berharap kafe itu menawarkan kenyamanan yang gagal ia temukan sepanjang hari.

Saat masuk ke dalam kafe, Lena takjub oleh desain interior yang terkesan homy. Selain itu, konsep kafe itu benar-benar memuja kaum introvert sepertinya. terdapat bilik-bilik kecil di sisi belakang kafe yang diperuntukkan untuk mereka yang ingin kesendirian.

Romanticizing My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang