Bab 13

61 2 0
                                    

"Leo, Lo tau kan? Anak kelas 11 unggulan," tanya Kevin mendekat.

"Gue nggak peduli!"

"Lihat dulu, dia cantik banget! Ngalahin Kayla." Kevin memperlihatkan sebuah gambar yang berhasil dia ambil saat Jescyka sedang berbincang dengan Syakila atau bahkan sedang duduk sendiri di depan kelas.

"Ah, shit!" umpat Leondra dan menatap tajam ke arah Kevin.

Dia merasa kesal karena Kevin telah beraninya mengambil foto Jescyka tanpa sepengetahuan wanita itu, dia menyentil kepala Kevin dengan kuat dan merebut ponsel tersebut. Dengan tidak bersisa dia hapus semua foto yang ada di ponsel milik Kevin. Membuat lelaki itu membulatkan matanya.

"Leondra, apaan sih Lo, kenapa di hapusin semua?"

"Makanya jangan sok-sokan jadi paparazzi, gue kasih tau sama adek kelas itu baru tau rasa Lo!" ledek Habib.

"Ya kenapa nggak di sisakan satu coba? Untuk pemandangan sebelum tidur! Ah nggak seru Lo Leondra," gerutu Kevin.

"Sialan, selama ini Jescyka di jadikannya objek sebelum tidur, kalau nggak ada orangnya di dalam habis Lo gue buat, Kevin. Bahaya kalau Jescyka dengar gue belain dia, bisa lebih percaya diri nanti," batin Leondra.

"Kalian sudah puaskan? Iyaudah sana pulang! Ngapain masih disini," ketus Leo.

"Kami mau nginap disini," sahut Habib.

"Apa?" teriak Leondra membulatkan matanya.

Jescyka yang juga mendengarnya hampir menjerit, namun dia berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannya itu. Dia sangat lapar saat ini, dan lagi dia mendengar jika temannya Leondra akan menginap, seperti kena musibah bertubi-tubi yang Jescyka rasakan saat ini.

"Gue laper, ah Leondra Lo bodoh banget sih! Sama gue aja bisa kasar, tinju kek mereka kalau nggak mau pulang! Ya kali gue disini terus sampai besok pagi, bisa mati gue!" gerutu Jescyka.

Perutnya terus berbunyi dan memberontak untuk segera di isi makanan, tapi Jescyka tidak ada pilihan lain kecuali menunggu hingga Leondra membawa mereka keluar dari kamar ini.

"Kenapa Lo terkejut gitu? Gue kan baru balik dari Singapura, emangnya Lo nggak rindu apa?" tanya Habib.

"Dih, najis! Gue masih normal, dan kalian pergi aja sama!"

"Normal? Cewek secantik Kayla aja Lo tolak, minus Lo bukan normal!" sahut Kevin.

Leondra menutupi telinganya dan langsung menendang mereka agar segera keluar, dia tidak ingin jika mereka menginap lagi. Setelah ini mungkin dia akan memikirkan cara agar temannya tidak mengetahui pernikahan dirinya bersama Jescyka.

"Kalian katanya rindukan sama masakan Mama gue? Iyaudah sana makan, habis itu angkat kaki kalian dari sini sebelum gue benar-benar murka," ujar Leondra dengan menekankan suaranya.

"Ayo, Habib. Suasananya sudah beda, gue nggak mau di terkam harimau!" ujar Kevin.

"Harimau?" lirih Leondra, dan dia menatap ke bawah teringat Jescyka menjuluki miliknya dengan harimau.

"Tante, kami di usir nih sama Leondra dalam keadaan lapar!" teriak Habib dan Kevin.

"Kalian lapar? Ayo sini makan, Tante masak banyak nih, Leondra ayo makan sekalian, kalian berduakan belum makan juga!" ajak Elsa.

"Berdua? Maksudnya kami berdua Tante?" tanya Kevin bingung.

"Bukan-"

"Haha, iya maksud Mama gue kalian berduakan belum makan!" Leondra tertawa kecil dan mengedipkan matanya ke arah Mamanya.

"Iyaudah kalian disini aja ya, makan yang baik, setelah itu kalian tahukan apa yang harus kalian lakukan?" tanya Leondra dingin.

Pertanyaan itu membuat Kevin dan Habib merinding, Leondra emang benar-benar bisa mengintimidasi mereka. Mereka langsung menyetujuinya, dan makan dengan lahap.

Leondra balik ke kamar lagi dan menuju Jescyka berada, "Jescyka!"

"Gue lapar! Mereka sudah pergi ya?" tanya Jescyka.

"Belum, mereka lagi makan!"

"Apa? Makan!" Jescyka langsung terduduk lemas dan memegang perutnya yang terus berbunyi.

"Jadi, gue harus apa coba?" tanya Leondra.

"Harus apa? Ya mikirlah, Kak. Istrimu ini kelaparan masa iya Kakak malah ngasih makan orang lain dan biarin istrinya kelaparan!" sungut Jescyka.

"Lucu banget sih," gumam Leondra.

Leondra langsung menggelengkan kepalanya dan menatap tajam ke arah Jescyka, "Rasain, kan gue nggak nyuruh Lo untuk nungguin gue tadikan? Lapar ya, makan nih yang ada disini, tapi jangan harimau gue!"

"Dih, sana-sana. Ntar gue jadi kenyang karena lihat muka Kakak!"

Leondra langsung bangkit dan menutup kembali pintu tersebut, dia berjalan keluar menuju temannya tadi. Dia melihat Kevin dan Habib sudah selesai makan, dan dia langsung menarik tangan mereka berdua agar segera pulang.

"Gue ada urusan, jadi nggak ada waktu untuk ngeladeni ocehan kalian berdua! Sana cari anak baru itu saja dari pada kalian sibuk menceritakannya padaku, membuat telingaku hampir mau meledak!" ketus Leondra.

"Iyaudah deh iya, besok di sekolah gue mau pendekatan sama anak baru itu, doain ya!" ujar Kevin.

"Iya, terserah Lo!"

"Iyaudah kami balik dulu ya!" pamit Habib dan langsung melajukan motor sport mereka.

Leondra menghela nafasnya lega dan menuju ke dapur untuk berbicara dengan Mamanya, "Ma!"

"Iya, kenapa?"

"Kenapa Mama biarin mereka masuk sih? Dan kenapa hampir saja Mama keceplosan tentang Jescyka, kan kami sedang menutupi pernikahan yang kalian buat!" jelas Leondra.

"Oh iya, Mama lupa! Jadi Jescyka sekarang dimana? Kamu sembunyikan dimana? Jangan bilang kamu sembunyikan di bawah tanah!" tanya Elsa panik.

"Leondra sembunyikan di lubang buaya!"

"Leondra," teriak Elsa.

"Mama sih, ceroboh banget!"

"Iyakan Mama lupa, maklumlah punya anak bandel kayak kamu jadinya pikiran Mama ini susah fokus,"

"Leondra nggak bandel, Ma." Leondra langsung meninggalkan Mamanya dan menuju kamar.

"Keluar Lo sekarang, mau mati kelaparan disitu terus?" teriak Leondra.

Jescyka langsung keluar dan melirik ke seluruh kamar, "Aman!" Dia langsung bernafas dengan lega.

Lalu manik matanya menatap ke arah Leondra dengan tajam, "Kenapa emangnya kalau gue mati kelaparan? Kan Lo senang!"

"Ya nggaklah, yang ada gue kenak masalah!"

"Minggir." Jescyka langsung mendorong bahu Leondra dengan kuat, namun malah dia yang hampir terjatuh sedangkan Leondra tidak bergerak sama sekali.

Jescyka membulatkan matanya dan langsung membuang wajahnya ke arah lain lalu meninggalkan lelaki itu sendirian. Leondra ikut berjalan di belakang wanita itu. Kini mereka sama-sama makan di meja makan dengan nikmat.

Malam itu banyak sekali bintang bertebaran di langit untuk menunjukkan betapa indahnya kilauan cahaya mereka, Jescyka menatapnya seakan tidak ingin berkesudahan. Namun, lelaki yang membuatnya kesal itu malah ikut duduk di sebelahnya.

"Gue punya rencana!" ujar Leondra.

"Rencana apa?"

"Kita pindah ke apartemen yang baru gue beli!"

"No, Kakak mau ngapain kita pindah ke apartemen jangan bilang mau aneh-aneh ya!" tuduh Jescyka.

Leondra langsung menyentil kepala Jescyka, "Otak Lo itu yang mesum, pikiran Lo kesana mulu!"

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang