بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ
ෆෆෆ
ෆෆ
ෆ
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
📿📿📿📿📿
Allah akan menguji iman masa mudamu, dengan seseorang yang membuatmu jatuh hati. seolah-olah membawa cinta tapi nyatanya hanya maksiat belaka.
-Arzan Ravindra Asy-Syairazi-
kini dua orang pemuda yang berbeda umur itu sedang bersantai menikmati semilir angin di roof top asrama putra. salah satu dari mereka sedang memikirkan cara agar bisa membujuk sang Abi untuk tidak ngebet mencari pendamping hidupnya.
disebelah pemuda itu terlihat pemuda yang lebih muda darinya begitu fokus mengotak-atik handphone nya. Ya. mereka Arzan dan Alfar
"Kurang pedes kayaknya kata-katanya" gumam Alfar yang tengah fokus pada handphonenya itu
membuat Arzan yang mendengar gumaman itu menoleh "Kata-kata apa?" tanyanya penasaran
Alfar menunjukkan layar ponselnya membuat Arzan membelalakan matanya tak percaya.
Arzan hanya bisa menggelengkan kepala "Silent is gold. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. ( QS.Al-Isra;36 ). Lidah lebih tajam daripada pedang. Artinya, seseorang bisa hidup dalam lembah kenistaan dan kesusahan jika ia tidak mampu menjaga lidahnya" terang Arzan panjang
Arzan segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Alfar yang sedang mencerna perkataannya. ada perasaan sedikit tidak terima di lubuk hatinya atas apa yang Alfar lakukan.
Arzan melajukan mobil civic turbo putih -mobil keduanya itu dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit. Ziya dan Dafri menyuruhnya untuk membantu menampung beberapa barang karena Amara dan Shanea akan ikut pulang ke pondok.
saat sampai di depan ruang VIP itu tak lupa ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam. matanya langsung terfokus pada sosok yang membelakanginya. dan hanya sosok itu yang tidak menjawab salamnya.
Arzan menyalami kedua orang tuanya, tersenyum menunduk kepada orang yang diketahui bernama Shanea itu. dan saat akan mengambil barang di dekat sosok yang masih membelakanginya ia tau apa yang membuat sosok itu melamun dengan ponsel ditangannya.
___________________
part ini sebagian di hapus untuk keamanan penerbitan.
____________________
Amara dan Shanea satu mobil dengan Ziya dan Dafri. sedangkan Arzan bersama barang-barang milik Amara dan Shanea.
setibanya di pondok, Ziya menyuruh Amara dan Shanea untuk masuk terlebih dahulu. dan barang-barang di urusi oleh Arzan dan Dafri.
"Amara kamu tidur disini dulu sampai Shanea pulang ya?" tanya Ziya meminta pendapat
"Eh? ngga tante Amara di asrama aja hehe" ucapnya sambil cengengesan. Amara menggaruk kepalanya yang tak gatal. jujur ia gugup untuk saat ini. mungkin karena Arzan sudah pulang dari Tarim? tanyanya dalam hati
"Kalau gitu Nea juga ikut kakak aja di asrama tan" bela Shanea. ia tau tak seharusnya mereka satu atap dengan lelaki yang tidak memiliki hubungan apapun. apalagi ada Arzan yang masih lajang.
"Ohhh, yaudah kalau gitu. Nanti tante minta siapin kamarnya dulu" putus Ziya. ia tidak bisa memaksa mereka
"Terimakasih tante" ucap -adik kakak itu
Ziya hanya tersenyum sebagai respon dan meminta salah satu ustadzah menyiapkan kamar untuk mereka.
"Adek palingan disini 3 hari aja yaa kaa. Ade juga udah ketinggalan pelajaran pondok. masalah Ayah nanti kabarin kalau sudah siuman" pinta Shanea
"Baiklah" jawab Amara singkat
Tak lama seorang ustadzah yang terlihat lebih tua 7 tahun dari Amara datang menghampirinya. dan mereka memanggilnya ustadzah Maryam. beliau mengajak Amara dan Shanea untuk mengikutinya menuju asrama putri.
"Maaf kalau boleh tanya, namanya siapa?" tanya ustadzah Maryam
"Saya Amara dan ini adik saya Shanea" jawabnya sambil tersenyum hangat
"Ohhh mondok dua-duanya disini?" tanya ustadzah Maryam lagi
"Tidak, hanya saya, adik saya mondok di pondok lama saya" terangnya
"Masyaallah, pernah mondok juga sebelumnya? berapa taun?" tanyanya antusias
Amara terkekeh melihatnya "Alhamdulilah 6 tahun" ucapnya tersenyum
"Iya Alhamdulillah, barang-barang nya mana Amara?" tanya ustadzah Maryam
"Ohhh ituu, katanya nanti dibawain sama anak dari pemilik pondok ini" ucapnya ragu
Ustadzah Maryam seperti tak suka mendengarnya. "Gus Arzan?" tanyanya memastikan
"Emang pemilik pondok ini punya berapa anak?" tanya Amara balik
Ustadzah Maryam tak menanggapinya lagi, hatinya dongkol "Emang siapa sih dia? awas aja berani merebut Gus Arzan dari saya" batinnya geram
assalamualaikum warahmatullah, hello everyone semoga suka yaa sama ceritanya hhi, maaf klo ada kata yang kurang tepat atau typo.
⚠️ jangan baca novel ini ketika waktu beribadah, utamakan membaca Al - Qur'an dan sholawat, take the positive n leave the negative. ⚠️
barakallahu fiikum 💗 💗 💗 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARARZAN [TERBIT]✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT⚠️ "masih adakah rasa itu untukku Ara?" -Alfar "ijinkan saya menjadi penyempurna separuh agamamu Aira" -Arzan "yaa Allah, kenapa begitu sulit pilihan yang Kau beri?" -Amara 23 Agustus 2024