twentieth

213 42 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

ෆෆෆ

ෆෆ

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

📿📿📿📿📿

Jadilah wanita yang tidak bangga dikagumi banyak pria. Tapi banggalah saat cintamu diperjuangkan oleh satu pria yang tidak memperjuangkan banyak wanita.

-Amara Zuhaira Eleanor-

setelah menampilkan sambutan, Arzan duduk kembali ke posisi awal yang dimana telah ada Alfar tepat disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah menampilkan sambutan, Arzan duduk kembali ke posisi awal yang dimana telah ada Alfar tepat disampingnya.

hubungan mereka sedang kurang baik semenjak kejadian di hari itu. bahkan sampai saat ini mereka belum bertegur sapa, Alfar yang gengsi akut dan Arzan yang tidak menyukai basa-basi.

hening. keduanya terlihat fokus pada performance yang ditampilkan oleh santri/wati. namun, berbeda dengan Arzan. ia menatap kosong kearah depan ada banyak pikiran dan pertanyaan yang berputar pada sarang otaknya.

hingga ucapan Amara tertangkap dalam benaknya 'hematophobia' lirihnya. tepat saat Alfar akan beranjak dari duduknya Arzan menahan pergerakkan Alfar membuat Alfar menoleh.

"Ada yang ingin saya tanyakan"

Alfar mengangkat sebelah alisnya dan duduk kembali ke tempat semula. "Katakan!"

"Berapa lama Shanea mengidap hematophobia?"

Alfar diam sejenak lalu berdecak "Lah? Kok tanya saya?! Anda adalah calonnya. Seharusnya anda lebih mengetahuinya ketimban saya!"

Arzan mengontrol emosinya agar tak tersulut. bisa-bisa kacau semuanya "Maka dari itu saya tanya kamu, karena kamu lebih mengenal keluarga Shanea. Saya hanya orang baru disini"

"Mana tau?! Saya bukan cenayang atau penguntit keluarga itu" ucap Alfar masih dengan nada ketus

Arzan benar-benar diuji kesabaran oleh muridnya sekaligus temannya ini. "Kau-"

"Amara menyukai saya dan kini saya menyukainya. Jadi saya hanya memedulikan soal Amara! Tidak seperti dirimu yang akan mengkhitbah adiknya tapi masih menyimpan rasa pada kakanya! Cih" potong Alfar seraya berdecih

saat Arzan akan memberikan bogeman, aksinya terhenti kala suara seorang perempuan mengintonasi ruang aula.

Ya. Amara. semua mata menyorot ke arah gadis itu dengan tatapan kagum. tak disangka selain memiliki paras yang ayu, ia juga memiliki otak yang cerdas, tutur kata yang lembut, sikap yang sopan nan santun, kini suranya yang merdu! menggambarkan betapa sempurnanya gadis itu.

Alfar menatap Amara sendu, ada rasa bersalah dan menyesal dalam hatinya. lain halnya dengan Arzan, dadanya bergemuruh kala tatapan-tatapan Ikhwan yang menatap kagum Amara.

'Sejak kapan ada penampilan sholawat solo? biasanya duet?" batin Arzan

"Masih adakah rasa itu untukku Ara?" gumam Alfar

Arzan menoleh cepat kala mendengar kata-kata yang terlontar dari Alfar. Alfar yang menyadari langsung memberikan senyum manisnya dan mengedipkan mata.

"Jangan marah, karena yang akan kamu miliki adiknya bukan kakaknya" bisik Alfar

BUGHHH

BUGHHH

BUGHHH

emosi Arzan kini tersulut, ia memberikan bogeman keras hingga darah mengalir deras dari hidung Alfar.

Amara yang masih diatas panggung berhenti begitu pun dengan alunan musiknya dan ia melihat semuanya! betapa gilanya Arzan memberikan bogeman keras pada Alfar!

aksi mereka membuat seluruh santri/wati tercengang melihat kearah kedua pria berbeda umur itu. 'Ada apa gerangan?'

staf asatidz melerai keduanya, Alfar di bawa ke poskestren. sedangkan Arzan menolak seseorang untuk menyentuhnya, ia pun tak menyangka akan terjadi hal ini. bodoh! sangat bodoh!

yang seharusnya agenda finish pada pukul 11.00 kini terpaksa di bubarkan tepat pada pukul 09.30. Amara masih mematung di atas panggung tak terasa air matanya jatuh.

entah perasaan kecewa pada Arzan atau sakit ketika melihat sosok yang pernah di kaguminya tak berdaya? tatapan Arzan dan Amara bertemu, tak lama Amara langsung memutuskan eyes contact mereka.

tepat saat Faatina akan menjemput Amara ke atas panggung, Amara turun dan langsung memeluk tubuh Faatina kencang. ada perasaan marah, sakit, kecewa menjadi satu.

Arzan yang melihat gelagat Amara langsung menghampiri keduanya. di ruang aula itu kini hanya diisi oleh mereka.

"Amara-"

"Anda tau? Saya menangis karena apa?" potong Amara beringas.

"Saya-"

"SAYA PERJELAS SEKALI LAGI! SHANEA MENGIDAP HEMATOPHOBIA, DAN IA SEHARUSNYA SUDAH SEMBUH JIKALAU KECELAKAAN ITU TIDAK TERJADI!" teriak Amara emosi

"Ra-"

"Shanea trauma terhadap darah dan dengan mudahnya Anda selalu menciptakan apa yang Shanea takuti!" ucap Amara dengan penuh penekanan.

"Alfar-"

___________________
part ini sebagian di hapus untuk keamanan penerbitan



























































assalamualaikum warahmatullah, hello everyone semoga suka yaa sama ceritanya hhi, maaf klo ada kata yang kurang tepat atau typo.

⚠️ jangan baca novel ini ketika waktu beribadah, utamakan membaca Al - Qur'an dan sholawat, take the positive n leave the negative. ⚠️

barakallahu fiikum 💗 💗 💗 💗

AMARARZAN [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang