¤2

40 5 0
                                    

Dentuman musik yang keras tak mempengaruhi haechan. Lelaki itu dengan tenang menikmati bir digelasnya ditemani seorang wanita penghibur.

Haechan juga tampak tidak terganggu dengan wanita disampingnya yang terus mengusap seduktif dadanya.

Ia meletakkan gelasnya saat merasakan ponselnya bergetar.

Haechan merogoh saku celananya dan membuka pesan yang baru saja masuk.

Aluna : chan kamu kesini gak? Aku mau nitip beliin HVS A4 lima lembar.

Haechan langsung mengetik balasan lalu kembali mengantongi ponselnya.

Gue pulang tengah malam.

•••


Luna menghela nafas sembari melirik jam. Ini sudah pukul 11 malam.

Apa masih ada fotocopy yang buka disaat hampir tengah malam seperti ini?

Mau beli besok tapi tugasnya nanggung. Mau sekalian diselesaikan saja malam ini supaya besok dirinya bisa lebih santai.

Baru hendak beranjak suara pintu apartemennya dibuka membuat luna menolehkan kepala menatap pintu.

Haechan masuk dan kembali mengunci. Ia melangkah mendekat dengan wajah datar lalu meletakkan begitu saja bungkusan plastik yang dibawanya diatas meja pendek dihadapan luna.

Luna segera meraih dan membukanya.

Senyumnya terukir kecil mendapati haechan membawakan pesanan yang ia kira tak akan laki laki itu hiraukan.

"Makasih ya"

Haechan meletakkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam.

Tak ingin mengganggu, luna memilih untuk kembali mengerjakan tugasnya.

Hening selama lima belas menit. Luna masih fokus mengerjakan tugas yang tinggal sedikit lagi.

Sedang haechan menatap gadis didepannya ini kesal. Apa tak ada ungkapan lain selain terima kasih?

Ia merasa terabaikan didalam keheningan itu.

Kakinya menendang pelan kaki meja didepannya. Luna otomatis mengangkat arah pandangnya dari buku menjadi ke haechan.

Melihat raut tak bersahabat haechan ia berinisiatif untuk bertanya.

"Kamu ngantuk? Tidur duluan aja. Aku masih dikit lagi baru kelar"

Demi apa pun. Luna berbicara dengan nada lembut seperti biasanya.

Tapi entah kenapa wajah haechan terlihat semakin kesal. Bahkan laki laki itu mendecak tidak suka.

"Maaf ya aku ngerepotin kamu malam malam"

"Nyadar lo?"

Balasan cepat haechan membuat luna menunduk.

"Gue mau tidur. Buruan"

Haechan langsung beranjak menuju kamar milik luna.

Luna sendiri pun langsung bergegas menyimpuni alat tulisnya dan segera menyimpan buku buku dan tugasnya dibawah meja.

Setelah itu ia berjalan cepat menyusul haechan kedalam kamarnya.

Luna menutup pintu dengan pelan. Haechan melepas jaket kulitnya lalu menarik lepas kaos yang dipakainya juga dan menyampirkan begitu saja diatas kursi belajar luna.

Setelah itu ia menarik tangan luna membawanya keatas kasur. Luna memposisikan diri lebih tinggi dari haechan sedangkan lelaki itu langsung memeluk tubuh luna.

"Kamu gak mau mandi dulu?" Tanya luna basa basi karena merasa tegang dipeluk seperti ini.

"Udah dirumah jaemin" gumamnya asik mengusak wajahnya dipelukan luna.

"Kamu dimana tadi pas aku chat?"

"Club"

Luna mengulum bibirnya kedalam tak lagi bertanya. Merasa gadis yang memeluknya ini tidak bersuara lagi haechan menengadahkan kepalanya.

"Kenapa"

Luna menggeleng sekilas lalu memejamkan mata.

Haechan mengecup bibir luna sebelum kembali memeluk erat kekasihnya.















Ceritanya pendek pendek aja ya.

Jangan lupa follow vote komennya yaa!!

POSSESSIVE BASTARD | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang