¤5

23 4 2
                                    

Luna mengerjapkan pelan matanya yang terlihat membengkak karena menangis kemarin.

Ia mengerutkan keningnya tipis ketika mendapati dirinya yang berbaring sendirian. Namun kebingungannya itu sirna saat suara pintu kamar mandi terbuka.

Haechan keluar dengan tangan menggosok rambutnya menggunakan handuk.

Luna tak bersuara, ia hanya diam memperhatikan pria itu yang tengah mengancingkan kemejanya.

Setelahnya haechan meletakkan handuk dan menuju meja rias luna untuk merapikan rambut sebelum menyemprotkan parfum.

Haechan meletakkan kembali parfumnya dan berbalik menatap luna yang masih baring diatas kasur sambil memperhatikannya.

Kakinya mendekat lalu merangkak menaiki kasur membuat luna memejamkan mata saat haechan mengecup pipinya.

Tangan haechan mengelus lembut kepala luna.

"Gue berangkat duluan. Ada urusan sama anak anak"

Luna tak merespon apa pun ia hanya terus menatap haechan yang kembali mengecup pipinya sebelum bergerak menjauh sembari meraih kunci mobil.

Langkah haechan berhenti didepan pintu kamar. Ia kembali menolehkan sejenak kepalanya kearah luna.

"Gak usah masuk kalo gak enak badan"

Barulah luna merespon pelan.

"Aku masuk aja. Soalnya hari ini kuis"

Haechan mengangguk saja kemudian membuka pintu kamar dan berlalu dari sana.

Setelah kepergian haechan, luna menatap langit langit kamarnya dengan pikiran yang mulai kemana mana.

Namun dengan cepat ia menyadarkan diri dan memilih untuk segera bersiap siap berangkat sebelum terlambat.

***

Luna memperbaiki letak kaca mata beningnya. Ia bukannya minus, hanya ingin menyamarkan matanya yang masih terlihat membengkak.

Bahkan luna juga menggunakan masker untuk menutupi lebam disudut bibirnya.

Matanya melirik sekitar sebelum melepaskan masker diwajahnya.

Luna mengisi meja terpojok kantin untuk makan. Salahkan saja dirinya yang melewatkan sarapan membuat perutnya perih sekarang.

Dengan tenang ia mulai menyendokkan nasi kedalam mulutnya bahkan suara beberapa orang lain yang juga baru masuk kedalam kantin tidak mengganggunya.

Disuapan ketiga tangannya dan mulutnya berhenti bergerak saat telinganya mendengar suara beberapa mahasiswi yang terdengar menyebut nama haechan.

Ia meletakkan sendok dan sedikit menajamkan pendengarannya merasa penasaran apa yang tengah mereka bicarakan.

"Kapan?"

"Tadi pagi. Mana ganteng banget gitu"

"Lo gak liat. Lo aja berangkat siang"

"Iya sih. Tapi kepo gue"

"Tapi gue rada gedek sama si sophia nya"

"Ngapa?"

"Ck. Sok cantik banget! Mana menelin haechan mulu. Padahal haechan udah punya cewek"

"Alah! Lo juga ya"

"Gue gak menelin haechan! Gue cuma fansnya doang gila"

"Tapi kok ceweknya haechan diam aja ya cowoknya dideketin uler?"

"Lo gak tau ceweknya haechan? Anaknya aja gak terlalu bersosial. Lebih ke pendiam gitu"

"Heh gue tau kali si luna. Kenal malah, dulu anaknya gak sependiam sekarang"

"Emang iya? Kenapa sekarang pendiam?"

"Tanya noh sama orangnya! Kepoan banget lo. Udah buru makan, telat mampus"

Luna masih diam dengan posisi membelakangi meja mereka yang berjarak lumayan dari mejanya.

Mendadak nafsu makannya hilang. Padahal baru makan sedikit.

Ia menatap kosong kursi didepannya.

Itu ya yang dibilang ada urusan?










Late up😂 maaf yaa.

Jangan lupa follow vote komennya yaa!!

POSSESSIVE BASTARD | LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang