"Selamat siang"
Luna menutup buku serta menyimpuni alat tulisnya kedalam tas.
Setelahnya luna segera beranjak keluar kelas menyusuri koridor menuju perpustakaan.
Matanya menatap sekitar yang masih lumayan ramai karena sepertinya masih banyak juga yang belum pulang.
Tinggal 100 meter lagi luna sampai didepan perpustakaan namun kakinya terhenti saat merasa ada yang memanggilnya.
"Heh"
Luna berbalik dengan alis terangkat seakan bertanya "aku?".
Seorang pentolan mahasiswi hukum yang entah datang dari mana bisa sampai di fakultas kedokteran.
Wajah cantik kebule buleannya tentu tidak asing lagi dimata luna.
Ia berjalan anggun mendekat kearah luna.
Dihampiri salah satu pentolan kampus bukan keinginan luna tentu saja.
Rasa minder dan tidak percaya diri jelas sangat dirasakannya. Mau dilihat dari sudut mana pun jelas luna tak ada apa apanya dibandingkan wanita cantik ini.
Hanya satu yang membuat luna tidak, dan sangat tidak, ingin bertemu wanita didepannya ini.
"Lo luna kan?"
Wanita yang selalu disebut sebut bersama haechan.
Luna tersenyum tipis berusaha merespon sebaik mungkin.
"Iya"
Wanita itu tersenyum anggun dengan mata menyusuri luna dari atas sampai bawah.
"Muka lo manis juga-"
Luna mempertahankan wajah ramahnya.
"Tapi sayang, norak"
Luna mencengkram tali tasnya dengan erat. Walau senyum masih terukir diwajahnya.
"Makasih" luna berucap pelan.
"Lo tau gue? Kenalin sophia"
gak nanya.
"Gue tau kok"
Sophia tersenyum angkuh dengan sebelah tangan memainkan rambut coklatnya.
"Ya iyalah. Gak mungkin gak ada yang gak kenal gue"
Luna merundukkan kepalanya terkekeh geli tanpa suara.
"Btw. Katanya lo pacarnya haechan gue?"
Luna mengangkat kepalanya menatap datar sophia.
"Kenapa? Ada yang ganggu lo?" Tanya luna dengan suara dibuat santai.
Sophia berdecih.
"Iya. Lo tau gue siapanya haechan?"
Luna diam tak menjawab. Sophia mendekat selangkah kehadapan luna.
"Orang yang yang selalu diprioritasin haechan dari apa pun. Orang yang udah sama haechan hampir separuh hidupnya. Dan gue... orang yang selalu didatangin cowok lo buat melepas gairah" sophia melirihkan kalimat terakhir namun penuh penekanan.
Jantung luna berdetak cepat bahkan otaknya sudah berputar wajah haechan disana.
Tanpa disadari tangan luna bergetar menggenggam erat tali tasnya dan yang sebelah mengepal kuat.
Sophia menjauhkan sedikit kepalanya yang tadi sengaja berbicara pelan didekat luna.
Wanita itu tersenyum angkuh saat menyadari luna yang tampak tertekan.
Sophia menyilangkan kedua tangannya didepan menatap remeh luna.
"Gue kasian sama lo. Lo pacarnya tapi lo bagian apesnya. Sedangkan gue selalu bagian nikmatnya" smirk sophia.
Luna mengetatkan rahang menahan diri agar tidak meledak.
"Denger ya luna. Gue cuma mau ingetin, gue gak suka lo pacaran sama milik gue. Gue minta baik baik sama lo buat pergi dari hidup haechan dan pergi yang jauh dari sini"
Sophia menatap serius luna yang masih tak bergeming menatapnya diam.
"Oh! Sama satu lagi. Lo langsung pulang aja, soalnya haechan gue culik malam ini. Jangan sedih deh, gue masih baik minjemin dia buat ketemu sama lo besok"
Setelah mengucapkan itu sophia menepuk pelan pundak luna dan berbalik meninggalkan luna yang merasa langit sedang runtuh menimpanya.
Air mata yang mati matian ditahannya sudah berlomba lomba untuk membasahi kedua pipinya.
"Sialan!" Desis luna saat merasakan sesak didadanya.
Harusnya ia tidak mudah terprovokasi. Tapi... kalau semua memang jelas, apa ia harus berpura pura buta?
Aluna. Kalian bisa bayangin siapa pun ya. Cuma aku memang mematokkan luna berambut pendek.
Haechan. Si bintang utamanya nih.Jangan lupa follow vote komennya yaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE BASTARD | LEE HAECHAN
Fiksi Penggemar"Jadi pacar gue" "Hah??" "Jangan berani dekat sama cowok lain. Gue gak suka" Tatapan tajam haechan masih terus memandangi dalam netra gadis didepannya. "W-wait! Gue belum jawab apa pun pertanyaan lo" protesnya. "Gue gak lagi nanya. Yang gue bilang...