YOU'RE THE SIN [NOREN]

2K 70 20
                                    

sedang mencoba gaya penulisan baru. harap maklum. jeno maafin aku ya🙏

.

.

.

⚠️ : cheating ; boypussy!rj ; older!jeno ; ooc!narahee ; agegap 13 tahun ; open ending karena penulis mager bikin drama ; resiko tanggung sendiri ; jangan ditiru ; hanya fiksi ; bahasa non baku ; ntar ditambahin kalau inget

.

.

.

Papa
Mami kamu lagi keluar, kamu dimana

Selalu begitu, entah sudah berapa kali Renjun didoktrin sang Papa agar tidak membocorkan kelakuan bejatnya ke siapapun, termasuk melapor ke ibunya seorang. Lelaki rambut pirang itu sontak mengunci layar ponsel setelah melihat pesan terpampang. Tunggu beberapa menit dia tak membalas, pasti ada aja ancaman.

Papa
Lee Renjun cepat pulang

Renjun memutar mata malas. Nama dia itu mau sampai kapanpun tetap Na, bukan Lee sesuai keputusan pengadilan 12 tahun lalu. Dia masih simpan salinannya ngomong-ngomong bila Jeno mau lihat. Belum tergerak membalas, ia setia bergeming memandang laptop yang menyala.

Nada dering membuncah mengakibatkan ia gesit mengangkat tanpa menengok siapa yang menelepon. Hembusan napas kasar tertangkap indra pendengaran sesudah ia menyapa.

"Kamu dimana."

"Nugas Pa, di kafe."

"Pulang sekarang, Papa butuh sesuatu."

Renjun menghela napas, "Aku lagi nugas, Pa. Belum selesai."

"Kamu mau Papa hukum lagi kayak minggu lalu? Memek kamu mau Papa masukin mainan lagi, hm? Nurut sama Papa sekarang, Papa tunggu di kamar."

Lama kelamaan Renjun gila gara-gara diperlakukan macam binatang oleh ayah tirinya yang tidak kalah gila. Daripada ia menemukan organ intimnya dipenuhi telur-telur silikon tidak jelas, lebih baik dia mengalah dan menemui orang sakit jiwa di rumah sekarang juga. Peralatan kuliah seperti laptop dan tablet kesayangan dibereskan ke tas masing-masing lalu cabut pulang sebelum Rahee balik.

Sesampai di rumah, hunian itu nampak kosong. Joel mungkin ikut Mami makanya Jeno kayak orang kebakaran jenggot dalam memanfaatkan situasi. Dengan hati yang sudah tercabik-cabik saking lelah menghadapi pribadi freak, Renjun tiba di kamar dan tidak terkejut sama sekali melihat Papanya sudah telanjang di atas kasur sendiri.

Jeno tersenyum remeh, "Anak baik. Sini tunggangin Papa dulu."

Dasar iblis. Renjun menyesal menganggap setan ini sebagai ayahnya, yang kemarin memohon-mohon pada Rahee untuk menerima ajakan pernikahan meski gadis itu mengatakan ia sudah punya anak. Yang kemarin-kemarin mencurahkan kasih sayang dengan cara dia sendiri, bahkan melengkapi keharmonisan keluarga yang Renjun inginkan sejak dia lahir.

Namun laki-laki di kasurnya saat ini tidak mencerminkan sikap dia di awal pernikahan. Malah semakin menjadi-jadi, semakin pemarah bila tidak dituruti, semakin ganas bila Renjun melawan. Pemuda itu tidak meruntuhkan ekspresi malas, membuka satu persatu pakaian dengan niat hati ayo kita lakukan secepat mungkin. Usai sama-sama polos, Renjun memalingkan wajah karena ditatap penuh nafsu sama Jeno.

Jijik. Rahee benar-benar harus menangkap basah perbuatan maksiat suaminya sendiri karena Renjun selalu diulti jika berani bersuara sekecil apapun.

Renjun menumpu lutut di sisi kepala Jeno seraya berpegangan di kepala ranjang. Lelaki rambut hitam membuai kewanitaannya terlebih dahulu biar basah dan enak dicelup. Sebisa mungkin si Cantik tidak mendesah, walau kecupan dan kecipak lidah di liang berhasil membuat pinggulnya gemetar.

DREAMIS ONESHOT🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang