Us [Jaeho]

15

Sumpah. Jinara kini ada di balik badan kakak laki-lakinya. Jinara enggak tau kenapa sekarang waktu yang gak tepat ini dia enggak bisa pergi dari sini.

Di depannya dengan jarak beberapa meter ada Jeffan yang berdiri dan ngobrol dengan beberapa orang yang Jirani taunya temen temen kakaknya juga.

Pulang kerja. Jinara di ajak sang kakak buat ikut ke acara amal. Karena denger mereka lagi ngumpulin dana buat masyarakat kurang mampu untuk nanti di bantu. Jinara bener enggak tau kalo di sini juga ada Jeffan yang jadi panitianya.

"Lu. Tadi bilang belum makan. Sana pesen"Ucap sang kakak nunjuk ke salah satu stand nasi liwet yang memang baunya semerbak menggoda. Dengan rempah-rempah yang jadi satu. Jinara udah bisa ngebayangin sentuhan rasanya.

Jinara liat ke arah stand dan geleng kepala."Nanti"Ucapnya berasalan. Padahal perutnya udah minta di isi.

Sang mama yang satu kantor dengan Jinara kini lebih milih pulang kerumah. Karena ada tamu yang nanti bakalan berkunjung. Temen mama sendiri waktu sekolah.

"Yaudah. Lu mau masih ikut gua. Gua mau ke arah temen gua yang di sana"Tunjuk Jino ke arah seberang. Lumayan jauh dari mereka. Jinara di buat mikir lagi.

Mending dia makan di stand nasi liwet dari pada ikut kakaknya jalan-jalan keliling gak tau mana tempat yang mau di tuju. Dari tadi pindah mulu.

"Yaudah. Gua mau makan aja"Ucap Jina jalan putar balik. Biar dia jalan dari arah belakang tenda aja. Jinara enggak mau kehadiranya di ketahui Jeffan.

Lima menit aman. Jina makan dengan khidmat dan dia masih bisa denger pembicaraan orang-orang yang berdiri belakangnya ini. Jina bener-bener ngebelakangi Jeffan dan orang-orang yang ada di deket sana.

"Iya. Buat masalah dana nanti kita bicarain lagi"

Kata terakhir itu yang di denger jinara dan setelahnya dia enggak denger apa apa lagi. Jina yang duduk dipojok tenda ini masa bodoh. Dan lanjut makan nasi yang kini sisa lumayan banyak. Jina bener-bener nikmatin apa yang di makannya sekarang.

Samping yang kosong ini perlahan ada yang nempatin. Jina lirik dengan ekor matanya dan perhalan narik sedikit piring yang ada di depannya ke arah kanan. Agak sedikit ngebelakangin.

Kenapa harus duduk di sini sih?

"Rame bu. Sampe tempat aja banyak isinya"

Jinara cuma denger dan masih tetap lanjut makan. Dan bisa denger jawaban si ibu yang ada di depan mereka.

"Iya haha. Kaget juga, ternyata rame yang datang nak. Oh iya, dek mau pesen minum apa, dari tadi adek belum pesen minum"

Jinara yang lagi ngunyah mendadak diam. tangannya terangkat buat tutupin mukanya sebelah dan berucap pelan.

"Air putih aja bu"Ucap Jinara kecil. Dan untungnya masih bisa di denger.

"Ohh ok dek. Nak Jeffan mau makan juga?"

Jeffan yang kini merhatiin perempuan yang ada di kanannya noleh sebentar ke ibu depan dan angguki kepalanya.

Kok Jeffan enggak asing yah sama suara barusan?

"Tunggu yah. Disiapin dulu"Ucap ibunya dan kini mereka sibuk masing masing. Jina masih bertahan dengan tangan kiri yang tutup sebelah wajahnya.

"Mbak di sini panitia acara juga?"

Jeffan nanya. Jinara diam sebentar. Aduhh bingung banget mau jawab apa. Apa dia langsung kabur aja yah?

"Mbak?"Tanya Jeffan lagi. Soalnya kalo misalnya sesama panitia jeffan bisa ajak ngobrol kan enak. Kalo misal ada yang mau di bicarain.