2

70 10 0
                                    

Jinara berdiri di belakang sang kakak. Kini yayasan yang mereka datangi lagi ada perlombaan anak anak.

Sebenarnya mereka bisa langsung pulang, tapi ajaran orang tua mereka enggak ngajarin hal kaya gitu. Mereka memang tamu, tapi tamu yang ada alasan ke tempat itu dan memang ada niat baik dan juga nikmati acaranya. Sebagai tamu memang harus sopan santun terhadap tuan rumah.

"Mereka semua bahagia yah tawanya"Ucap Jina yang kini senyum di balik maskernya.

"Iya, kaya gak ada beban"Ucap sang kakak.

Acara yang di adain di salah satu yayasan itu berlangsung cukup lama dengan sesekali Jina di ajak bercengkrama oleh anak anak panti.

"Kakak cantik"Ucap salah satunya datang, dan dengan gamblang dia ulurin tangannya ke Jina.

Jina awalnya bingung tapi tangannya perlahan terima uluran tangan anak laki laki berusia 5 tahun ini.

Perlahan Jina di ajak keliling dengan anak anak lain yang ada di kiri kanan Jina.

"Kak. Aku mau ngenalin kakak ke adik adik yang baru datang"Ucapnya. Jina senyum dan angguki kepalanya. Setelah dia kasih jawaban, perlahan kaki Jina di ajak melangkah ke sebuah ruangan.

"Ayo kak masuk"Ucapnya.

Perlahan tangan Jina bergerak untuk dorong pintu itu dan yang pertama dia liat ada beberapa anak bayi yang ada di dalam keranjang bayi. Salah satunya nangis, Jina ngedeket dan liat ke penjuru ruangan. Gak ada suster yang jaga di sini. Kayanya lagi keluar sebentar karna emang rata rata anak bayi di dalam ruangan ini tidur.

Tangan Jina terulur angkat bayi yang nangis dan perlahan tepukan pelan tangannya nepuk bayi yang ada di gendongannya untuk diam.

"Cantik"Gumam Jina ke sosok bayi perempuan yang ada di gendongannya.

"Belinda"

"Ya?"

Jina liat ke anak laki laki yang tadi bawa dia kesini.

"Namanya Belinda"Ucapnya mainin kaki bayi yang ada di gendongan Jina.

Ahhh Belinda. Namanya Cantik.

"Jinaaaa"

Jina noleh ke arah pintu. Dengan pelan dia turunin bayi yang ada di gendongannya dan kini dia ngedeket ke arah pintu. Di koridor ada sang kakak yang lagi celingukan.

"Kenapa?"Tanya Jina, dia keluar dan ajak anak laki laki yang tadi ada sama dia.

"Oh bener ternyata yang di bilang anak anak. Mau pulang belom?"Tanya Jino ngedeket dan kini posisinya berubah jongkok nyamain tinggi badannya dengan anak laki laki yang ada di samping Jina.

"Oh Yaudah kalo gitu. Ayo"Ucap Jina. Jino nganguk dan kini gandeng anak laki laki yang ada di deketnya.

"Kata kepala panti tadi. Anak donatur yang biasa bantu panti mau datang, tapi agak sorean, soalnya dia ada acara. Lu mau nunggu atau kita pulang. Biar bisa ngomong untuk kerja sama juga"Ucap Jino.

Jina lirik jam tangannya. Udah 3 jam mereka di sini.

"Pulang aja lah. Soalnya tadi Briana bilang dia mau kerumah?"Ucap Jina. Jino ngangguk paham.

"Yaudah kalo gitu, lu pamit sama mereka, gua mau ke dalam dulu"Tunjuk Jino ke anak anak yang lagi main di taman.

Jina ngangguk dan kini tangan bocah laki laki yang tadi di gandeng kakaknya sekarang pindah ke dia.

Jina duduk sebentar dan bagi bagi permen terus dia ngomong. "Kakak pamit pulang dulu yah. Nanti kakak kesini lagi buat main sama kalian, nama kamu siapa?"Tanya Jina ke anak laki laki yang dari tadi nemenin dia.

"Yusuf"Ucapnya.

"Yusuf makasih yah udah nemenin kakak. Titip salam buat Belinda yah"Ucap Jina ngelus surai anak laki laki tampan yang ada di depannya.

"Iya kak. Makasih mau main sama kita"Ucapnya yang kini perlakuannya bikin Jina kaget dan setelahnya Jina ketawa sama tingkah Yusuf yang peluk dia sekarang.

🍃🍃🍃

Jeffan kumpul dengan anak kelasnya di salah satu meja.

"Nih undangan"

Jeffan ketawa nerima undangan dari salah satu sohib sekolahnya.

"Kira gua lu masih mau main. Ternyata sekarang mau ngejalanin ibadah paling panjang"Ucap Jeffan angkat undangan yang kini ada di tangannya.

"Iya. Soalnya di tanya mulu kapan kawin, nih sekarang gua kawinin sih Mikaila"Ucap Mikael songong.

"Kapan nih acaranya?"Tanya Eroz liat tanggal dan waktu yang tertera di belakang undangan.

"Sebulan lagi ternyata"Ucap Eroz yang di angguki Mikael.

"Iya. Calon penganten nih guanya"Ucap Mikael yang nepuk nepuk satu undangan di tangannya.

"Itu punya siapa yang lu pegang?"Tanya Jeffan nunjuk ke tangan Mikael.

"Punya Jinara, mau gua titipin, tapi ke siapa yah?"Ucapnya sekarang raut mukanya bingung.

"Briana tuh"Ucap Lana nunjuk ke Briana yang ada di seberang mereka.

Mikael noleh ke kirinya dan dia ngangguk. Setuju sama usulan Lana buat nitipin punya Jinara ke Briana.

Jeffan noleh ke Eroz dan ngdehem pelan.

"Er. Sumpah gua lupa sama Jinara, Jinara itu yang mana?"Bisik Jeffan.

Eroz noleh ke Jeffan kaget. Lho masa sih Jeffan lupa sama Jinara. Yah tau sih mereka dari kelas 10 sampe kelas 12 anaknya gak terlalu akrab. Tapi kan temen sekelas lho ini masa Jeffan lupa. Padahal hari kelulusan waktu itu Jeffan ngajak Jinara ngobrol berdua, tanpa ada yang tau apa yang mereka bahas.

"Yang ini"Eroz ngeluarin benda pipih itu dan kasih tunjuk foto yang salah satunya asing di mata Jeffan.

"Ini Tiga tahun lalu. Waktu acara nikahan kakaknya Cellia. Lu gak ada di sini, karna waktu itu lu bilang ada acara lain kalo gak salah"Jelas Eroz "Ini Jinara"Tunjuk Eroz ke salah satu perempuan yang ada di dalam foto dengan gaun abu selutut.

Jeffan ambil ponsel Eroz dan dia amati. Bayang bayang masa lalu jaman sekolah berputar di ingatan Jeffan.

"Oh yang waktu itu di kejar bu Hima gara gara ketahuan ke kantin jam belajar yah?"Ucap Jeffan liat Eroz. Nunggu jawaban apa dugaanya benar.

"Iya, Jendra temenya dihukum"Jawab Eroz mau ambil lagi ponselnya. Tapi di Halau sama Jeffan. Karna Jeffan masih penasaran.

"Cantik yah. Kok gua bisa lupa sih sama dia?"Dengus Jeffan yang masih lamat liat ke foto di ponselnya Eroz. Bahkan sekarang Di Zoom buat dia liat lebih lamat lagi.

"Yah mangkanya itu yang bikin gua kaget. Seakan lu emang gak mau ingat Jinara, sampe sampe sama Jinara temen sekelas aja lupa"Dengus Eroz ambil ponselnya dan dia simpan.

"Sekarang dia kerjanya apa?"Tanya Jeffan.

"Gak tau gua, tapi kadangan gua liat dia ada di acara bantu bantu gitulho."Ucap Eroz.

"Oh, btw jam berapa? Gua ada agenda lagi ini"Ucap Jeffan lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Dih kek sibuk banget lu bjir"Ucap Eroz yang malah di sahut tawa doang sama Jeffan.

"Biasanya mama sih yang datang, tapi hari ini mama gak bisa. Jadi gua disuruh sebentar ke sana gak enak gak datang. Soalnya udah lama juga jalin hubungan"

"Yaudah hati hati kalo kaya gitu"Ucap Eroz, tapi Jeffan masih juga duduk di sana. Sebentar lagi perginya. Soalnya kapan lagi bisa kumpul kaya gini kalo gak reunian atau yah ada temennya yang nikah.

TBC!!!

Us  [Jaeho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang