Maaf

63 3 0
                                    

"Oh, kabarmu sehat Jeongie sayang?"

Jeongyeon menatapnya tanpa ekspresi

"Apa mau lo sekarang Aina?"

Aina hanya tersenyum tanpa mengidahkan perkataan Jeongyeon barusan

"Lo mau-"

"Ini jusnya nona cantik, silahkan diminum"

Ucapan Jeongyeon terpotong oleh sang kakak yang tiba tiba datang menyimpan segelas penuh jus strawberry dihadapan Aina

"Terima kasih kak"balas Aina sambil tersenyum manis

Kakak Jeongyeon mengangguk mengerti "Kalo gitu abang pergi dulu ya, ada urusan" katanya buru buru mengambil jaket disofa sebelah Aina lalu melangkah cepat keluar rumah

"Semua udah selesai"

Kata Aina mengambil gelas jus, menatapi jus berasa strawberry itu sambil terkekeh pelan, ia segera saja meminumnya dua tegukan

"Asam.."celetuk Aina

Jeongyeon berdiri, mendekati Aina yang baru saja menyimpan gelasnya kembali kemeja, berdiri tepat dihadapan wanita itu yang kini menyandarkan punggungnya kesofa.

"Lo serius sama yang lo bilang barusan?" Tanya Jeongyeon dengan nada datarnya

Aina mengangguk, melihat itu Jeongyeon mengertakan giginya

"Heght..?"

Tangan kanan besar Jeongyeon yang tiba tiba memegang dagu Aina membuat wanita itu sedikit kaget, kedua tangannya dengan cepat memegangi pergelangan tangan kanan Jeongyeon berusaha melepaskan dari dagunya karena terasa sedikit sakit.

"Apha yhahg mhau lho-"

"Lo .. keterlaluan!"

Tangan kiri Jeongyeon mengangkat seketika, Aina sontak menutup matanya, terlalu lemah untuk kabur dari cengkraman Jeongyeon

2 detik

4 detik

5 detik

Tidak terjadi apa apa, Aina membuka sedikit mata kanannya lalu segera membuka kedua matanya menatap bingung pada Jeongyeon yang sudah menurunkan kedua tangan dengan wajah menunduk.

"Gajadi namparnya?" Tanya Aina dengan nada bingung

"Ga guna juga gue nampar lo sekarang" Aina menaikan sebelah alisnya "Harusnya gue yang ditampar"katanya langsung duduk disebelah Aina

"Hm.." Aina berdehem pelan "..Kalo gitumah, gue juga sama Je. Mungkin sekarang Dahyun sama Sana lagi 'enak enakan', plus Mina sama Chaeyoung bakal balikan, ditambah Jihyo juga pernah gue kasih obat perangsang, terus banyak lagi deh"katanya mengakui semua yang telah ia perbuat

Aina melirik Jeongyeon, penasaran apakah anak itu akan marah atau tidak. Dalam kasus biasanya, Jeongyeon akan marah jika mendengar hal itu, namun karena Jeongyeon merasa itu semua juga karnanya sendiri, dia tidak marah atau emosi, justru ia malah menghela nafas pelan.

"Lo gak marah?"

"Tck, jelas gue marah lah. Pengen banget gue siksa lo!"kata Jeongyeon mengusak rambutnya kasar "Tapi gue sadar, itu lo lakuin juga gara gara gue, kan? "Katanya dengan pelan

Aina terkekeh "Astaga Je, kok lo jadi lemah lembut gini sih? Bisa nahan emosi lagi, ajaran siapa hah?" Katanya menepuk pundak pria itu keras

"Oi!"

"Tapi serius, kok lo bisa jadi sekalem ini? Jeongyeon yang gue kenal itu emosian dan gampang banget dipancing, ini? Malah jadi positif thinkingan ah!"kata Aina kecewa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang