12. Usaha Hagan

910 105 13
                                    

Hagan mematut dirinya di cermin, penampilan siap untuk menjenguk Nawasena yang masih harus menginap di rumah sakit.

Hagan turun kelantai bawah, “Bi, bekal buat Sena udah siap?”

“Sudah tuan muda”

Hagan menatap beberapa lauk-pauk dan juga buah-buahan.

“Stroberi nya di ganti sama buah peach ya bi, Sena gak suka stroberi”

Setelah semua sudah siap Hagan membawa paperback itu dan mengendarai mobilnya untuk menuju ke rumah sakit tempat Nawasena dirawat.

Setibanya di rumah sakit Hagan langsung menuju ruang rawat Nawasena.

“Siang Na”

Nawasena hanya melirik sekilas sebelum kembali menatap layar tv yang menyiarkan drakor.

“Makan dulu ya?”

Hagan mempersiapkan semuanya “Aku mau pulang” Hagan menatap Nawasena yang bahkan tidak menatapnya.

“Iya, besok udah boleh pulang kalau semuanya baik”

“Aku mau sekarang”

“Na-”

“Aku mau pulang”

Hagan menghela mendengar nada lirih Nawasena. Anak itu sedang dalam kondisi buruk, sulit untuk membujuknya sekarang apalagi dengan keadaan mereka yang rumit.

“Iya, nanti gue ngomong sama dokter Aira. Lo makan dulu. Gue bawain masakan bibi, katanya Lo suka ayam kecap kan?”

“Jangan kayak gini”

Hagan menghentikan kegiatannya yang sedang menyiapkan makan untuk Nawasena terhenti seketika.

“Aku gak mau berharap lagi Hagan”

“Aku udah gak mau di buang lagi”

Hagan termenung, makanan Nawasena yang sudah siap Hagan berikan dengan senyum tipis yang cukup di paksakan.

“Maaf, gue gak ada maksud buat gitu. Gue pikir, mungkin lo emang butuh kembali ke rumah lo, jauh dari orang kayak gue Na”

“Tapi, gue salah ya Na? Lo malah merasa di buang, padahal nggak. Gue cuma gak mau lo tambah benci sama gue”

Hagan mengusap pucuk kepala Nawasena pelan “Kalo lo ngerasa gak nyaman gue biar keluar aja. Habisin makanannya oke? Sekalian gue juga mau ngomong sama dokter Aira”

Hagan melangkah keluar, Nawasena termenung dengan kotak makan yang sudah ada di pangkuannya.

“Aku gak bisa bohong, aku masih sayang kamu Hagan. Tapi rasanya sakit banget, aku juga minta maaf”

Bila bisa, Nawasena ingin ungkap kan semuanya. Namun, ketakutan itu seolah menjadi tembok penghalang yang membuat Nawasena kesulitan.













“Kali ini apalagi?”

Aira memandang keponakannya “Sena bisa aku raih kembali gak ya Aunty?

Kini Aira tau permasalahan Hagan “Biasanya juga kamu selalu percaya diri. Kenapa sekarang pesimis gini?”

Hagan terkekeh kecil “Aku nggak tau, rasanya sulit. Mungkin kebiasaan liat dia nurut sama aku. Dipikir-pikir, aku jadi makin ngerasa gak pantes buat Sena”

Aunty liat sendiri, gimana kuat nya dia, baik nya, sifat penyayang nya. Dia sesempurna itu”

“Emang manusia kayak aku masih pantas bersanding sama Sena?”

Hagan menunduk, memainkan jemarinya. Lengan yang dulu sering sekali menyakiti Nawasena.

“Hagan--”

tok tok tok

Perkataan Aira terpotong karena ketukan pintu di ruangannya.

“Masuk”

Seorang perawat membungkuk singkat “Maaf mengganggu waktu nya dok. Namun pasien atas nama Nawasena mencari tuan Hagan”

Hagan sempat tersentak, sebelum bangkit dan langsung pamit dari sana.

Menghampiri ruang rawat Nawasena “Aku bosen, mau keluar”

Hagan membantu memegangi infus milik Nawasena.  “Mau ke taman?”

“Kemanapun”

Tersenyum kecil, Nawasena masih marah. Hagan tidak banyak berbicara. Tidak mau mengganggu mood si manis yang nampak sudah sedikit membaik.

Mereka berdua akhirnya pergi ketaman. Duduk di bangku taman dengan pemandangan orang-orang yang hilir mudik, menjaga sanak saudara mereka yang tengah sakit.

“Hagan”

“Eum?”

Lelaki itu memusatkan perhatiannya pada si manis. Lengannya naik untuk menyelipkan anak rambut Nawasena yang sudah memanjang.

“Berhenti ya”

“Maksudnya?” Hagan sepenuhnya membalikan diri ke arah Nawasena.

“Aku mau kamu berhenti, jangan mencoba buat deketin aku lagi. Aku udah maafin kamu, jauh sebelum kamu menyesal atas apa yang kamu perbuat. Jadi aku mau kamu stop, jangan ribetin diri kamu lagi. Aku mau, kita hidup masing-masing. Menganggap kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya”

Hagan terpaku.

“Tapi--”

“Udah ya? Dari pada mikirin aku, lebih baik kamu mulai menata hidup kamu--”

“Aku, hanya ingin tenang Hagan”
















tbc

maaf atas keleletan dalam up yaa heheee

aku teh menii sibuk pisan tau guysss

Love for you || HyucknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang