14. Baikan

419 73 11
                                    

Nawasena menatap Cio yang ada di depannya dengan canggung, Cio masih sibuk dengan bukunya. Tak menoleh sedikit pun pada Nawasena.

“Cio” Nawasena berucap pelan, istirahat kedua jadi kelas kosong. Hal ini membuat Nawasena lebih leluasa buat ngobrol sama sahabat nya.

“Apa?”

Cio tidak pernah berbicara sedingin itu padanya, tapi kali ini “Aku mau minta maaf dan jelasin semuanya sama kamu”

“Duduk”

Nawasena tak dapat menutupi senyum nya, dia duduk di samping sang sahabat.

“Sebelumnya aku minta maaf sama kamu ya Cio, alasan aku ngilang karena aku tinggal di luar negri sama keluarga dari pihak Mama, aku gak sempet ngabarin kamu karena buru-buru. Ponsel aku juga ketinggalan di rumah, karena setelah pemakaman nenek aku langsung pergi bahkan ga sempet ganti baju dulu. Aku juga gak inget no kamu, di sana aku kesepian karena engga di kasih ponsel. Aku gak tahan tinggal disana sampai akhirnya aku mutusin buat pergi, mereka nahan aku tapi aku ngancem buat bund*r sampai akhirnya aku di izinin buat balik dan Om aku buat keterangan palsu itu supaya bisa di terima pihak sekolah”

Dalam hati Nawasena ucapkan beribu maaf untuk Cio, karena tidak mungkin untuk dia jujur. Urusannya bisa runyam.

“Kamu tau mereka jahat kenapa masih ikut?” Pasalnya Cio tahu permasalahan keluarga Nawasena bahkan sampai hal terkecil.

“Aku fikir mereka bakal berubah”

Biarlah, sudah terlanjur basah Nawasena akan nyebur sekalian. Lagi pun sudah tidak ada kontak dengan keluarga sang Mama jadi dia aman buat bohong dengan bawa-bawa nama keluarga Mama nya.

“Berhenti bersikap terlalu baik Sen” Cia pun membawa sang sahabat pada pelukannya.

“Aku juga minta maaf karena gak ada di sana dan nemenin kamu, makasih udah bertahan sampai kita bisa bertemu lagi”

Tumpah sudah.

Nawasena menangis di pelukan sahabat nya “Sepi ba-banget Cio...”

Cio mengelus punggung Nawasena, membiarkan sahabatnya itu menangis, menumpahkan bebannya selama ini.

_________

Hagan sudah nangkring anteng di atas motor sport nya.

“Kamu ngapain?”

Hagan tersenyum melihat Nawasena, sampai akhirnya wajahnya berubah datar saat melihat lelaki disamping si cantik nya itu.

Cemburu dia.

“Jemput lo atuh cantik”

Hagan meraih lengan kecil Nawasena “Ayo pulang”

“Aku mau main ih sama Cio”

Hagan mengusap keringat di kening Nawasena “Besok aja mainnya”

“Tapi kan--”

“Pulang aja Na, kasian pacar kamu udah jemput”

“Iih dia bu--”

“Tuh temen kamu aja paham, udah ayo” Hagan merangkul bahu Nawasena.

“Cio....”

“Kayak anak kecil ah, udah sana pulang. Main masih bisa besok”

Nawasena cemberut, dengan kasar naik ke boncengan Hagan “Selow dong yang”

Plak!

Hagan meringis, untung sekarang dia udah tobat. Coba kalau belum, abis Nawasena.

“Cio aku duluan, besok main ya”

“Iya sanaa”

“Dadahh~” Meski dengan wajah cemberut Nawasena tetap melambai pada Cio yang di balas kekehan dari lelaki itu.

“Jangan kesel gitu, jajan mau?”

“Mau pulang”

“Oke jajan”

“Ck!”

Hagan terkekeh, gemes banget dah.

Tibalah mereka di pedagang kaki lima, banyak jenis makanan disana. Nawasena yang tadinya cemberut sudah berbinar melihat berbagai macam makanan.

“Mau rujak!!”

“Ngidam yang?”

Dan injakan manis Hagan terima di kakinya, dia sibuk meringis sedang Nawasena sudah menjelajah makanan disana.

“Untung gue cinta sama lo Na”

Hagan pun menyusul Nawasena, membayar semua jajanan yang di beli oleh Nawasena.

“Udah puas?”

Nawasena mengangguk singkat, begitu banyak kantong kresek di tangannya. Semua yang Nawasena lihat dia beli.

Untung Hagan kaya raya.

“Pulang?”

“Iyalah, masa mau nginep” Nawasena melengos pergi, Hagan melongo disana.

“Tu anak napa jadi gitu ya?”

Hagan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal “BURUAN IIH, AKU TINGGAL NIH!!”

Hagan pun berlari mendekati Nawasena “Lah kan yang bawa motor gua?”

“Lama banget kayak siput, panas tau, badan aku udah lengket mau mandi”

“Astaga, iya gemes sorry ya. Ayo kita pulang, yuk naik cantik”

Dengan ogah-ogahan Nawasena naik ke atas motor Hagan.

“Panas banget”

“Iya besok gue jemput pake mobil”

Hagan udah siapin kuping buat dengerin keluhan Nawasena di sepanjang jalan.








tbc

plis jangan nanya ak kemana aja, karena ak begitu sibuk gaess

sorry ya baru up lagii

dikasih yang manis-manis dulu lah ya buat pemanasan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love for you || HyucknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang