01; Jodoh yang tak di inginkan

544 45 5
                                    


🍃🍂🍃🍂

Suara teriakan dengan di sertai lemparan pecahan kaca terdengar menggema di salah satu ruangan, membuat beberapa orang yang sedang berkumpul di ruang tengah mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu yang bercat hitam putih.

Mereka saling tukar pandang saat mendengar suara seorang pria lebih dewasa di sana. Mencoba menenangkan pemuda yang sedang mengamuk di dalam sana.

"Apa yang udah lo lakuin ke gue bangsat?!"

Suara pemuda itu terdengar frustasi membuat sang Mamah dengan segera menghampiri ruangan itu. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar beberapa barang di lemparkan kembali mengenai pintu kamar mereka.

Ganen, pria itu menatap suami kecilnya dengan tatapan menyesal. Tangannya mencoba meraih lengan Falla tapi di hempaskan begitu saja oleh pemuda itu.

"Lo brengsek!" Falla menggenggam kuat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Air matanya luruh begitu saja mengingat semalam ia di paksa untuk menuruti nafsu pria di hadapannya.

Ganen mencoba meraih kembali tangan Falla, "Falla, maafkan Mas. Mas sedang mabuk semalam, Falla." Ganen mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi semalam. Ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri saat melihat Falla yang tertidur.

Falla menggeleng kuat, ia mengingat jelas bagaimana Ganen memaksanya untuk melakukan hal itu. Malam yang tak bisa ia lupakan sampai kapanpun bahkan kejadian itu meninggalkan trauma untuknya.

"Mas menyesal karena tidak bisa mengontrol diri, Falla... tolong maafkan Mas."

"LO PIKIR SEMUDAH ITU, HUH? GUE BENER-BENER BENCI SAMA LO! KELUAR DARI KAMAR GUE SEKARANG, GANEN!" Falla berteriak kasar dengan hanya menyebut nama Ganen tanpa embel-embel Mas.

Pria berusia 29 tahun itu hanya mampu menghela nafasnya pelan. Di tatapnya sedih wajah manis milik suami kecilnya sebelum meninggalkan kamar dengan memakai handuk yang melilit di pinggangnya tanpa atasan.

Falla menutup wajahnya dengan tangannya saat Ganen sudah benar-benar meninggalkannya sendiri di sana. Pemuda itu menangis, semua cita-citanya yang baru saja bisa ia raih kini hancur semua.

Dengan langkah terpincang-pincang ia meraih kenop pintu lalu menguncinya dari dalam. Falla mengacak rambutnya, frustasi. Dengan pikiran yang kacau ia hanya mampu menumpahkan rasa kesalnya dengan cara menangis.

Berbeda dengan Ganen yang kini menuruni anak tangga, menghampiri Bundanya dan Mertuanya yang tengah menatapnya khawatir.

Mamah Falla segera menghampiri menantunya lalu memeluk untuk menenangkan Ganen. Mereka sudah bisa menebak yang sudah terjadi di dalam sana.

"Maafkan Ganen, Mamah."

Mamah Falla menggeleng, "tidak apa-apa, nak, Ganen. Sudah seharusnya kamu mendapatkan nafkah batin dari Falla," Mamah Falla tersenyum menenangkan. "Biarkan Falla menenangkan dirinya sendiri, dia butuh waktu untuk menerima semua ini."

Bunda dari Ganen menghampiri mereka lalu memberinya kaos dan celana untuk ia pakai.

"Ganti baju, sana. Kamu gak malu ke ruang tengah cuman make handuk begitu?" Godanya untuk mencairkan suasana.

Ganen menerima pakaian itu lalu beranjak memasuki kamar mandi yang di khususkan untuk tamu. Mengganti pakaian di sana lalu kembali bergabung dengan mertua dan keluarganya yang tengah berkumpul di sana.

Bukan Cemara (GeminiFourth) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang