06; Rasa sakit

478 66 13
                                    

🍂

Ganen kini sudah berada di rumah sang mertua karena permintaan Falla yang sangat tiba-tiba. Senyumannya merekah saat melihat Falla duduk dengan wajah yang di tekuk cemberut. Pria itu menahan gemas akan kelakuan Falla yang tiba-tiba menjadi manja seperti anak kecil, segera ia hampiri suami kecilnya.

Falla mendongak melihat Ganen dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, entah ada apa dengannya hari ini. Falla merasa dirinya hari ini terasa cengeng dan aneh, merasakan mual sepanjang hari bahkan tak bernafsu makan.

Ganen mendudukkan diri disamping suami kecilnya. Memberanikan diri untuk mengelus surai milik Falla, ia menatap dengan bingung pasalnya Falla tak pernah bersikap seperti ini.

"Sayang, kata Mamah kamu gak enak badan dari pagi. Kita ke dokter ya?" Ucap Ganen, mencoba membujuk Falla agar mau pergi dengan ke rumah sakit.

Falla menggeleng, "gak mau." Tolaknya, "Mas, Falla mau jambu nya pak Arman!" Rengeknya lalu di tatapnya dengan kesal suaminya itu.

Ganen mencoba mengerti, mood Falla sedang buruk saat ini. Jadi, dia harus hati-hati untuk mengambil kata. "Ya sudah, nanti Mas mintain ya? Kamu tidur, biar besok Mas kesana buat ambil jambunya." Ujar Ganen lalu ia kecup dengan lembut kening milik suaminya itu.

"Gue maunya sekarang Ganen!" Kesal Falla. "Kalau lo gak mau yaudah, balik aja sana." Falla sudah terlanjur kesal, pasalnya ia sangat menginginkan buah itu yang sempat ia lihat kemarin saat pemuda itu bertamu dengan sang Mamah di sana.

Ganen sedikit terkejut karena suara bentakan yang Falla keluarkan, "udah larut sayang, pak Arman nya pasti udah tidur." Ganen mencoba melembutkan suaranya dan mengasih Falla pengertian.

Falla berdiri dari duduknya, "ya karena lo lama! Gue benci sama lo." Setelah berucap pemuda itu pergi dari kamarnya.

Ganen menghela nafasnya pelan, mencoba sabar untuk menghadapi mood Falla yang sedang tidak baik. Ya walaupun setiap harinya mood Falla tidak baik dengannya. Pemuda itu masih menyimpan bencinya, Ganen entah harus berbuat apa lagi karena bingung dengan pernikahannya sendiri.

Pria dua puluh sembilan tahun itu melangkah keluar kamar untuk menyusul Falla yang entah pergi kemana.

Ganen tak menemukan suaminya di rumah, bingung. Ia duduk pada sofa ruang tamu, memijat pelipisnya yang sedikit pening karena capek sehabis bekerja lalu di tambah lagi harus menghadapi mood Falla yang berantakan.

Pintu utama terbuka membuat Ganen mendongak. Matanya membelalak mendapati Falla yang tengah menggigit jambu, Ganen dapat melihat kedua tangan Falla memegang jambu yang cukup besar.

"Sayang..." Panggil Ganen tapi tak di respon oleh pemuda itu.

Falla melewati Ganen begitu saja tanpa menoleh sama sekali.

"Falla..."

"Pergi! gue bisa mandiri tanpa ada lo di posisi gue sekarang."

Satu kalimat yang di ucapkan Falla cukup melukai hati Ganen. Ia merasa tak berguna sekarang.

"Oh iya," Falla men jeda ucapannya lalu membalikkan tubuhnya lalu melihat Ganen yang hanya diam menatapnya. "Gue belum bisa pulang dalam waktu dekat dan gue minta sekarang lo balik aja, gue udah gak butuh. Percuma juga gue nelfon lo tadi, ternyata gue bisa sendiri." Setelah berucap, Falla kembali melanjutkan langkah, menaiki tangga tanpa berniat menoleh ke arah suaminya.

Bukan Cemara (GeminiFourth) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang