🌟02. The Announcement

3 2 0
                                    

Holla, Gengs👋😊

Ramaikan pakai emot ini 🎀 dulu biar makin 🔥

Happy reading, yak ❤️
.
.
.
🎀✧⁠*(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*🎀

02. The Announcement

"Ini serius, Sa?"

Asia mengangguk.

"Beneran?" Juli memastikan ulang.

"Iya, Juli sayang!" sahut Asia sambil terus mengembangkan senyum. Gadis itu terlihat bahagia sejak tadi.

"WIDIH! CONGRATS, SA! KEREN AMAT, DAH!" seru Juli. "Nggak ngajak-ngajak, tau-tau udah lolos aja!"

"Yang dulu bilang nggak mau siapa? Bilang jauh banget, lah, nanti takut nggak betah, lah, nanti culture shock, lah, nanti ini itu, lah, blablabla," sahut Asia dengan wajah mengejek.

"Haha, masih ingat aja, Sa," kata Juli sembari tertawa.

"Oiya, ortumu udah izinin? Terus organisasi nanti gimana?" tanya Juli tanpa menatap Asia karena masih sibuk mencampur saos dan kecap di dalam mangkok baksonya. Lagi-lagi bakso, entar bisa jadi berubah bulat-bulat dia.

"Habis ini aku langsung bilang sama orang tua aku, semoga aja diizinkan. Untuk organisasi, bakalan dibantu sama wakil. Aku tetap handle dari jauh," jawab Asia yang memang sudah dipikirkan dan disiapkannya dari lama, terutama mengenai organisasi selama dia tidak ada nanti.

Juli mengangguk-angguk. "Nanti kalau udah di sana, jangan lupain aku, Sa! Ya, walaupun aku ini kadang nyebelin, tapi ngangenin juga, kok."

"Iye-iye!"

"Oleh-olehnya nanti jangan lupa. Seblak, cireng, cilok, cirambai, ci ... apalagi, ya? Semua, deh, pokoknya, kalau bisa Akang-akang Bandung juga bawa, Sa," pesan Juli.

"Banyak mau, Jul! Berangkat juga belum!" Asia menyahut. Meski begitu, dia tetap tak bisa menyembunyikan bahagianya hari ini.

Asia Wulandari dinyatakan 'LOLOS' menjadi peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3 Tahun 2023 di Universitas Nusantara.

🎀•••🎀

"Asia lolos di Universitas Nusantara di Jawa Barat, Ma, Pa."

Hening. Cukup lama.

“Ma? Pa?” panggil Asia kembali, menatap ponselnya yang masih tersambung dengan panggilan orang tuanya, tapi tidak ada suara sama sekali. Apa sinyalnya hilang? Perasaan full aja ini, batin Asia.

Hingga, terdengar helaan napas dari seberang. Asia sumringah kembali karena orang tuanya ternyata masih ada di sana. Namun belum juga terdengar jawaban dari perkataannya tadi.

“Kamu beneran yakin mau ke sana, Sya?” Adinda, Mama Asia yang pertama kali membuka suara, terdengar helaan berat setelahnya.

Asia tahu, orang tuanya keberatan dirinya pergi semakin jauh. Meskipun sebenarnya dia sudah terbiasa merantau sejak SMP, namun kali ini benar-benar jauh, beda pulau, ribuan kilometer jaraknya, meskipun masih berada dalam bumi yang sama.

“Kamu pikirkan kembali, ya, Sya. Mama nggak melarang kamu buat explore banyak hal, Mama hanya sedikit khawatir karena di sana kamu nggak kenal siapa-siapa, kamu makin jauh dari Mama sama Papa, meskipun Mama yakin kamu bisa beradaptasi dan hidup dengan baik selama di sana.”

Asia tersenyum, meskipun itu tentu tidak terlihat oleh orang tuanya. Orang tuanya selalu mengkhawatirkan dirinya, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Tapi, itu yang membuat Asia tahu, bahwa kedua orang tuanya memang sesayang itu padanya.

Bandung dan 130 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang