Two

151 22 0
                                    

Hari yang cerah untuk mengawali lika-liku dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari yang cerah untuk mengawali lika-liku dunia. Erine berjalan perlahan menuju meja makan dan bersiap untuk memakan makanan yang telah disiapkan. "Berdoa dimulai." Greesel mengawali kegiatan pada pagi hari ini.

Setelah berdoa, kini hanya suara dentingan garpu dan sendok yang berada di piring putih polos tersebut. Menu makanan pagi hari ini adalah Ayam bumbu Rujak, makanan favorit Erine sedari kecil. Selain Ayam bumbu Rujak, masih ada lagi Ikan Bakar bumbu Jimbaran.

Setelah sarapan, Cynthia mulai menyiapkan bekal untuk Erine. Ia membawakan ayam, lalu setelahnya diisi dengan buah serta roti dan juga selai. Erine tak begitu menyukai ikan, Yaya nya lah yang menyukainya.

Hampir 15 menit ia bersiap, kini Erine telah berangkat diantar oleh sang Yaya, karena keduanya satu arah. Erine yang ingin sekolah, dan Yaya nya yang ingin bekerja. "Hati-hati, belajar yang bener ya sayang." Peringat Greesel yang kemudian langsung mencium kening Erine.

Erine melambaikan tangannya ke arah Yaya nya, perlahan-lahan punggungnya mulai mengecil dari pandangan. Setelah itu Greesel pun kembali menjalankan mobilnya untuk menuju kantor yang ia kelola.

Jika Erine yang masih diantar, berbeda jauh dengan Oline. Ia setiap harinya membawa sepeda motor sendiri, ia tak mau mereposisi Pipa nya hanya untuk sekedar mengantarnya. Lebih baik Pipa nya lah yang mengantarkan adiknya.

Setelah memarkirkan motornya dengan rapih, Oline membuka helm nya dan menaruhnya kembali. Kemudian barulah Oline memasuki sekolah. Seperti biasa, banyak sekali siswa serta siswi yang meliriknya, bahkan mereka tak segan-segan untuk menyapa Oline.

Saat Oline ingin berjalan menuju kelasnya, ia melihat Erine sedang berjalan sembari bergurau dengan teman-temannya. Sakit rasanya, ia ingin menyapa, tetapi dengan statusnya yang sekarang, apakah itu pantas?

Oline tak berani menyapa Erine. Entah mengapa, keberaniannya menciut seketika. Oline hanya terus memandang Erine dari kejahuan. "Cantik sekali rupanya, tapi mengapa aku menyia-nyiakannya." Keluh Oline sekali lagi, setiap helaan nafasnya menandakan ia tetap memikirkan gadis kecilnya.

"Kak Oline sekarang lagi apa ya?" Batin Erine membayangkan Oline, tak gampang untuk melepaskan masalalu, terlebih dulu sudah pernah menjadi mantan. Berat rasanya, ternyata rasa itu masih membekas, bohong jika ia tak rindu sang kakak kelas.

Selama ini Oline lah yang selalu ia ceritakan pada temannya, tapi sekarang?, siapa yang harus ia ceritakan pada temannya. "Erine, kenapa ngelamun terus? Ada masalah ya?" Tanya Delynn penuh kelembutan. "Tidak ada, tapi Erine kangen kak Oline." Balas Erine dengan penuh kejujuran, teman-temannya tahu bahwa Erine tidak bisa berbohong.

"Sudahlah, lupakan kak Oline, ayo Erine move on." Sahut Lana. Erine masih tetap merenungkan dirinya sendiri, ia masih membutuhkan Oline, tetapi Oline sudah membuat hatinya patah. Keaadan Oline juga sama, ia terus memikirkan Oline sampai-sampai makanannya tak ia makan.

"Lo kenapa sih?, dari tadi diem bae. Tumben juga tu bocil kagak kesini." Tanya Nala dengan kebingungan. "Gue putus Nal." Tentunya jawaban dari Oline membuat seluruh teman-temannya terkejut. Bagaimana bisa seorang Oline tiba-tiba putus dengan Erine anak kecil kesayangannya.

"Yang bener aja anjir." Ucap Regie tak percaya. "Terserah lo pada dah, gue udah ngomong juga." Balas Oline dengan malas. Sekarang teman-teman Oline larut dalam pikiran masing-masing, mereka masih tak menyangka jikalau seorang Oline bisa meninggalkan kekasih yang amat sangat ia cintai.

Namun mereka tak tahu, ternyata ada lagi orang yang Oline cinta lebih dari Erine, Fritzy jawabannya. Kenyataan yang tak dapat di tentang yaitu bahwa Oline masih menyukai sang mantan kekasih, teman-temannya tak tahu tentang tersebut. Ternyata Erine masih cukup baik ya.

"Apa kurangnya Erine? Kenapa kak Oline masih suka sama ce Fritzy?" Tanya Erine kebingungan. "Kamu tidak ada kurangnya Erine, kamu itu sempurna, hanya saja kak Oline belum puas dengan semua itu." Jawab Nachia yang masih setia mengelus rambut panjang Erine.

"Apakah Erine tidak penurut?" Tanya Erine sekali lagi. "Kamu penurut Erine, kamu sempurna, kak Oline saja yang kurang bersyukur." Balas Kimmy yang berusaha mengubah suasana hati Erine. Kini mereka ber-empat berusaha untuk mengubah suasana hati milik Erine, mereka tak mau jika sahabatnya harus menangis gara-gara Oline yang tak tahu diri itu.

Erine kini sangat bimbang, ia yang memutuskan Oline, tetapi ia juga yang tak bisa melupakannya. Sepanjang pelajaran Erine hanya terdiam merenungi semua perkataannya pada Oline, rindu nya mampu mengalahkan rasa dendam serta bencinya.

Erine hanyalah gadis kecil lucu yang polos, ia tak tahu dengan lika-liku dunia, ia hanya tinggal menjalani hidup tanpa memikirkan apapun masalahnya. Terkadang Erine bingung, mengapa Oline mengajaknya untuk kembali berhubungan, padahal sebelumnya Oline sudah memutuskan hubungan mereka dikarenakan alasan 'sudah bosan'.

Gadis kecil yang lugu itu hanya dijadikan rumah singgah oleh manusia sebejat Oline. 'Brengsek' itulah kata-kata yang pantas untuk Oline sekarang, bagaimana bisa ia menjadikan anak kecil sebagai tempat singgahnya.

Bel sudah berbunyi, pertanda bahwa pelajaran sudah selesai dan mereka diperbolehkan untuk pulang menuju rumah masing-masing. Erine kini pulang sendirian, karena teman-temannya pulang bersama pacar mereka masing-masing. Saat ingin keluar gerbang, tiba-tiba ada yang menarik tangan sebelah kanannya.

Ia ditarik untuk pergi menuju taman, dan yang menarik tangan Erine adalah Oline, mantan kekasihnya. "Ada apa kak?" Tanya Erine kebingungan. "Aku mau bicara sebentar, Rine." Balas Oline memohon. "Boleh silahkan, tapi cepat sedikit ya, Erine sudah ditunggu sama Yaya." Oline tentunya gemas dengan cara bicara Erine, terlebih lagi anak tersebut sangat lucu.

"Erine masih sayang sama kak Oline?" Pertanyaan Oline tersebut hanya dihadiahi oleh anggukan oleh Erine. "Tapi Erine ga bisa buat balikan kak, Erine ga bisa." Potong Erine sebelum Oline melanjutkan pembicaraannya.

"Why Erine?" Bingung Oline. "Erine ga mau di duakan kak, biarin Erine sendiri asalkan Erine tidak jadi yang kedua, masih ada Ibun sama Yaya." Setelah mengatakan hal tersebut, Erine langsung pergi meninggalkan Oline.

Pada saat Erine keluar gerbang, terlihat Greesel sudah menunggunya sembari melihat jam arlojinya. "Halo Yayaa." Girang Erine. " Hallo anak Yayaa, tumben kok lama sekali?, ada apa?" Tanya Greesel penasaran. Tapi sebelum menjawab pertanyaan Yaya nya, Erine terlebih dahulu masuk kedalam mobil.

"Tadi Erine bicara sebentar sama kak Oline Ya, tapi cuma sebentar kokk." Jawab Erine sembari meletakkan tasnya. "Owalah, yaudah ayo kita pulang, Ibun sudah masak enak lohh." Mendengar perkataan Greesel, kini Erine sangat semangat untuk pulang ke rumah, sudah pasti Ibun nya memasak makanan favoritnya.

Keadaan berbalik ke arah Oline, kini ia masih berada di perjalanan menuju ke arah rumahnya. Ia masih memikirkan perkataan Erine sejak tadi, dan untungnya Oline tetap fokus pada jalan sehingga ia sampai di rumah dengan selamat.

"Tumben sedikit lama?" Tanya Indah penasaran. "Tadi ada urusan sebentar Ma, tapi sudah selesai kok." Jelas Oline yang kemudian langsung masuk ke ke dalam rumah lalu menuju arah kamarnya.

'Kangen Erine deh..' Oline masih menahan rasa rindunya, ya walaupun tadi bertemu, tetapi pertemuan mereka hanyalah sebatas tanya jawab. Oline tak dapat melupakan gadis kecil kesayangannya itu, bagaimana ia bisa hidup tanpa separuh jiwanya?

.
.
.
.
.

T.B.C

-----------

Haii semuanya, gimana kabarnyaa? Semoga baik-baik selaluuu

See u in the next chapter. 💙✨


Aku Atau Masalalu Mu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang