Eight

127 14 0
                                    

Malam hari pukul 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam hari pukul 18.15, Oline benar-benar menepati janjinya kepada Erine. Oline kembali mengajak Erine untuk berkeliling kota Djokdja yang indah nan memesona. Tak berselang lama, Oline memberikan ice cream rasa strawberry yang Erine idam-idamkan.

Malam pada saat ini sangatlah indah bukan? Senyuman Erine mengalihkan dunia Oline, seketika semua lukanya pada siang tadi hilang bagaikan ditelan bumi. Oline hanyut dalam senyuman manis Erine, sang adik kelas kesayangan nya.

Bayangan keduanya tampak jelas saat melewati setiap jalan, menampilkan bahwa Oline kembali dengan orang yang istimewa sama seperti kota yang dipijaknya. Keduanya hanyut dalam asmara yang dipikul oleh cinta, angin malam menembus kulit mereka, menjadi saksi bisu atas tawa bahagia keduanya.

Tak mungkin Oline bisa hidup tanpa cinta Erine, apapun keadaannya, Erine lah jalan utama. Oline selalu datang kepada Erine, bukan berati tangannya kosong, Oline akan selalu membawa bunga dengan segala jenisnya. Salah satu kebiasaan Oline yang membuat Erine susah melepaskannya.

Masing-masing dari mereka akan selalu jatuh cinta karena kebiasaan keduanya. Malam Erine belum tenang jika tak diucapkan 'selamat tidur' oleh Oline, dan begitupun sebaliknya. Hati Oline belum siap jika tidak diberi pesan 'hati-hati ya' oleh Erine, begitupun sebaliknya.

Sebanyak apapun orang yang ingin menggantikan posisi Erine di hati Oline, hasilnya nihil. Erine adalah kekasihnya, Erine adalah kebahagiaannya, Erine adalah pelengkapnya, Erine adalah rumahnya, Erine adalah obatnya, dan Erine adalah jiwa serta raganya.

Apapun hal yang menyangkut Erine, pasti ada Oline di setiap kalimatnya. Erine adalah kata, dan Oline nada. Erine adalah bunga, dan Oline tangkainya. Erine adalah awan, dan Oline hujan. Itulah serangkaian kata yang menyatukan mereka.

Erine adalah matahari, dan Oline bulan. Dan itulah kata yang sulit menyatukan mereka. Keduanya hanya dapat bertemu saat gerhana. Selain gerhana, tak ada waktu lain yang dapat mempertemukan keduanya secara langsung tanpa penghalang satupun.

Cinta keduanya itu rumit, namun tak sulit, mengapa? Karena mereka selalu menemukan jalan keluar dari pertengkaran serta perdebatan diantara keduanya. Pada akhirnya cinta mereka terbang bebas menuju nirwana, tak lupa juga dengan setiap kata cinta mereka.

"Good night and have a nice dream sayang, dijaga baik-baik ya cintanya." Ucap Oline mengelus kepala Erine. "Good night too, dijaga baik-baik juga ketulusan ku." Balas Erine menatap mata Oline. "Sudah malam, aku balik dulu, ya?" Pamit Oline setelah melihat arloji yang melingkar di tangannya.

"Hati-hati ya, jangan buru-buru." Pesan Erine sebelum Oline pergi meninggalkannya. Setelah mendapatkan acungan jempol oleh Oline, kini Erine perlahan-lahan mulai memasuki rumahnya. Terlihatlah kebiasaan sehari-hari orang tuanya, mereka melihat televisi dengan sangat romantis. Greesel yang sedang memeluk Cynthia, dan Cynthia yang selalu menyuapkan kacang ke dalam mulut Greesel.

Wisata masa depan untuk Erine, hatinya selalu menghangat ketika melihat orang tuanya sedang dimabuk oleh cinta. Sampai kita tua, sampai kita jadi debu itu benar adanya, bukti dari orang tua Erine adalah salah-satu nya.

Cynthia yang tak pernah menuntut akan cinta, membuat hati Greesel luluh dengan sendirinya. Kemurnian, kesederhanaan, ketulusan, itulah cinta milik Cynthia yang hanya ia tunjukkan pada Greesel, permata hatinya. Tak sedikitpun Cynthia menuntut kesempurnaan pada Greesel, dan akhirnya sifatnya menurun pada anak semata wayangnya.

Orang tua itu harus berbuat dengan baik, agar menjadi contoh untuk anaknya di masa depan. Jangan pernah menyepelekan sifat, karena sejatinya kelakuan mu adalah kelakuan anakmu, berbuat lah dengan baik agar anakmu dapat menirukan nya. Apa yang engkau tabur, itulah yang akan engkau tuai.

Setelah mengganti bajunya dengan piyama, kini Erine sudah duduk manis di kasur empuknya, tak lupa juga sembari bermain handphone dan memeluk guling kesayangannya. Ia memainkan handphone nya hanya sekedar menunggu kabar dari Oline, apakah kekasihnya sudah sampai di rumah?

Kilas balik kepada Oline, ia memasuki rumahnya secara perlahan-lahan, lalu mulai menaruh helm nya di laci meja. "Oline, sini dulu." Panggil Oniel yang sedang duduk di sofa. "Ada apa?" Tanya Oline kebingungan. "Pipa sama Mima cuma mau bilang sama kamu." Ucapan dari mulut Indah itu di jeda tak kala Oniel yang ingin menjelaskannya.

"Kita udah lelah Line, mau sampai kapan lo gamau berubah? Sebanyak apapun kita nyadarin atas semua perilaku lo, hasilnya sama, lo tetep aja gamau berubah. Aslinya gue sumpek bahas ni masalah, tapi mau gimana lagi." Ucap Oniel yang sudah frustasi dengan tingkah laku anaknya.

"Apa yang ngebuat lo berubah, kita orang tua lo selalu ngasih contoh yang terbaik, kita ga pernah ngasih contoh yang buruk. Kalau lo mandang cara bicara gue, gue emang gini orangnya, bahasa gue gini biar bisa akrab sama anak gue. Bukan berarti sifat gue juga sama kayak omongan gue." Nasehat Oniel panjang lebar.

"Dari sekarang rubah kebiasaan buruk lo, jangan seenaknya aja, jangan kurang ajar, dan jangan pernah menghina apalagi ga menghargai. Buang semua kebiasaan bejat lo itu, sifat gue sama Mima lo ga kaya gitu, buang Line." Intonasi bicara Oniel tak berubah, tak membentak maupun berteriak.

"Jujur gue lelah ngingetin lo tiap hari, tapi kalau lo kagak gue ingetin pastinya kagak berubah. Sekarang lo balik ke kamar, terus tidur." Perintah Oniel yang sudah jengah dengan situasi pada saat ini.

Oline yang mendapatkan perintah pun segera menurutinya, ia mulai menaiki tangga satu persatu, hingga ia sampai di atas dan 7 langkah menuju kamar Ribka. Oline hanya berjalan dan tak ada niatan untuk mengganggu Ribka, saat ini pikirannya sungguh jenuh dan pusing.

Oline Ardhiona Kahiyang, walaupun penyabar tetapi ia juga punya batas kesabarannya. Walaupun begitu, ia adalah kekasih yang baik bagi Erine. Ia berhasil menjadi kekasih yang baik, namun ia gagal untuk menjadi anak yang penurut.

Takdir sudah tertulis dengan jelas, apa yang ditulis oleh Tuhan, itulah jalan dari kehidupan kita. Waktu berjalan selama satu detik, itu juga adalah takdir, takdir bahwa engkau masih diberi kesempatan untuk hidup dan menginjakkan telapak kaki mu.

Dengan berjalannya waktu, tanda bahwa semakin lama kehidupan yang engkau jalani, maka semakin sulit juga rintangan yang akan engkau hadapi. Setiap manusia memiliki tugasnya masing-masing, dan itulah salah satu alasan mengapa ia bisa turun ke bumi.

Jangan pernah menyia-nyiakan waktu, apalagi dengan keadaan mu yang sekarang. Hargailah waktu yang ada, jika sekarang engkau dapat berkumpul dengan teman, kekasih, dan keluarga, itu adalah sebuah anugerah. Suatu saat mereka semua akan menghilang secara perlahan-lahan.

Lenyap di telan waktu dan juga kondisi, yang hidup pasti kan mati, lalu terhubung dengan telepati. Terbang jauh nan tinggi, lalu kembali menjadi saksi, lalu kembali beradaptasi, menjadi jiwa yang abadi.

Jangan lupa untuk berbuat baik, jangan lupa untuk beribadah, dan jangan lupa untuk berdoa. Manusia tak selamanya hidup di dunia, kebaikanmu juga pahala mu. Ibadah dan doa adalah penyelamatmu.



.
.
.
.
.



T.B.C

-----------

Hallooo, sorry baru up, kemarin jadwalnya sibukkk. Tadi juga baru selesai karnaval, kalau aku sempet buat up, pasti aku up kokk

See u in the next chapter. 💙✨

Aku Atau Masalalu Mu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang