07.00
Bel masuk berbunyi. Pak Taemin datang membawa anak baru di kelas hari ini.
"Eh siapa tuh siapa"
Para murid menatap anak baru yang dibawa Taemin tersebut. Yeonjun membuka matanya dari tidur paginya kali ini. Matanya berbinar dan tiba-tiba jernih melihat siswa yang berdiri disana.
"Siapa itu? Manis sekali"-Batin Yeonjun.
Jantung Yeonjun terasa seperti lepas dari tempatnya. Ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.
"Silakan perkenalan"-Taemin.
"Halo, nama saya Soobin"-Soobin.
"Karena dia baru disini, jadi tolong bantu dia ya"-Taemin.
"Baik Pak"
"Kamu bisa duduk sebelah Yeonjun ya, Yeonjun bisa angkat tangan"-Taemin.
Yeonjun tidak mengangkat tangannya.
"Yeonjun, saya mohon kali ini bisa menerima orang yang akan duduk disebelah kamu"-Taemin.
Tak ada reaksi dari Yeonjun.
"Silakan, kamu bisa duduk di sebelah Yeonjun. Yeonjun duduk di belakang di paling pojok"-Taemin.
"Baik Pak"-Soobin.
Soobin menaruh tasnya di kursi. Kemudian ia duduk di sebelah Yeonjun. Yeonjun tidak ada reaksi apapun. Semua murid di kelasnya terkejut karena Yeonjun tidak mengusir Soobin, karena biasanya Yeonjun akan mengusir orang-orang yang ada di dekatnya.
Yeonjun memang orang yang penyendiri dan tak suka orang lain. Ia tidak suka jika ada orang di dekatnya. Bahkan Ia juga tidak mau mengobrol dengan sembarang orang. Jika Ia bisa membuka kata untuk orang tersebut, berarti orang tersebut penting baginya.
Jangankan untuk orang lain. Untuk berbicara di depan orang banyak pun Ia tidak mau kecuali presentasi.
"Hai aku Soobin"-Soobin mengulurkan tangannya.
Yeonjun hanya melirik. Ia sepertinya tidak terlalu tertarik dengan Soobin.
"Oh okay"-Soobin menarik kembali tangannya.
Soobin sangat canggung duduk bersama dengan Yeonjun. Entah mengapa Yeonjun terlihat seperti orang yang sangat sombong menurutnya.
*******
Soobin memasuki rumahnya. Terdengar suara ribut antara kedua orang tuanya.
"Kamu bawa soobin"-ibunya Soobin.
"Loh ga bisa, kamu aja sendiri"-ayahnya Soobin
Ibu dan ayahnya Soobin meributkan hal asuh Soobin. Tidak ada diantara mereka yang mau mengambil hak asuhnya. Ternyata masing-masing dari mereka selingkuh, dan mereka mengaku single kepada selingkuhannya.
"Aku gapapa ga usah tinggal sama kalian, aku kan mau pergi ke asrama besok"-Soobin.
"Oh baguslah, benahi barang-barang kamu cepat. Cepat-cepat pergi ke asrama lebih bagus daripada tinggal sama kamu"-ibunya Soobin.
Soobin buru-buru ke kamarnya. Ia mengunci pintunya, kemudian Ia menangis di dalam kamarnya.
"Eomma sama appa ga mau Terima aku hiks. . . Kenapa hidup aku jadi gini?"-Soobin.
Soobin merebahkan tubuhnya di kasurnya. Ia melanjutkan acara menangisnya disana. Hatinya benar-benar sakit melihat kedua orang tuanya akan menikah dengan selingkuhan mereka. Hatinya juga sangat sakit, bisa bisanya ibunya, orang yang paling dekat dengannya berbicara seperti itu. Dadanya benar-benar sesak karena menangis.
"Mereka kenapa tega seperti itu sama aku"-Soobin menangis sambil memasukkan barang-barang ke dalam tas dan kopernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DORM
FanfictionSoobin tiba-tiba dimasukkan ke dalam asrama karena konflik keluarganya. Soobin sekamar bersama dengan Yeonjun yang terkenal dingin, jutek, dan sombong karena ia tidak mau disentuh ataupun membuka suaranya untuk siapapun kecuali untuk pidato ataupun...