Seperti yang Soobin bilang bahwa pagi ini Yeonjun akan dipindahkan ke ruangan dan nanti malam dia sudah boleh pulang. Yeonjun sangat badmood karena kamar yang dipilih Soobin.
"Kenapa ga vvip atau VIP aja sih? Kenapa di kelas 2?"-Yeonjun.
"Kamu pikir aku punya uang banyak?"-Soobin.
"Bayar aja pake uang aku! Kamu pake kartu ATM aku, pin nya 990913"-Yeonjun.
"Udah lah, udah terlanjur di kelas 2, lagian juga ntar sore juga pulang. Pake gegayaan banget kamar VIP"-Soobin.
"Tapi ruangan kelas 2 ga nyaman banget! Panasss!!!"-Yeonjun.
"Hiih, banyak permintaan kau. Eh! Aku tolongin kamu aja udah alhamdulillah ye, coba kalo aku ga nolongin kamu, pasti kamu dah metong"-Soobin
"Jadi kamu ga ikhlas?"-Yeonjun.
"Ikhlas kok"-Soobin.
"Pulang dari sini naik apa?"-Yeonjun.
"Taksi online. Kau pasti ga mau kan naik angkot? Ntar kamu bilang "apaan sih naik angkot? Panas?" Hih najis. Makanya keluar kau! Jangan di dalam asrama mulu!"-Soobin.
"Iya mah iya"-Yeonjun.
"Apa? Mamah?"-Soobin.
"Hm. Cerewet sekali kayak mamah mamah"-Yeonjun.
Soobin mencengkram wajah Yeonjun. Yeonjun memberontak agar Soobin melepaskan tangannya.
"Aduh, iya iya maap"-Yeonjun.
"Sekali lagi panggil mamah, ku robek itu mulut kau"-Soobin.
Yeonjun mengangguk.
Harga dirinya serasa diinjak-injak. Imagenya yang dingin, cuek, jutek, dan angkuh itu dipatahkan oleh Soobin.
"Soobin"-Yeonjun.
"Hm?"-Soobin.
"Pulang dari sini aku mau makan mie gacoan"-Yeonjun
"Iya, nanti mampir aja kita ke gacoan"-Soobin
**********
Seperti yang sudah Yeonjun minta, sekarang mereka sedang berada di perjalanan menuju mie gacoan.
"Ayo"-Yeonjun.
"Kamu aja, aku tunggu disini aja"-Soobin.
"Ikut, temenin aku"-Yeonjun.
"Hah?"-Soobin.
"Ayo"-Yeonjun sambil menarik tangan Soobin.
"I-iya Ayo"-Soobin.
Soobin mengikuti Yeonjun masuk ke dalam. Ia mengantre panjang bersama dengan Yeonjun. Kakinya sudah sangat pegal mengantre.
"Yeonjun, pulang yuk. Kaki aku udah sakit"-Soobin.
"Sebentar lagi"-Yeonjun.
"Ngomong² Yeonjun, bukannya kamu alergi kacang? Mie gacoan kan ada kecapnya"-Soobin.
"Kan aku pesan mie hompimpa, itu ga pake kecap"-Yeonjun.
"Tapi itu pedas, kamu baru sembuh, ayo kita cari tempat yang lain aja"-Soobin.
"Soobin, aku cuma alergi. Bukan penyakit berat"-Yeonjun.
"Iya juga ya"-Soobin.
"Cape ngantri tau"-Soobin sambil menaruh kepalanya di pundak Yeonjun.
Perut Yeonjun langsung terasa ada kupu-kupu yang berterbangan.
"Duh geli lagi bjir"-batin Yeonjun.
"Yeonjun, aku mau udang keju ya. Aku mau tap tempat duduk, pesenin aku juga ya. Menunya samain aja, tapi tambah udang keju. Aku pinjem duit kamu dulu ya, nanti kalo udah dikirim aku ganti. Uang aku dah habis bayarin biaya rumah sakit kau"-Soobin.
"Hm"-Yeonjun.
"Yey makasih!!"-Soobin.
"Mwah"-Soobin sambil mencium pipi Yeonjun.
Yeonjun tersenyum. Ia salting karena dicium Soobin.
"Bjir diem"-Yeonjun
Soobin mencari tempat duduk. Ia mendapatkan tempat duduk di dekat jendela.
"Ngomong² kenapa tadi gua cium dia ya? Geli banget anjir"-Soobin..
Soobin merinding membayangkannya. Ia pun memukul mukul kepalanya.
"Lupa anjir lupa"-Soobin
Sementara itu di sisi Yeonjun. . .
Yeonjun sudah berada di depan kasir. Yeonjun mulai memesan makanannya dan makanan untuk Soobin. Kemudian otak jahatnya beraksi.
"Kerjain Soobin ah"-Yeonjun.
"Yang satunya itu level 10 ya"-Yeonjun.
Setelah membayar, Yeonjun duduk di hadapan Soobin tanpa bersuara.
"Manusia ini kalo ga kita yang ngomong duluan kaga bakal ngomong bjir"-batin Soobin.
"Makanannya mana?"-Soobin.
"Tunggu aja, nanti dipanggil"-Yeonjun.
"Dipanggil siapa?"-Soobin.
"Dipanggil Tuhan"-Yeonjun.
"Ya dipanggil pegawainya lah"-Yeonjun.
"Ga dianterin?"-Soobin.
"Jangan manja"-Yeonjun.
Tak lama kemudian Yeonjun dipanggil pegawainya untuk mengambil pesanan.
"Ini punya kamu, ini punya aku. Dan ini udang keju pesanan kamu"-Yeonjun sambil memberikan makanan kepada Soobin.
"Makasih Yeonjun"-Soobin.
Soobin mulai memakan makanannya. Tiba-tiba Ia tersedak cabai. Makanan miliknya sangat sangat pedas sehingga wajahnya memerah. Yeonjun menahan tawanya melihat Soobin yang kepedasan.
"Udah ah, pedes"-Soobin.
"Emang gitu rasanya, kamunya aja yang nora"-Yeonjun.
"Emang pedes, cobain deh"-Soobin.
"Ini sama rasanya, ga usah cobain punya kamu lagi"-Yeonjun.
"Ck. Aku udah ah"-Soobin.
"Yaudah"-Yeonjun.
Soobin melanjutkan makannya dengan makan udang keju yang Ia pesan.
"Mau dong"-Yeonjun.
"Ga boleh!"-Soobin.
"Mau satu"-Yeonjun.
"Nih"-Soobin memberikan bekas gigitannya.
"Makasih"-Yeonjun.
Yeonjun memakan yang Soobin berikan tadi.
"Eh bukannya kamu alergi ya"-Soobin.
"Aku alergi cumi, bukan udang"-Yeonjun.
"Oh"-Soobin.
"Aku udah selesai. Ayo kita pulang"-Yeonjun.
"Ayo"-Soobin.
Yeonjun memesan taksi online untuk pulang. Karena taksinys tidak bisa parkir di gacoan, akhirnya mereka harus nyebrang lagi.
"Ayo nyebrang"-Yeonjun.
Yeonjun ragu-ragu menggenggam tangan Soobin.
"Bodo ah"-Yeonjun.
Yeonjun menggenggam tangan Soobin untuk menyebrang. Tak terasa Ia tersenyum setelah menggenggamnya. Walaupun tangan Soobin lebih besar, setidaknya tangannya yang lebih kecil dari Soobin itu pas di genggaman tangan Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DORM
FanfictionSoobin tiba-tiba dimasukkan ke dalam asrama karena konflik keluarganya. Soobin sekamar bersama dengan Yeonjun yang terkenal dingin, jutek, dan sombong karena ia tidak mau disentuh ataupun membuka suaranya untuk siapapun kecuali untuk pidato ataupun...