04.30
Soobin terbangun karena alarm yang dipasang Yeonjun.
"Anjir dia bangun jam segini"-Soobin.
Soobin duduk sebentar mengumpulkan nyawa. Kemudian ia berbalik dan melihat Yeonjun di seberangnya. Terlihat wajah bantal Yeonjun yang sangat lucu dan polos.
"Jelek banget haha"-Soobin.
Yeonjun berdiri dari tempatnya dan pergi mandi.
"Apa ga dingin itu?"-Soobin.
Soobin menunggu Yeonjun mandi. Ia memilih untuk tidak tidur lagi. Karena takut bablas katanya. Setelah Yeonjun keluar, ia masuk ke kamar mandi dan memulai acara mandinya.
"ANJING DINGIN BANGET BANGSAT!!"-Soobin
Soobin berteriak di dalam kamar mandi sampai membuat Yeonjun tertawa terbahak bahak. Untung saja Soobin tidak mendengarnya. Jika ia mendengar Yeonjun menertawakannya, ia pasti akan mengamuk.
Soobin menyudahi acara mandinya. Tubuhnya menggigil.
"Parah banget dia bisa mandi jam segini"-Soobin.
Yeonjun yang sudah berpakaian keluar dari kamarnya tanpa pamit ke Soobin.
"Eh mau ngapain?"-Soobin.
Soobin mendengus sebal.
"Kan bener dia bisu"-Soobin.
*********
16.00
Soobin baru pulang dari sekolahnya. Ia pulang terlambat karena baru saja ia selesai mendaftar ekskul.
Tok tok tok
Soobin mengetuk ngetuk pintu.
"Yeonjun buka, ini aku Soobin"-Soobin.
Yeonjun membuka pintunya. Soobin masuk ke dalam kamar sambil mengoceh.
"Yeonjun kenapa kamu ga mau jalan bareng aku? Aku masih baru disini. Aku ga tau tempat apa aja yang ada di asrama ini. Aku juga ga tau apa password kamarnya. Setidaknya kamu kasih tau passwordnya kalau kamu ga mau jalan bareng aku"-Soobin.
"0913"-Yeonjun.
Soobin menoleh.
"0913"-Yeonjun.
"Kamu bisa ngomong?"-Soobin.
Yeonjun memutar bola matanya.
"Tadi kamu bilang kamu minta passwordnya. Itu passwordnya!"-Yeonjun.
"Oh ok makasih"-Soobin dengan nada sinisnya.
Soobin melempar tasnya ke kasurnya. Ia kesal sekali dengan Yeonjun. Setidaknya jika Soobin tidak penting untuk Yeonjun, Yeonjun seharusnya mengajaknya untuk pulang bersama.
Soobin melepas seragamnya lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Yeonjun yang sedang merebahkan tubuhnya langsung duduk dan menatap Soobin yang tidak pakai baju. Kepalanya menoleh mengikuti Soobin berjalan. Sampai ia berdiri dan berjalan mengikuti Soobin ke kamar mandi.
"Buset bodynya seksi banget"-Yeonjun.
Yeonjun kembali merebahkan tubuhnya. Ia masih terbayang body Soobin yang mantap itu. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk tanpa permisi.
"Kak"-Leo.
Leo satu satunya orang yang tau password kamar Yeonjun. Seperti yang sudah dijelaskan oleh siapa itu lupa namanya bahwa Leo adalah sepupunya Yeonjun.
"Kenapa lagi?"-Yeonjun.
"Nanti ayah mau ketemu sama kakak"-Leo.
"Ga!"-Yeonjun.
"Mungkin ada yang mau disampaikan atau mungkin dia mau kasih kakak uang"-Leo.
"Aku ga butuh uang dari siapapun, apalagi dari ayahmu itu"-Yeonjun.
"Kak, mungkin ayah mau minta maaf"-Leo.
"Aku udah tau dia ga bakal minta maaf. Dia minta warisan peninggalan appa dan eomma"-Yeonjun.
"Ngga kok"-Leo.
"Aku ga mau"-Yeonjun.
"Sekali aja kak ketemu paman dan bibi kakak itu"-Leo.
"GUA GA PUNYA PAMAN DAN BIBI DARI LO!!!"-Yeonjun
Yeonjun meneriakkan kata-kata itu sampai Soobin menyudahi mandinya dan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya.
"Tapi kak. . . "-Leo.
"GA! GUA BILANG GA YA NGGA!!"-Yeonjun.
"Tapi kak, mereka bakal bantu kakak pastinya kakak cuma punya mereka kak"-Leo.
"Gua ga punya siapa siapa di dunia ini"-Yeonjun.
"Aku mohon kak, mereka pengen banget ketemu kakak"-Leo.
"Ngga!"-Yeonjun
"Yaudah, aku ga bakal maksa. Tapi kak, jangan mikir kalo kakak ga punya siapa-siapa di dunia ini"-Leo
Leo pergi dari kamar Yeonjun dan membanting pintu.
"ARGHHH GUA CAPE BANGSAAT!! GUA CAPE PERTAHANIN INI"-Yeonjun sambil memukul rak bukunya.
"Kenapa mereka ga dapat azab juga? Kenapa mereka mau ambil semua yang gua punya? KENAPA!?!?"-Yeonjun.
Yeonjun duduk di pinggir kasurnya sambil menutup wajahnya.
Soobin berjalan menuju lemarinya. Ia bersikap biasa saja seakan-akan tidak ada apa-apa. Ia menatap Yeonjun. Jujur, ia merasa kasihan melihat Yeonjun.
"Yeonjun, apa kamu ingin dipeluk?"-batin Soobin.
"Aku yakin dia butuh pelukan"-batin Soobin.
Soobin hendak berpakaian, namun tiba-tiba ia mendengar Yeonjun menangis sesegukan. Ia tidak tega mendengarnya.
"Yeonjun"-Soobin yang belum berpakaian duduk di sebelah Yeonjun.
Kemudian ia memeluk tubuh Yeonjun. Yeonjun menyandarkan kepalanya di bahu Soobin. Aroma Soobin tercium sangat menyengat dan membuatnya nyaman di pelukan Soobin.
"Dipeluk seseorang ternyata sehangat ini"-batin Yeonjun.
Soobin mengelus kepala Yeonjun sambil menenangkannya.
"Kamu kenapa?"-Soobin.
Yeonjun diam.
"Kamu mau cerita?"-Soobin.
Yeonjun menjauhkan kepalanya.
"Pakai baju"-Yeonjun.
"Tapi. . . "-Soobin.
"Kamu ga usah sok peduli, biarin aku sendirian! Jangan temani aku!"-Yeonjun.
Soobin mendorong Yeonjun lalu berdiri. Ia mengencangkan lilitan handuknya lalu pergi dari tempat Yeonjun.
"Dasar manusia sombong, sok sokan ga mau ditemenin. dia pikir kalo dia mati dia mandi sendiri gitu? Dia jalan ke kuburan sendiri gitu?"-Soobin sambil berpakaian.
Soobin melirik Yeonjun sinis yang masuk ke kamar mandi.
"Monyet"-Soobin sambil mengacungkan jari tengahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DORM
FanfictionSoobin tiba-tiba dimasukkan ke dalam asrama karena konflik keluarganya. Soobin sekamar bersama dengan Yeonjun yang terkenal dingin, jutek, dan sombong karena ia tidak mau disentuh ataupun membuka suaranya untuk siapapun kecuali untuk pidato ataupun...