singkat, padat, diterima

281 19 2
                                    

ASA POV

Gue ke kantor dengan kondisi kantung mata yang agak menghitam, gue begadang menyelesaikan laporan meeting bareng direksi pagi ini. Karena sekretaris gue sedang hamil trimester ketiga. Pekerjaan dia yang seharusnya bertujuan meringankan beban kerja, malah pekerjaan gue berlipat ganda.

Seiring langkah yang semakin masuk, ruangan lobi Brawijaya company tak ada yang memikat hati untuk dinikmati.

Ruangan kerja gue terletak dilantai dua puluh sebelah kanan. Ruangan kerja gue dengan mbak sakura masih berada dalam satu ruangan, untuk memudahkan kita dalam komunikasi.

"Eh Sha, soal orang yang bakal gantiin gue selama cuti tiga bulan ,gue punya rekomendasi".

"Siapa?"

" Dia salah satu staf dari plan division"

"Iya, siapa nama stafnya?"

"Namanya Xaviera. Dia terbilang staf baru sih, belum genap satu tahun kerja di Brawijaya. Gue ngga yakin lo au denger alesannya. Lo selalu menghindar setiap gue bahas soal ini"

" Apa sih mbak ngomong langsung aja"

Mbak sakura terlihat menenangkan diri dengan duduj di kursinya ketika hendak berbicara lagi.

"Oke, tapi jangan marah ya? Gue hanya sebatas menyampaikan. Lo inget pesan gue kemaren? Soal orang yang mirip nyokap loe" gue mengangguk.

"Gue sempet ketemu sama dia beberapa kali di lift, kadang juga di lorong lantai empat belas kalau lagi nagih berkas ke supervisor. Setelah melihat dia beberapa kali, gue menyadari bahwa dia ga spesifik mirip banget ssma nyokap loe sebenarnya, tapi entah kenapa gue merasa, dia punya yang sama seperti mata ibu loe" kata mbak sakura.

Beberapa saat gue merasa pikiran gue terjeda cukup lama untuk memahami kalimat itu, bukan karena gue Kaget ada orang yang punya mata mirip ibu. Tapi gue hampir lupa bagaimana wajah ibu selama iniz apalagi tatapannya.

"Loe ngerekomendasiin dia cuma karena alasan itu?" Tanya gue.

"Ya enggaklah ,kalo gue cuma pengen loe ketemu sama dia doank, udah dari dulu gue minta loe ke ruang staf atau manggil dia kesini. Sejauh ini kinerja dia juga bagus, laporan yang dia kerjakan belum pernah loe minta revisi. Dia orangnya jujur, dan cukup cekatan. Perihal loe terima atau enggak ya kan namanya juga rekomendasi. Semua keputusan tetap ada di tangan loe"

"Ya udah, panggil dulu aja keruangan. Nanti gue lihat orangnya gimana" jawab gue singkat.

"Bener ya, gue minta CV dan lain-lainnya ke HRD dan gue panggil dia pas istirahat makan siang" mbak sakura hampur berteriak mengatakan itu.

Sekitar jam sebelas siang, ketika gue hendak keluar ruangan, ternyata seseorang diluar juga hendak mengetuk pintu ruangan gue. Kontan mata gue beradu pandang dengan perempuan yang berdiri di depan pintu.

Tidak biasanya tubuh gue mendadak membeku, belum lagi oksigen serasa menjauh. Matanya yang indah berhasil mengembalikan semua memori ingatan gue tentang sosok perempuan yang membawa gue ke dunia ini.

"Ibu..." Satu kata itu keluar begitu saja dari mulut gue tanpa bisa gue kontrol.

Rora pov
Untuk staf biasa sepertiku, lantai dua puluh terlalu horor untuk dilewati karena isinya adalah orang-orang penting semua. Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangan yang lokasinya dijelaskan bu Sakura tadi, seseorang lebih dulu membukanya dsri dalam.

Pria yang membuka pintu itu menatapku dengan tatapan kaget. Sejenak dia menatapku tanpa berkedip.

Dari gerak bibirnya, aku bisa menebak dia memanggilku dengan sebutan 'ibu'

Oke finee, tanpa dijelaskan pun aku tahu penampilanku terlihat seperti ibu-ibu, disaat semua karyawan berpenampilan seakan mau pashion show di kantor, menggunakan baju paling worthed dan high heels dengan tinggi tujuh senti.

Aku lebih sering menggunakan kemeja polos dan outer berwarna gelap, serta sepatu flat shoes atau slip on.

Beberapa saat kemudian dia menyuruhku masuk lalu duduk di ruangannya selama berjam-jam, sementara dia sibuk dengan tumpukan map map hitam yang ada di mejanya.

"Oke kamu diterima" katanya, sepertinya otakku mengalami penurunan kinerjanya karena asam lambung yang naik, akibat melewatkan jam makan siang. Apa maksudnya dengan 'diterima'? Aku kan sudah setahun bekerja ditempat ini.

"Diterima?" Tanyaku memintanya mengulang kembali perkataannya.

"Mulai hari Senin, kamu bekerja disini jadi sekretaris saya. Saya akan minta bagian personalia mengenai perpindahan kamu secepatnya" katanya lebih rinci.

"Saya?" Kataku kaget sambil menunjuk diri sendiri.

"Apakah ada orang lain selain kamu  disini?" Tanyanya dengan nada yang mulai berbeda.

"Tapi kenapa saya?"tanyaku bingung

"Mana saya tau, tanya aja sama Sakura dia yang merekomendasikan kamu untuk mengganti posisinya menjadi sekretaris ssya selama tiga bulan kedepan" katanya.

To be continued

Semoga kalian suka.
Stand baemon forever, karena ada Rora dan
Asa yang membuka author ke dunia K-Pop.

The Improptu Secretary [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang