ASA POV
Di minggu-minggu pertama Xaviera bekerja sebagai sekretaris, semuanya berjalan lancar, akan tetapi dia mulai menyadari berbagai keanehan yang gue lakukan. Keanehan paling parah terjadi karena ulahnya Raisa. Perempuan itu semakin agresif dan bertingkah diluar kendali gur. Dia mengunggah foto hangout kami ke media sosialnya. Pekerjaannya sebagai social influencer membuat akun gue mendadak ramai hingga Arthur dan Rami menanyakan hubungan kami.
Pernah satu kali, gue jalan dengan Raisa dan ingin segera mengakhiri pertemuan tersebut. Gue memikirkan berbagai jalan keluar, mengirim pesan ke beberapa teman sekaligus untuk menghubungi gue via telepon dalam waktu lima menit. Namun tidak ada yang merespons. Kontak yang paling sering gue hubungi akhir akhir ini hanyalah kontaknya Xaviera, tapi gue tidak yakin dia paham dengan maksud gue.
Akhirnya gue mengirim pesan yang sama pada Xaviera. Meskipun dia hanya membaca pesannya. Lima menit kemudian namanya muncul di layar.
"Halo ada yang bisa saya bantu Pak?" Suaranya kenapa terdengar lembut di telinga gue.
"Ya selamat malam. gimana?" Tanya gue sambil meminta izin untuk menjauh dan menjawab panggilan tersebut pada Raisa.
"Gimana,? Maaf?"
"Oh, jangan berbelit-belit, please.. langsung ke intinya aja, ada apa kamu menelepon saya jam segini?" Tanya gue makin gak jelas. Gue tidak bisa menebak apa isi pikiran Xaviera tentang gue.
"Maksudnya gimana? Anda yang menghubungi saya lebih dulu, meminta untuk dihubungi dalam lima menit by call tadi"
" Iya-iya laporannya masih ada di laptop saya. Belum sempat saya arsipkan, saya kirim secepatnya. Makasih banyak infonya" gue memutuskan panggil itu sepihak, sebelum Xaviera mengira gue tidak waras.
"Ada kerjaan ya?" Raisa tiba-tiba menanyakan itu ketika gue menghampirinya lagi.
"Sorry, gue harus balik ke apartemen cepet nih"
"Oh gpp, gue bisa nemenin loe ke apartemen dulu kok, habis itu bisa lanjut jalan lagi"
"Hah?" Gue tertegun mendengar itu. Bersamaan dengan itu ada panggilan masuk lagi ke ponsel gue tanpa direncanakan. Gue kira itu Xaviera, ternyata itu Rami
"Who's Xaviera? Cewek provinsi mana lagi itu?" Gue meminta waktu lagi pada Raisa untuk menjawab panggilan tersebut. Biar dia jengkel sekalian karena gue kebanyakan angkat telepon.
"Kenapa loe tau nama Xaviera?" Tanya gue
"Coba cek lagi deh, tadi loe kirim chat ke gue minta di telpon lima menit lagi, tapi nama yang loe sebut nama Xaviera. Siapa lagi nih Xaviera? Sopan bener chatnya " gue mengecek pesan yang dimaksud Rami. Dan benar gue ngirim pesan yabg sama ke rami dengan nama Xaviera.
"Ini bukan waktu yang tepat buat jelasin siapa Xaviera, loe mending bantuin gue"
" Bisa bisa nya loe di story dating sama Raisa tapi chatnya sama Xaviera, banyak banget koleksi loe Sha, Tunangan loe yang lagi kuliah di KAIST itu apa kabar? Kayaknya kalian jarang keliatan komunikasi"
Bukan jarang lagi, kita emang ga pernah komunikasi hampir dua tahun lamanya.
Secara resmi gue emang udah tunangan. Tunangan yang mengusung konsep bisnis, dikenalkan oleh orang tua."Mending buat gue aja deh, Sha. Putri Indonesia gitu loe anggurin. Tunangan lo itu soalnya sering banget kepoin story gue kalo gue lagi bareng lo"
" Ya udah tinggal ajak PDKT aja sana, Xaviera itu sekretaris gue, gue mau ngomongin soal kerjaan sama dia ditelepon. Cuma pesannya ke kirim juga ke loe". Gue sengaja memperpanjang obrolan biar Raisa menunggu lama.
"Masa sih? Yakin? Emangnya sekretaris loe baru ya? Setau gue dulu namanya Sakura, bukan Xaviera"
"Sekretaris sebelumnya lagi ambil cuti, kalo salah satu dari koleksi engga mungkin gue chat sesopan itu kan?"
"Ok, terus? Pekerjaan apa yang perlu dibicarakan dimalam Minggu begini? Mana sama sekretaris baru lagi"
"Ya banyak, perlu Banget gue jelaskan?"
"Alah engga seru loe Sha, Ya udah gue tutup". Setelah pembicaraan tidak jelas dengan Rami itu selesai, gue mendapati Raisa yang sudah terlihat malas karena gue acuhkan.
"Sorry, nunggu lama , yuk" ajak gue.
"Kayaknya gue gak bisa nemenin loe deh Sha, temen-temen gue ngajakin ketemuan. Lagian loe lagi banyak kerjaan juga. Tadi telepon dari Raymond ya? Raymond Ferry Irawan? " Gue mengangguk.
"Kenal Raymond juga? Ketemu sama teman dimana? Biar gue anter dulu"
"Kenal lah mantan gue zaman SMA" gue tersedak.
Rora pov
Ketika ayah dan Abang Ruka sedang menonton TV dan membicarakan nasib bangsa Indonesia beberapa tahun kemudian, aku malah tidak menyimak, masalahnya minatku terhadap politik benar-benar minus.
"Yah, ayah kenal sama orang yang namanya Raffa Pasha wijaya gak?"tanyaku
"Itu bukannya nama atasan kamu yang baru?" ayah malah balik bertanya.
"Maksudku dulu,waktu aku masih kecil. Anak tetangga yang pindah atau mungkin teman aku waktu TK atau SD. Ada ngga yah?"
"Kenapa sih? Berharap jodoh sama Pak managernya? Korban wattpad deh ,Ra" kata bang ruka menyahuti, membuat aku memutar bola mata malas.
"Bukan gitu bang, si buaya darat itu. Maksudku Pasha itu sikapnya aneh banget"
"Kadang baik, kadang ngeselin. Kadang kaya benci tiap liat aku, kadang kayang orang yng udah lama banget gak ketemu. Dia sering banget ngeliat aku dengan tatapan yabg penuh misteri. Kan aku risih bang kalo dilihatin terus-terusan tiap hari"
"Terpesona kali sama kamu, anak ayah kan paling cantik seantero komplek" kata ayah mengalihkan pandangannya dari layar televisi. Membuat bang ruka langsung tertawa mengejek setelah mendengarnya.
"Ngeselin ah! Bang ruka sama ayah sama aja. Gak bisa diajak diskusi, aku serius Bang,,, yah,, Pasha itu orangnya aneh, coba pikir deh, kenapa tiba-tiba aku naik jabatan padahal baru kerja satu tahun? Aneh kan?" " Demoku pada dua laki-laki itu.
"Mungkin itu perasaan kamu aja, selagi dia menghargai kamu di kantor dan gak berbuat macam-macam. Anggap aja naik jabatan itu karena emng udh rezeki kamu" kata ayah dengan bijak.
"Tuh denger, ngga usah kepo sama alesannya. Lagian abang gak yakin orang yang namanya Pasha itu tertarik sama kamu, kita harus tau diri, Ra. Kamu tinggal kerja yang bener dan jangan ngerugiin perusahaan" sambung Bang ruka membuatku menghela nafas mendengar respon mereka.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Improptu Secretary [RORASA]
Fiksi Penggemarbukan GxG ya cuma pinjem visual nya aja, karena author gatau boygrup K-Pop lain selain treasure. sebagian juga terinspirasi dari nama pemain Clash of Champions ruang guru. karena pas bikin cerita ini lagi nonton COC 🤭