Hoshina || Kafka

91 12 20
                                    

 "Ini ruang otomotif, di sampingnya ruang elektro..." Kafka menganggukkan kepalanya, mencoba mendengarkan penjelasan Mina dengan seksama. Kemarin, Kafka baru saja diterima menjadi satpam di sekolah yang Mina kelola. Sebelumnya Kafka cuma bekerja sebagai tukang sapu jalan, kemudian Reno lah yang memberitahunya kalau sekolahnya sedang membuka lowongan kerja sebagai satpam, karena penjaga sekolah sebelumnya pindah ke pulau lain. Saat ini, teman masa kecilnya itu sedang mengajaknya berkeliling sekolah. Area sekolahnya, menurut Kafka cukup luas, bangunannya lebih banyak memanjang daripada bertingkat, sehingga perjalanan mereka cukup panjang. Setidaknya sekolahnya cukup asri, pepohonan rimbun menghalau sinar matahari untuk mengganggu mereka.

 "Ini bagian pertanian dan perikanan." Ucap Mina ketika mereka melewati kolam-kolam berisi berbagai macam ikan, di sampingnya terdapat taman kecil dengan berbagai tumbuhan tertanam di sana. Dari tadi Kafka mencoba untuk mengingat semua tempat yang dia kunjungi, otaknya berusaha untuk menyimpan semua informasi yang Mina berikan. Mungkin butuh waktu lama untuk Kafka dapat menghafal semuanya.

 "Ah, terakhir... Ruangan tata busana." Entah kenapa, ketika Kafka menengok ke dalam, tubuhnya tiba-tiba merinding. Entah karena tempatnya yang sunyi, ruangannya yang gelap, atau karena patung-patung yang ada di ujung ruangan. Mencoba menghilangkan ketakutannya, Kafka kembali mengalihkan pandangannya ke arah Mina, menganggukkan kepalanya. 

 "Di sini katanya berhantu loh." 

 "Kyaaaa!" Teriak Kafka dengan jantannya, kakinya langsung melompat ke arah Mina ketika seseorang menyentuh pundaknya dari belakang, menyembunyikan tubuhnya yang terlalu besar itu ke belakang temannya. Mina mendengus ketika melihat orang yang tengah tertawa lepas di hadapan mereka, melipat tangannya di depan dadanya.

 "Hoshina." Tegur Mina, membuat orang itu mencoba berhenti, masih memegangi perutnya sambil mengusap air mata yang terkumpul di ujung matanya. Hoshina, akhirnya berhenti tertawa, senyum kecilnya masih tersungging di bibirnya. Menurut Kafka, wajah dan suaranya cukup menyebalkan, apalagi cara dia tertawa. Kafka sudah bisa menerka-nerka bagaimana perlakuan Hoshina ini pada Kafka nanti. 

 "Maaf-maaf." Kata Hoshina sambil mengulurkan tangannya, menunggu Kafka untuk menggenggamnya. "Hoshina Soshiro, wakil kepala sekolah." Tambahnya, membuat Kafka mengerjap sebelum akhirnya menjabat tangan wakil kepala sekolah itu. Genggamannya, menurut Kafka cukup erat, terlalu kuat malah, membuat Kafka mengigit bibirnya sambil menahan sakit. 'Gila, tangannya lentik tapi pedes genggamannya.' ucap Kafka di dalam pikirannya. 

 "Hmmm, lumayan, tapi yakin dia bisa menjaga sekolah Bu Ashiro?" Mina cuma mendengus sambil tersenyum, berdiri diantara Kafka dan Hoshina, meletakkan tangannya di atas dada Kafka.

 "Hoshina, aku percaya dengan Kafka, dan aku harap kamu bisa juga." Kafka tersenyum mendengarnya, hampir sepuluh tahun dia tidak bertemu dengan Mina, tetapi temannya itu tidak berubah sama sekali. Mungkin Mina sudah melangkah jauh dari capaiannya, bersinar terang menyilaukan pandangannya, namun Mina masih mau mengulurkan tangannya pada Kafka, lelaki pecundang yang tidak pernah bisa melakukan apapun dengan benar. Kafka segera menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran-pikiran negatif dari kepalanya, ini bukan saatnya mengasihani diri sendiri, dia harus bisa membuktikan dirinya pada Mina.

 "Hmmm iya juga sih, dia shift siang kan?" Ucap Hoshina, Mina di depan Kafka mengangguk. Hoshina cuma terdiam ketika melihat konfirmasi dari Mina, senyuman kecil masih tersungging di bibirnya. Kafka dapat merasakan bahwa Hoshina masih tidak percaya dengannya, memicingkan matanya ke arah wakil kepala sekolah itu. Menyebalkan sekali, Kafka sangat ingin menghapus senyuman menjengkelkan itu dari wajah Hoshina.

🦖~~~🦖

"Pak Hoshina?"

Mak Comblang || Kaiju no 8 (lokal AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang