Derita || Reno

96 17 9
                                    

Reno mengunyah nasi gorengnya dalam diam, matanya fokus menatap layar handphone-nya, headset menempel di telinganya. Orang pasti bertanya-tanya kenapa dia duduk sendirian di kantin, dia memang penyendiri sih, tapi... Sebuah penampakan aneh ketika melihat dia tidak bersama Iharu, pacarnya itu selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. (Kalau bisa, mungkin Iharu akan mengikuti Reno ke dalam toilet.) Tentu saja, dia punya teman lain selain pacarnya. Kikoru, sudah kenal dengan Reno sejak SMP, karena itu Kikoru juga dekat dengan Bang Kafka, kadang-kadang mereka berkumpul bertiga di rumah Bang Kaf.

Sebentar lagi akan diadakan pertandingan basket atau DBL, sehingga Iharu yang merupakan anggota tim basket tidak bersama Reno sekarang, dia fokus berlatih dengan teman-teman satu timnya. Untuk Kikoru, dia sedang menghadiri rapat OSIS, begitu juga Aoi, mereka berdua masing-masing adalah sekretaris dan wakil ketua OSIS. Kalau Haruichi, dia sebenarnya tidak memiliki kesibukan apapun hari ini, dia orangnya cukup malas untuk mengikuti organisasi-organisasi sekolah, bahkan, dia harus dipaksa Pak Hoshina untuk mengikuti setidaknya satu ekskul. Tapi, putra sulung Izumo itu tiba-tiba sakit karena terlalu banyak memakan gorengan dari kantin, perutnya masih tidak terbiasa memakan makanan yang tidak sehat itu. Dua teman sekelasnya yang lain, Minase dan Hakua juga sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, Minase adalah anggota PMR, dan hari ini jadwalnya untuk mengawasi ruang UKS. Sedang Hakua juga anggota tim basket seperti Iharu, otomatis dia juga berlatih untuk DBL.

Karena kesibukan semua teman-teman sekelasnya, alhasil Reno makan siang di kantin sendiri. Tapi sebenarnya dia cukup menikmati kesendiriannya, tidak harus mendengarkan celotehan Iharu dan Kikoru yang sering berargumen, atau duduk di sebelah Hakua yang saat makan seperti habis puasa selama berbulan-bulan. Di seruputnya segelas es teh di samping piringnya, meringis sedikit karena giginya yang sensitif tiba-tiba saja terpapar air es yang dingin. Perhatiannya teralih dari gameplay streamer kesukaan Iharu ketika seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya, mengangkat kedua alisnya ketika dia melihat siapa yang menginvasi ketenangannya.

"Abangnya Kikoru ya itu? Om ga nyangka kamu suka nonton dia." Sapa Bang Kaf ketika Reno menyadari keberadaannya, menggaruk lehernya ketika teringat pengalamannya ketika bertemu Kak Narumi, Reno menjadi saksi kejadian tersebut. Mungkin Iharu, sebagai fans beratnya Kak Narumi akan patah hati ketika mengetahui sifat aslinya, walaupun dia bertingkah tidak terlalu jauh berbeda di depan layar. Entah mengapa Reno berpikir dia sepuluh kali lipat lebih menyebalkan ketika bertemu langsung. Alasan sebenarnya Reno tidak suka dengan kakak laki-lakinya Kikoru itu karena sikap dan cara bicaranya dengan Bang Kafka, tapi hal itu tidak terlintas di pikiran bocah berambut putih itu. Intinya, dia tidak suka dengan Kak Narumi tetapi Reno tetap mengakui kalau video dan stream-nya cukup menghibur.

"Bosen Bang Kaf, butuh hiburan sambil makan." Balas Reno sambil mengangkat bahunya, tanpa sadar menggerakkan badannya untuk duduk lebih dekat dengan pamannya yang berada di sebelahnya. 'Eh, sebentar... Paman?' Sebenarnya Reno tidak tahu ingin menyebut hubungan dia dan orang di sebelahnya itu apa, mungkin kakak dan adik? Paman dan Keponakan? (Atau mungkin ayah dan anak.) Reno menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya dari lamunannya sendiri. Bang Kaf juga bergerak mendekat, menjulurkan kepalanya ke arah layar handphone Reno, memicingkan matanya ketika melihat ledakan warna yang ada di layar.

"Ah! Pusing Abang liatnya." Erang Bang Kaf, mengalihkan perhatiannya kembali pada semangkuk mie instan yang ada di hadapannya, menyantapnya dengan cepat. Reno hanya memutar matanya sambil tersenyum, kembali fokus untuk melanjutkan makan siangnya juga. Mereka berdua duduk dengan hening, kadang Bang Kafka membuka mulutnya untuk memulai obrolan ringan. Tanpa sadar mereka berdua jadi bergosip tentang Kikoru, Reno dapat membayangkan betapa murkanya teman dekatnya itu ketika dia mengetahui topik obrolan mereka.

"Ah! Eh?" Reno menghela nafasnya dengan pasrah ketika mendengar satpam di sampingnya tergagap, badan Bang Kafka tersentak ketika tangan seseorang menyentuh pinggangnya.

"Kafka, Ichikawa, tumben berduaan aja." Reno merutuk di dalam hatinya sebelum mendongak, menatap orang baru itu dengan wajah senetral mungkin, Bang Kafka di sampingnya masih tersenyum malu.

"Ada rapat OSIS, Pak." Balas Reno dengan nada datar, Pak Hoshina menganggukkan kepalanya dan tersenyum ketika mendengarnya, bahunya masih menempel dengan Bang Kafka. Reno dapat merasakan kelopak matanya berkedut ketika melihat pemandangan di hadapannya, menggenggam sendok yang ada di tangannya dengan erat. Reno menarik nafasnya 'Tenang... aku harus tenang....' Ucapnya dalam hati, mencoba untuk menahan dirinya agar tidak menggebrak meja yang ada di hadapannya.

"Kafka, perasaan tadi kamu baru aja makan di kantornya Bu Ashiro, kok makan lagi?" Tegur Pak Hoshina, tangannya bergerak untuk menusuk-nusuk perut pria yang ada di sampingnya, membuat satpam malang itu bergidik geli.

"Nanti makin gendutan kamu." Sambungnya

"Eh- anu... Itu pak-"

"Tapi gapapa..." Sela Pak Hoshina, senyumnya terlihat melebar, entah kenapa Reno tiba-tiba saja merinding melihatnya. Reno mencoba untuk tidak terlalu memperhatikan percakapan dua pria yang berada di dekatnya itu, tetapi, senyaring apapun volume headset yang dikenakannya, tidak dapat menghentikan telinganya untuk menangkap percakapan menggelikan tersebut.

"Aku suka kok, cowok berisi." Reno yang sedang menenggak es tehnya langsung tersedak, tangannya yang terkepal langsung saja menghantam meja, mulutnya terbuka dan tertutup tanpa suara, mencoba untuk melegakan tenggorokannya. Dua orang di sampingnya tidak sadar dengan penderitaannya Reno, terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Abang Kafka yang tersenyum malu saat tangannya dengan ragu bergerak untuk memegangi bahu Pak Hoshina, dan Pak Hoshina yang kedua matanya melebar ketika hal itu terjadi, semburat merah muncul di kedua pipinya. Reno menjatuhkan kepalanya ke atas meja, selera makannya sirna dalam seketika, dia cuma menggerutu dalam hatinya, berharap agar petir segera menyambarnya dan membebaskannya dari penderitaannya ini.

❄️~~~❄️

Kikoru : Guys, coba liat

Di bawah pesan Kikoru, terlampir foto Reno yang berada di kantin, wajahnya kusut, kontras dengan dua orang yang duduk di meja yang sama dengannya.

Hakua : Fak lucu banget 😭
Hakua : Untung kita ada latihan @Iharu
Haruichi : Rejeki anak baik, diberikan nikmat sakit hari ini 😇🙏
Minase : Kasihan sih... Tapi 😬😬😬
Reno : Bacot
Haruichi : O may got
Minase : Reno berkata kasar? 😲
Iharu : Menyala ayangku 🔥
Iharu : Aku paham deritamu yang <3
Kikoru : Jijik ih bucin
Hakua : Ciri orang ga sadar diri⬆️
Hakua : Capek aku jadi obat nyamuk
Kikoru : Guys, fokus fokus!
Kikoru : I mau ngeledekin Reno
Aoi : Udah, Kasihan Reno
Haruichi : Bohong ih, dari tadi aja kamu ketawa
Aoi :...
Aoi : Maaf Reno.
Reno : Kontol kalian semua.

Reno memijat jidatnya, mencoba menghilangkan kekesalannya ketika melihat percakapan teman-temannya itu. 'God, please take all of my pain, quadruple it, and give it to the bowcult weirdo.'

Mak Comblang || Kaiju no 8 (lokal AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang