Mimisan || Kikoru

122 18 5
                                    

"Pagi beb!" Kikoru tersenyum lebar ketika dia melihat Minase menyambutnya saat memasuki kelas, menyapa teman-teman yang lain sambil berjalan ke kursinya. Kikoru duduk di samping Reno, bangku paling depan di dekat meja guru, wajar lah dua anak rajin. Reno sendiri masih belum sampai, mungkin karena sepeda motor butut Kafka mogok lagi di tengah jalan, jadilah minase menduduki kursi bocah berambut putih itu sebelum dia datang.

"Wah masih hidup u ternyata." Goda Kikoru ketika melihat Iharu memasuki kelas dengan wajah masam, membuat bocah punk itu menjulurkan lidahnya. Sepertinya dia masih trauma dengan kejadian kemarin.

"Diam lu kuning." Iharu berdecak kesal, wajahnya merenggut ketika menoleh ke arah Kikoru. Kikoru sendiri cuma mendengus, sementara Minase yang duduk di sebelahnya tertawa kecil dan menyandarkan kepalanya di bahu Kikoru, membuat Kikoru tersenyum kecil.

"Oh iya Iharu, aku kira kamu bakal datang sama Reno." Kata Minase, menyodorkan handphone-nya ke arah Iharu, otomatis, Duo pink-kuning itu mendekat untuk membacanya. Terlihat chat Reno di grup kelas mereka yang meminta tolong untuk memberitahu Pak Hoshina bahwa sepeda motor Kafka lagi-lagi mogok di tengah jalan apabila dia terlambat.

"Shit, gue gak ada cek hp! Otw menjemput ayang~" Seru Iharu yang segera memasang jaket kulitnya kembali, membuat dua cewek di depannya memutar bola mata mereka.

"Gak usah." Tiga Murid itu langsung mendongak ketika mendengar seseorang tiba-tiba menyela Iharu. Reno dengan wajah datar berjalan mendekat ke arah mejanya, Minase tentu saja segera menyingkir untuk mempersilahkannya duduk.

"Eh, ayang~ Motornya udah ga mogok lagi?" Reno mendengus ketika Iharu menyapanya, mengalihkan pandangannya dari pacarnya yang terseyum manis ke arahnya. Sepertinya dia masih merajuk karena Iharu lagi-lagi mencoba untuk bolos kemarin. Kikoru dan Minase saling pandang ketika melihat adegan di hadapan mereka, mengulum senyum mereka masing-masing.

"I kira u bakal telat, Ren." Kikoru mengalihkan pembicaraan, tidak tahan melihat Iharu memohon-mohon untuk dimaafkan sementara pacarnya tidak menggubrisnya sama sekali.

"Aku dijemput sama pak Hoshina." Reno membalas, menolehkan kepalanya ke arah Kikoru, alisnya bertaut. 'Bukannya rumah Pak Hoshina beda arah dengan rumah Reno dan Kafka?' Pikir Kikoru.

"Bang Kaf yang nelpon Pak Hoshina... Aku baru tau Bang Kaf punya nomor Pak Hoshina." Gumam Reno, wajahnya sedikit cemberut. Kikoru sudah tahu seberapa dekat temannya itu dengan satpam sekolah mereka, dan mungkin Reno agak sedikit protektif terhadap Kafka.

"Oh itu... Kemaren Pak Hoshina minta nomor telponnya Om Kafka. Gak tau juga sih kenapa." Ucapan Iharu membuat Kikoru mendengus. 'Buat apa lagi Pak Hoshina minta nomornya Kakfa, pasti karena-'

"Karena Kafka Bapak hitung sebagai wali muridnya Reno." Badan keempat bocah yang sedang berkumpul itu segera menegang, menolehkan kepala mereka ke arah suara, Pak Hoshina berdiri di depan meja guru dengan senyum khasnya, tertawa kecil ketika melihat reaksi mereka.

"Lho, kok malah diam? Ayo siap-siap ke lapangan." Tanpa sadar mereka sudah mengobrol hingga bel masuk berbunyi, tidak menyadari kedatangan wali kelas mereka.

"Baik pak." Ucap semua murid serempak, mulai bersiap untuk memulai pembelajaran pertama mereka.

🪓~~~🪓

Kikoru saat ini sedang duduk di pinggir lapangan basket, menenggak air minumnya dengan cepat, matanya mengikuti gerakan bola yang dilemparkan kesana-kemari. Haruichi dan Minase di sampingnya juga melakukan hal yang sama, kadang-kadang memberi semangat kepada teman-teman mereka yang berada di lapangan.

Hari ini akan dilakukan penilaian permainan bola basket, Pak Hoshina memberikan mereka waktu 15 menit untuk latihan terlebih dulu. Kikoru sebenarnya masih mau berlatih, tapi dia memutuskan untuk membiarkan teman-temannya yang lain untuk mendapatkan giliran. Kalau Minase disebelahnya sih sudah kelelahan, untuk Haruichi, dia memang (Kata dia sendiri) terlalu lihai bermain basket. Kikoru pikir dia cuma malas saja. Dari tadi mata Haruichi hanya mengarah pada Aoi yang tengah membantu Reno berlatih menembak bola ke ring, matanya tidak pernah beralih ke arah bola yang berkali-kali di lempar mereka berdua, jadi mungkin dia hanya mau menonton pacarnya bermain.

Mak Comblang || Kaiju no 8 (lokal AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang