Chapter 3

7 1 0
                                    

Hembusan angin yang menerpa wajah Alea membuatnya merasakan udara sejuk pagi ini. Gadis itu terduduk di kursi taman sekolah. Melihat teman-teman sekelasnya yang sedang bermain basket, dan memberi dukungan kepada mereka agar menang dari kelas lain.

"Semangat 10A!", teriak Alea sesekali.

"Ayo gaes kalahin mereka?! Tunjukkan bakat terpendam kalian?!", sahut Azizah.

Alea memegang perutnya yang terasa sedikit sakit. "Gue ke kamar mandi dulu ya."

"Lo kenapa?", tanya Azizah yang melihat Alea memegangi perutnya.

"Perut gue sakit. Sebentar aja!"

"Mules? Atau Asam lambung lo kambuh? Tuh kan gue bilang apa jangan lupa sarapan.", ucap Azizah ikut panik.

"Tenang Azizah. Gue cuman sakit perut biasa.", Alea mencoba menenangkan sahabatnya ini.

"Mau gue anterin?", tanya Azizah.

"Gak perlu. gue bisa sendiri. Sebentar aja!", ucap Alea lalu pergi menuju toilet.

Sesekali ia memegangi perutnya, rasanya seperti ada sesuatu yang melilit di dalam perut. Tak sengaja ia bertemu Shaka yang baru saja keluar kelas.

"Alea?", sapa Shaka membuat Alea menoleh.

"Hai kak!", Alea mencoba tersenyum menahan perutnya yang sakit.

"Lo kenapa?", tanya Shaka yang melihat Alea memegangi perutnya.

"Gak apa-apa kak. Gue duluan ya kak.", ucap Alea lalu berjalan pelan meninggalkan Shaka yang terus melihat ke arahnya.

"Alea!"

Gadis itu menoleh ke belakang, "Kenapa Kak?"

"Tunggu di situ sebentar!", Shaka berjalan menuju ke dalam kelasnya, beberapa detik kemudian ia keluar membawa jaket hitam dan menyodorkan ke arah Alea.

"Ini buat apa kak?", tanya Alea bingung.

"Buat nutupin seragam belakang lo kotor.", ucap Shaka yang membuat Alea menoleh melihat rok sekolahnya. Dan benar saja ada bercak darah di roknya. Alea memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya, entah apa yang harus ia lakukan sekarang. Malu bercampur tidak enak, harga dirinya runtuh seketika. Bagaimana bisa ia tidak merasakan tamu bulanannya datang, bahkan sampai orang lain melihat roknya yang kotor.

"Ka! Buruan ayo?!", panggil teman Shaka yang berdiri di depan kelas.

"Gue duluan ya ada urusan!"

"Tapi kak jaketnya!", Alea mencoba mengembalikan jaket Shaka tapi laki-laki itu sudah berlari pergi.

"Aishhh! Malu banget gue! Gimana bisa gue gak sadar sih... malu banget!", gerutu Alea kepada dirinya sendiri.

Alea berjalan menuju bangkunya. Lalu duduk dan menyenderkan kepalanya di atas meja. Perutnya semakin terasa sakit, hari pertama haid memang menganggu bagi sebagian kaum perempuan. Alea memejamkan matanya menahan rasa nyeri di dalam perutnya. Azizah berjalan mendekati Alea.

"Lo beneran gak apa-apa Al?", tanya Azizah.

"Gue cuman butuh tidur sebentar aja.", ucap Alea lirih.

"Kita ke UKS aja gimana biar bisa tiduran di sana?"

"Di sini aja, 5 menit juga cukup kok."

"Jaket lo ada dua? satunya punya siapa?"

Alea menatap jaket yang ia gunakan untuk menutup roknya, "punya kak Shaka."

"Kak Shaka? Kayaknya ga asing namanya. Kakak kelas?"

"Hmmm."

Azizah berfikir seperti tidak asing dengan nama itu. Azizah menghela nafas panjang melihat Alea, temannya satu ini memang cukup keras kepala. Beruntunglah hari ini hari Jumat, seluruh guru sedang mengadakan rapat sehingga jam pelajaran kosong 2 jam. Azizah membiarkan Alea tertidur.

Bright Yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang