"Ngapain lo ada di sini?", tanya Shaka heran.
"Tadi itu kakak lari-lari ke arah halte hujan-hujan. Karena penasaran ya udah kesini aja.", jawab Alea lalu tersenyum.
Shaka tersenyum mendengarnya, tingkah adik sahabatnya ini memang aneh.
"Gue gak bawa motor.", ucap Shaka.
"Jadi kakak mau naik bus?", Tanya Alea.
"Naik delman.", ucap Shaka ngaco.
"Ck. Mana ada delman jam segini. Lewat sini pula."
"Iya naik bus Alea."
"Kenapa gak pulang sama kak Alphino aja?"
"Dia ada urusan."
"Cih. Sok sibuk emang dia. Kalau kak Amam?"
"Dia udah pulang duluan. Ada urusan keluarga."
Alea tersenyum, "Gue anterin aja!", ucap Alea membuat Shaka terdiam.
"Jarak rumah kita beda, gue ke kiri dan lo ke kanan."
"Gak apa-apa. Anggaplah ini sebagai bayar hutang budi gue soal jaket kemarin."
Shaka tertawa pelan, "gak usah. Gue naik bus aja."
Alea memanyunkan bibir bawahnya, "gue ikhlas kok!", ucap Alea lirih.
"Lo aja cuman bawa helm satu Lea."
"Gak apa-apa kakak aja yang pakai helm. Gue gak usah!"
"Gimana bisa? Nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana?"
Alea terdiam, bingung harus bicara apa lagi. Bus yang mereka tunggu akhirnya datang.
"Lain kali aja ya! Makasih bantuannya.", ucap Shaka lalu tersenyum. Ia kembali menatap Alea. "Cepat pulang! Hati-hati di jalan jangan ngebut!"
Alea menatap Shaka yang berjalan menuju bus dan masuk ke dalam. Bus itu pun melaju meninggalkan Alea yang masih berdiri di halte.
"Ishh... Gue berniat baik loh ini. Pasti sebenarnya dia mau cuman malu aja. Padahal dikit lagi gue tahu rumah dia.", ucap Alea, sedetik kemudian ia tersadar apa yang ia katakan lalu menepuk-nepuk pelan jidatnya.
"Mikirin apa sih gue? Kenapa harus tahu rumahnya coba? Penting banget apa? Astaga!", gerutu Alea kepada dirinya sendiri.
Alea merasa punggungnya di pegang seseorang membuatnya tersentak kaget. "Astaga!"
"Hai Alea!"
"Alex?"
Alex tersenyum dengan lesung pipi di pipi sebelah kanannya.
"Gimana soal kemarin?", tanya Alex penasaran.
Alea terdiam, bingung harus menjawab apa. "Gimana ya? Kita kan masih kelas 10 Lex... Jadi menurut gue kita harus fokus belajar dulu aja!"
"Iya faham kok. Tapi gue ada alasan lain Lea.", ucap Alex sedikit gemetar.
Alea mengerutkan keningnya merasa seperti ada yang tidak beres. "Ada apa?"
"Lea please ya terima gue!", ucap Alex memohon.
"Maaf Alex tapi gue gak bisa."
"3 hari aja gue mohon."
"Alex pacaran itu bukan buat main-main. Maksud lo apa nembak gue terus jadian tapi cuman 3 hari!", ucap Alea mulai kesal.
"Nanti gue bisa jelasin Lea!"
"Udah ya! Gue bilang gak ya gak?!", Alea berjalan menuju ke arah motornya lalu pergi meninggalkan Alex.
"ALEA!", teriak Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bright Yellow
Fiksi RemajaNatasha Alea Arditama bertemu dengan Airshaka Naufal, seorang pria tengil yang mampu memberikan warna dalam hidupnya. Sedangkan menurut Airshaka, Alea itu ibarat warna kuning, warna paling terang yang ia lihat dari beribu warna yang ada di dunia in...