Warnanya merah membara, wajahnya tersenyum lebar,
Matanya menatap jiwaku, seolah mengetahui semua rahasia,
Senyumnya sepalsu dunia ini, tak perlu merana,
Atau begitulah yang ia pikirkan,Dibalik senyumnya, ada luka yang tak sadar,
Menjerit dan mengerenyit dalam keheningan,
Ditutupi senyum kemunafikan, menghilangkan semua keikhlasan,
Membawakan ironi dan tragedi yang dibalut kepalsuan,Tak ada yang mengerti, meski hanya satu orang,
Kengerian, hanya itu yang mereka lihat,
Sedang ia terus dalam kepalsuannya,
Mengharapkan akhir dari segalanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantisasi Hayat
PoetryAntologi kata-kata hati yang membentuk kalimat serta melahirkan sastra asa dan rasa yang bisa disebut puisi