Pagimu cerah atau tidaknya tergantung cara kamu menghargai harinya. Mensyukuri waktu yang Tuhan berikan.
"Pagi kak adel" Sapa cerah seorang perempuan
"Pagi" Senyumnya yang seluas bulan itu terutas otomatis
"Kak... Hemm ini buat kakak" Berinya sebuah surat seketika berlari menghilang dari pandangan adel
'Kak adel aku suka kakak dari pertama kali ketemu, kakak ganteng banget. Kisah cinta sepihak kakak kan terkenal banget nih seantero sekolah, dari pada sakit hati terus terusan mending coba sama aku kak ? Ya ya ya ? Aku ga akan ngecewain kok, aku akan perlakuin kakak lebih baik dari kak ashel, aku bakal nyaingin kak ashel di hati kakak hehe love you'
Alana
"Jangan... Jangan bersaing sama ashel karna demi Tuhan kamu ga akan mampu" Lirih adel berbisik
Buggg..
Pukulan kecil terasa menyentak adel yang sedang melamun itu, dia tau pelakunya, siapa lagi yang akan datang sepagi ini.
"Apaan sih chikk" Adel masih dalam posisi yang sama
"Kok lu tau sih del" Kaget chika
"Siapa lagi monyet yang gebak gebuk orang sembarangan sepagi ini" Jawabnya malas
"Yaelah jamet gitu doang ternyata, eh ayok ke kelas disini panas" Ajaknya
Entah sejak kapan mereka terlihat akrab mungkin karena sering membahas ashel mereka jadi santai bercerita.
"Emang ga ada harapan banget chik ?" Setiap hari dengan peetanyaan yang sama
"Bukan mau bikin lu nyerah del, tapi realistis ajalah" Chika sudah semaksimal mungkin membantu adel
Adel menyenderkan tubuhnya di kursi, satu persatu murid berdatangan dia masih tenggelam dalam lamunannya.
"Lagian kasihan si ashel kalau nikah sama lu, pas mau ena ena di tengah jalan lu malah pingsan Aowwkwok" Tawa chika keras
Walaupun dia baik dan lembut tapi menurut chika mengejek adel adalah sesuatu yang lucu dan bisa mencairkan suasana.
"Anjing monyed lu chik BUAHAHAH" dia ikut tertawa dengan pikiran random chika
Dari jendela yang terbuka, bolongan bolongan lubang di tembok. Angin membawa aroma yang dia hapal sekali.
"Acel datang..
Adel tidak pernah salah jika melibatkan ashel, dia paham betul wanita itu. Dia begitu mencintai ashel sehingga itu harus ashel tidak bisa orang lain.
Mungkin kalian pikir dia bodoh, lemah dan suka memaksa. Tidak terlalu salah tapi rasanya separuh nyawanya habis untuk mencintai ashel.
"Del kemaren di fyp tiktok gua liat ada video orang lomba melamun, kayaknya lu cocok ikut dah" Sindir oniel
Adel hanya mendelik malas, toh pikiran nya terlalu banyak yang terpaksa dia bedah dalam bentuk lamunan. Tidak ada salahnya melamun asal bukan melamun jorok.
"Pasti si ashel lagi" Tebak oniel
Jujur saja selama berteman dia bahkan sering kali menyebut nama ashel padahal ngobrol dengan ashel berdua saja oniel tidak pernah. Dia terlalu sering mendengar nama itu dari mulut adel.
"Kenapa ga coba sama yang lain ? Menurut gua ya lu tuh cuma terbiasa aja sama ashel"
"Kenapa harus ashel ?" Tanya nya lagi
"Ya kenapa engga" Jawab adel
"Nahkan ga bisa jawab" Simpul oniel
"Bukan ga bisa jawab niel, tapi ga ada jawaban bener untuk pertanyaan yang salah" Adel meninggalkan oniel keluar kelas
Pria itu terlalu berisik di pagi hari yang cerah untuk adel. Melihat wajah ashel saja sudah cukup membuat harinya terasa menyenangkan.
Setelah membeli beberapa makanan adel kembali dan di atas mejanya ada kotak bekal berwarna hitam.
"Apa nih niel" Adel duduk
"Sumpah lu ga akan percaya" Mata oniel tertuju pada kotak bekal itu tangan nya memegang satu tangan adel
"Ashel" Matanya langsung menatap mata adel seperkian detik saja
Adel juga ikut ikutan kaget, mimpi aoa dia semalam, pasti oniel sedang mengerjainya hari ini.
"Ga mungkin niel" Adel masih kekeh tidak percaya
"Sumpah demi Allah del" Untuk apa juga oniel berbohong
"Iya dari gua" Ucap ashel dari bangkunga sedikit kencang
"Mama yang suruh kasih lu, di makan abisin nanti siang balikin kotaknya ke gua" Lanjutnya lagi
Pria itu melotot dan mulutnya menganga kaget tidak tau harus jawab apa, ini benar ashel teman kecil nya itu.
Dia masih bengong mentap ashel, ini bukan prank kan, mungkin ashel menaruh racun atau semacam obat pencahar, sedikit trust issue tapi adel senang.
"Makasih ya cel" Dia berbalik dan tersenyum senang
Sudah lama sekali dia tidak merasakan hal ini, mungkin terakhir kali saat sebelum ashel menjauhinya. Mungkin takdir sedang berpihak padanya.
"Tumben shel, curiga gue" Jessi bisa jamin ashel tidak mungkin berbuat seperti itu
"Pasti lu ngerjain adel lagi kan" Fitnah olla seperti biasa
"Astaga shel jangan ih" Seperti biasa chika si ibu peri akan berusaha mencegahnya
"Apaan sih fitnah, emang beneran di bikinin mama buat dia" Ashel kesal
Masa dia sejahat itu sampai harus di introgasi karna memberikan makanan ke adel, atau mungkin dia terlalu sering menjahili adel.
"Acel makasih ya enak banget bilangin ke tante mama" Dia mengembalikan kotak bekal itu
"Iya del" Jawabnya biasa
Adel kaget lagi, biasanya ashel hanya berdehem, emosi, menjambak, tapi kali ini gadis itu terlihat sedikit diam.
"Atau aku mau bilang makasih langsung, nanti aku ke rumah kamu ya cel" Modusnya tidak apa apa biasanya dia akan bermain bersama indira karna ashel tidak mau keluar
"Oh gitu, yaudah" Dia masih belum mengeluarkan taringnya hari ini
"Atau mau pulang bareng aku cel heheh" Dia ingin menggoda wanita itu paling paling di siram air
"Hemm boleh" Bukan cuma del yang kaget
Chika, jessi dan olla juga ikut ikutan kaget, sepertinya ashel di rasuki setan baik hari ini.
"Ga ga, gua yakin si aceng di rasukin. Coba check dulu" Olla memegang kening ashel terus di compare dengan pantat oniel
*ashel kemasukan setan gorong gorong depan rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Self & I (Delshel)
FanfictionAku mendengar tapi aku menutup telingaku, aku bisa bicara tapi aku memilih diam, dan ini menyakitkan tapi aku tetap mencintaimu. BxG Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen