13. Hevan?

351 62 19
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.

"Hevan kok ngga ngangkat telfon gw?" Heran Melvin yang kini memeriksa chatting nya dengan haevan.

"Hevan?" Gumam Wilona yang teringat akan seseorang di sela-sela tangisannya.

Setelah memikirkan nya, mata Wilona melotot dan menghentikan tangisannya. Ia menatap Melvin dengan wajah yang ketakutan dan penuh kekhawatiran.

"Vin! Temen kamu kayaknya tadi gw lihat di bawa sama teman-temannya Mahesa!"

Mendengar itu Melvin sedikit panik, "APA?!" Melvin berdiri dari duduknya karena kaget bercampur panik.

"Waktu mereka nyeret gw kedalam cafe, gw juga liat temen yang Lo bawa ke toko gw kemarin juga dibawa teman-temannya Mahesa!" Jelas Wilona yang masih mengingat kejadian tadi.

"Ngga mungkin Lo ngga ngelawan Van, Lo pasti bertahan, gw bakalan nyusul Lo!" Batin Melvin lalu berdiri dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya.

"Eh ci, waktu Cici liat temen gw di bawa, non hennika ada ngga?" Tanyanya sebelum pergi.

"Kalo itu aku kurang tau, soalnya dia datang terakhir bareng Mahesa" jelas Wilona diangguki Melvin.

"Yaudah Cici tunggu dulu ya,  gw mau nyusul temen gw!" Ucap Melvin yang tanpa membuang waktu langsung berlari keluar dari apartemen Wilona.

Saat berlari di lorong apartemen Wilona, Melvin melihat seorang kakek tua yang sedang berusaha membawa sekotak besar barang yang membuat tubuh kakek tua itu makin membungkuk.

Karena hatinya tak tenang melihat itu, Melvin langsung mengambil alih kardus yang besar dan berat itu dan di letakan di bahunya. Setelahnya ia menatap kakek tua itu dan memberi kakek tua itu senyum manisnya.

"Melvin bantu ya kek, ayo kakek jalan duluan, tunjukkin aja jalannya" jelasnya tanpa berbasa-basi.

"Aduh anak muda, kakek masih kuat, biar kakek aja yang bawa, jangan buang-buang waktu kamu" tolak kakek itu yang ingin mengambil alih kardus itu lagi dari Melvin tetapi Melvin menolak dengan senyumnya agar kakek itu yakin.

"Ngga papa kek, ayo kakek jalan duluan tunjukkin jalannya" jelas Melvin membuat kakek tua itu tersenyum lalu berjalan dengan Melvin di sampingnya.

Parkiran apartemen ×××××

"Makasih ya udah bantuin kakek yang tua ini, kakek ngga tau bisa bawa barang ini sejauh ini" ucap si kakek ketika mereka sampai di parkiran mobil.

"Sama-sama kek, kalo begitu Melvin juga pergi ya kek. Hati-hati kek" Melvin langsung pergi mengambil mobilnya yang terparkir di depan.

Kakek itu tersenyum melihat kebaikan Melvin. Baginya, anak jaman sekarang jarang bisa berbuat baik seperti itu, apalagi tanpa di minta.

"Aduh Van... Ini kalo nyokap lu tau, gw juga kena imbasnya sama nyokap gw  cuqq... Pantes ngga bisa di telfon, ngga bisa jemput non dara, jangan-jangan Lo juga bolos Van?!" Omel Melvin sendirian di dalam mobil.

"Semoga mereka masih di cafe itu" gumam Melvin yang semakin mempercepat jalannya

"Santai Vin... Haevan pasti bisa lawan mereka... Lagian tu bocah kan ngga punya masalah sama temen-temennya si badjingan itu." Melvin agak khawatir mengingat sifat jahil yang mendewa milik haevan, tetapi ia yakin haevan bisa melawan jika orang-orang itu melukainya, ia yakin, orang haevan juara berturut-turut.

"Huuuuft" Melvin membuang nafas panjangnya agar ia tak panik dan mulai mengendarai mobil menuju ke tempat dimana ada haevan.
~~~~
~~~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bodyguard|| BBANGSAZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang