.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
...Sore ini pantai itu sepi, tidak ada manusia yang terlihat oleh mata yang memandang kosong gemuruh ombak. Nata melamun untuk beberapa saat tanpa melakukan apa-apa dan hanya tenggelam dalam pikiran rumitnya. Nata mulai bertanya-tanya mengapa semuanya menjadi sulit untuk dia jalani. Bukan ingin mengeluh dengan kerumitan hidup, akan tetapi jika dipikir Nata tidak mengerti beberapa hal.
Menghela nafasnya lelah, perempuan itu berjalan pelan menuju lautan. Suasana yang Nata sukai, tanpa banyak orang. Tanpa banyak yang memandang, dan tanpa ada yang bertanya. Suara ombak begitu terdengar ditelinga, menjadi pengantar perjalanan nya menuju lautan. Dengan gaun putih dan cardigan melekat ditubuhnya. Nata tersenyum manis menatap langit senja.
Memantapkan hati untuk sejenak.
Berbalik untuk melihat tepian.
Merekam semua hal ingin diingat.
Tersenyum untuk kesekian kali, pada mereka yang menanti.
Nata berjalan lagi ke tengah hingga seluruh badannya terbenam dengan air. Tenggelam seluruh badan, masih dengan mata yang belum sepenuhnya terpejam. 1 menit berlalu Nata masih didalam air, 2 menit, 3 menit, hingga 7 menit. Perempuan itu tak berniat untuk kembali kepermukaan sekedar mengambil nafas.
Masih bertahan, hingga suara yang dikenalinya membuat Nata menampakkan diri.
"NATA!"
Dengan nafas yang terengah-engah Nata mencoba menstabilkan nya. Berbalik badan, dan mengernyit dahi, matanya belum fokus dengan objek di pinggir pantai itu.
2 bukan 1 orang ternyata, seorang laki-laki yang setia bersama dirinya. Laki-laki yang terus berada disisi nya, memahami apa yang dia inginkan tanpa banyak bertanya. Satu-satunya orang yang mampu membuatnya bertahan dalam kesepian hidup yang mengekang nya.
Juan, laki-laki 2 tahun lebih tua darinya. Namun tak pernah dia panggil sopan selama hidupnya, tanpa embel-embel kak, mas, bang, atau panggilan lain untuk sekedar menghormati Juan.
"Apa? Kau menggangu Juan." kata Nata sambil berjalan ke tepian.
Sementara itu Juan hanya mampu menahan kesal, satu kata untuk Nata adalah gila. Bagaimana jika Juan tidak segera memanggil perempuan itu. Apakah Nata akan menjadi raga tanpa nyawa?
Kadang kala Juan tidak memahami apa yang diinginkan oleh Nata. Laki-laki itu selalu pandai menebak sebenarnya, walau tak sepenuhnya memahami namun Juan tetap setia di sisi Nata. Menemani perempuan itu, dengan segala hal ekstrim yang dilakukan nya.
Bukan sekali dua kali Juan dibuat serangan jantung oleh kelakuan perempuan itu. Nata selalu seenaknya sendiri, entah menenggelamkan diri di pantai seperti saat ini. Atau tidur di bathroom dengan air penuh. Duduk di tengah jalan pada dini hari dan kelakuan aneh lainnya. Jangan lupa kelakuannya saat hampir jatuh dari jembatan, untung Juan mampu menahan beban perempuan itu yang seenaknya ingin menjatuhkan diri.
Pernah Juan bertanya mengapa Nata melakukan semua hal itu. Dengan senyum manisnya Nata bilang hanya penasaran.
"Aku ingin tau bagaimana rasanya, ternyata sama." ujar Nata dengan tatapan kosong mengarah padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/371037486-288-k391259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RATNA SEBUAH CERITA UNTUK KITA 🍀
Short StoryBanyak kisah yang bisa dijadikan sebuah pembelajaran hidup. Kadang tidak selamanya semua mudah dilalui, ada makna disetiap cerita. Bahagia dan sedih akan selalu berdampingan setiap harinya. Merelakan memang tidak semudah yang dikata, bukan berarti...