Chapter I

6.4K 242 3
                                    

Happy reading ٩(๛ ˘ ³˘)۶♥

.❅。°❆·。*.❅· °。·☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.


Di tengah malam, suasana kota terasa hidup dan penuh energi. Lampu-lampu neon berkelap-kelip, menciptakan pola warna-warni yang memantul di jalanan basah setelah hujan. Suara klakson mobil dan percakapan yang datang dari kafe-kafe dan bar-bar di sudut jalan mengisi udara, menciptakan irama khas kota yang tidak pernah tidur.

----

Erlangga melesat di trotoar kota dengan kecepatan yang mengagumkan, melewati lampu neon yang bersinar cerah dan toko-toko yang ramai. Meskipun dia tahu bahwa rentenir mengejarnya, sensasi angin yang menyapu wajahnya membuatnya merasa bebas. Dia mengambil setiap langkah dengan penuh semangat, menikmati kebebasan dari rutinitas yang mengekang.

"Jangan lari! Kamu harus membayar utang mu sekarang!" Teriak salah satu Rentenir dari kejauhan

Erlangga melirik ke belakang dengan senyum lebar, merasa euforia dari larinya. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena pelariannya, tetapi juga karena adrenalin yang membuatnya merasa hidup.

Erlangga berteriak ke arah rentenir dengan nada ceria. "Ayo, coba ikuti aku! Ini lebih seru daripada yang kalian bayangkan!"

Dia melesat melewati sebuah taman kecil, melompati beberapa bangku dan berlari di sepanjang jalur setapak yang berbunga. Udara segar dan aroma rumput yang baru dipotong menambah rasa kebebasan yang dirasakannya.

"Dia semakin cepat! Kita harus menemukan cara untuk menangkapnya!" para Rentenir mulai mengeluh, kesulitan mengikuti Erlangga.

Erlangga membelok ke sebuah jembatan yang melintasi sungai kecil, melompat di atas batas jembatan dengan keahlian yang gesit. Dia memandang ke bawah dan menikmati pemandangan air yang berkilauan di bawahnya. Sensasi melayang yang dia rasakan saat melompat menambah kegembiraannya.

Erlangga tertawa kecil, berbicara pada dirinya sendiri. "Ini seperti balapan, dan aku yang memimpin!"

Dia melanjutkan pelariannya, menari di antara lampu-lampu kota dan suara riuh kehidupan malam. Erlangga memutar tubuhnya untuk melakukan beberapa gerakan acrobatic, membuat gerakan ini terasa lebih seperti sebuah pertunjukan daripada pelarian. Setiap langkah yang dia ambil membawa rasa kebanggaan dan kebebasan yang menyegarkan.

Ketika dia akhirnya memasuki gang yang tenang, dia menurunkan kecepatan dan bersembunyi di balik dinding, tertawa ringan. Dengan napas terengah-engah namun penuh kepuasan, Erlangga menatap ke luar, merasa puas dengan larinya yang penuh kegembiraan.

Erlangga berbisik dengan senyuman. "Terima kasih untuk perlombaan ini. Sampai jumpa lagi."

Saat Erlangga bersembunyi di balik dinding gang, dia menyandarkan punggungnya dan tertawa kecil sambil mendengarkan suara rentenir yang semakin menjauh. Dia bisa merasakan denyut adrenalin yang masih mengalir dalam dirinya, dan menikmati setiap momen dari pelariannya yang menegangkan.

"Hebat juga rasanya jadi pelari profesional, ya." gumam Erlangga sambil tersenyum

Dia memutuskan untuk mengambil waktu sejenak untuk menikmati ketenangan gang tersebut. Erlangga berjalan perlahan, merasakan tekstur dinding dingin di bawah tangannya, dan memperhatikan detil kecil di sekitar-seperti grafiti berwarna-warni dan jejak-jejak langkah di lantai.

ErlanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang