"Rasa sukaku padamu begitu besar, sampai aku lupa bagaimana cara memposisikan diri selayaknya orang yang bukan siapa-siapa."
-If Only
***
Bagian 12 - Cemburu
***
SEBUAH lagu berjudul Dear God milik Avanged Sevenfold mengalun kencang melalui speaker kelas. Irama drum yang tegas berpadu dengan riff gitar yang khas berhasil menciptakan suasana emosional yang mendalam. Azkal, yang duduk di depan kelas-tepatnya di meja guru mulai melakukan aksinya. Cowok itu bernyanyi mengikuti lirik lagu sambil memegang gagang sapu ditangan, bertingkah seolah-olah dirinya adalah M. Shadow, sang vokalis band dari lagu yang saat ini tengah ia nyanyikan.
Dear God
The only thing I ask of you is
To hold her when I'm not around
When I'm much too far away ~
Azkal memejamkan mata, mencoba menikmati setiap lirik lagu yang dinyanyikannya. Sesekali tubuhnya bergerak mengikuti irama. Dengan gagang sapu sebagai mikrofon khayalan, ia beraksi layaknya seorang rockstar. Tak ayal, aksinya itu langsung menjadi pusat perhatian. Mengundang ketertarikan para penghuni kelas untuk mengabadikan momen kekonyolan Azkal dengan kamera ponsel yang mereka punya.
Suasana kelas yang semula sepi seketika berubah menjadi ramai. Beberapa anak laki-laki mulai ikut bernyanyi dan bersorak. Bahkan, sebagian besar dari mereka tak segan untuk bergabung dengan Azkal di depan kelas. Mempraktikkan gerakan seperti sedang memetik senar gitar, ataupun sekedar menabuh meja untuk ikut meramaikan suasana. Tak ada satupun penolakan yang dilayangkan. Seolah-olah memberikan dukungan pada cowok itu untuk melanjutkan aksinya.
Vino yang melihat aksi sahabatnya hanya bisa menggelengkan kepala. Cukup heran dengan kelakuan Azkal yang kadang-kadang meleset jauh dari perkiraan. Image Azkal yang terlihat cool secara visual, membuat kebanyakan orang mengira sahabatnya itu termasuk dalam tipe cowok kalem dan tidak banyak tingkah. Lain halnya jika sudah mengenal dekat, cowok itu akan berubah menjadi sosok yang humble dan tak jarang memperlihatkan kekonyolannya, seperti sekarang.
"Vin, kantin lah. Laper gue." seru Azkal tiba-tiba sambil mendudukkan dirinya di sebelah Vino yang sedang asyik memainkan ponselnya. Cowok itu meneguk rakus sebotol air mineral, merasa kehausan setelah menyelesaikan aksi konser dadakannya.
"Buset, pelan-pelan aja kali Kal. Ntar keselek baru tau rasa lo." komentar Vino saat melihat Azkal minum seperti orang kesetanan. Bayangkan saja, cowok itu berhasil menghabiskan satu botol air mineral dalam sekali tenggak. Benar-benar seperti orang yang baru saja selesai lari maraton berkilo-kilo jauhnya.
Azkal hanya mengendikkan bahunya. Tampak acuh dengan nasihat yang diberikan sahabatnya, "Namanya juga orang haus." jawabnya.
Vino berdecak malas, menasehati Azkal sama saja menguji kesabaran. Malas berdebat, cowok itu memilih untuk mengotak-atik ponselnya. Berniat mengirimkan pesan pada Satya yang berisi ajakan untuk pergi ke kantin bersama.
Vino: Sat, gue sama Azkal mau ke kantin. Lo dimana?Satya: Gue udah di kantin.
Vino: Lah, tumben banget lo jam segini udah di kantin.
Vino: Bukannya biasanya Bu Esti kalo ngajar sampe jam istirahat?
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only
Teen Fiction"Seandainya jatuh cinta bisa memilih, akankah semua akan jadi serumit ini?" Azkal Pradipta namanya. Cowok biasa dengan sikap aneh dan super menyebalkan. Mudah bergaul namun sangat membenci 'CINTA'. Bagaimana jadinya jika dipertemukan dengan Kayla...