Chapter 19.5, in which I hope i didn't messed up

17 4 2
                                    

HAUAJAUGAUAHAUAAUAHASUFGFEWOIVEWBGDAWGHCEWUIYWUQYTYCHQYYVTBC8YEVT8YVE8CGE8EYJCGJCERUJSFNCEGERCGNEWGMCENRGHMEGNUEGCHOXOHGMCNSHGSMCHGNAMG

"Jason, bisa diam tidak?" Damian menggerutu dari ranjangnya di tingkat atas. "Kau kelihatan sedang bermesraan dengan kasur."

"Di mataku dia kelihatan sedang menggelepar," komentar suara yang Jason kenali sebgai milik Hudson, salah satu penyerang dari tim Thunderock. "Kenapa, sih?"

"Entahlah," pemuda lainnya menyeletuk. "Tadi dia ke taman, lalu sudah begini saja saat kembali ke kamar."

Terserah mereka mau bicara apa. Jason sendiri tidak tahu sekarang dia harus terkikik kegirangan atau menenggelamkan diri ke inti bumi. Sudah bagus Amity bilang dia tidak akan pernah menjauh, dan Jason memang sempat kehilangan kata-kata, tidak yakin harus membalas apa. Maka dia mencoba memulai dengan nama gadis itu, berharap bisa menemukan ucapan terima kasih yang tepat setelahnya. Alih-alih, sebuah kesadaran menghantamnya begitu kuat.

Amity nama yang cantik. Amity. A. Mi. Ty. Coba saja sebut. Begitu menyenangkan di lidah dan bibir.

Amity.

Betapa mengerikannya efek itu bagi Jason. Sesuatu sesederhana nama, yang sudah Jason pikirkan dan sebut berulang kali, tapi malam itu ketika mengucapkannya, dia nyaris bisa merasakan keberadaan Amity di dekatnya.

YAH, BUKAN BERARTI HARUS KAU BILANG JUGA!

Dengan wajah tenggelam di bantal, Jason mengerang sekuat yang dia bisa, benar-benar tidak mempedulikan keberadaan sembilan pemuda lainnya di kamar asrama mereka.

Apa Amity akan berubah pikiran sekarang? Astaga, pasti dia akan berubah pikiran. Siapa yang tidak geli mendengar itu? Selamat, Jason Wanward, atas penghargaan sebagai Tukang Gombal yang Tidak Kenal Tempat. Kau beruntung gebetanmu itu masih mau melihatmu.

Getaran dari ponsel membuat Jason mengangkat kepala secepat kilat. Melihat nama kontak Amity di layar kunci membuat sekujur tubuhnya terlonjak seketika menuju posisi duduk.

Apa yang akan dikatakan? Bahwa dia menarik kata-katanya? Aku menggelikan? Menyedihkan?

Tidak satu pun di atas itu, untungnya.

MIMI 🐹
Oh, ada lagi yang sebenarnya mau kubahas. Ini soal cerita kita juga.
Tapi besok, ya? Aku ngantuk.
Besok mesti bangun pagi. Mau ke pameran.

Sebenarnya, mau cerita itu diangkat menjadi film box office pun Jason tidak pernah punya niat melarang. Amity bisa mengambil semua keuntungannya, karena pada akhirnya gadis itulah yang bekerja keras menggubah kisah mereka dari ingatan yang penuh lika-liku selayaknya kehidupan nyata-yah, memang semua itu nyata, sih. Akan tetapi, bila gadis itu mau membicarakannya, maka Jason akan mendengar. Dia akan mendengar semuanya tanpa protes, bahkan kalau Amity mengulang cerita yang sudah tertanam jelas dalam benaknya itu.

JASON
oke
met bobo

"'Met bobo'?!" Damian bersiul nyaring, dan begitu Jason menoleh ke sekitar, tahu-tahu saja semua pemuda di ruangan itu sudah mengelilinginya dengan wajah ingin tahu.

"Ayolah!" Jason langsung mendekap ponsel ke dada, melemparkan tatapan protes pada mereka. "Ini pelanggaran privasi!"

"Oh, jadi ini yang bikin Jason jumpalitan dari tadi?" Hudson menyeringai. "Pantas."

"Dan kau masih bilang tidak yakin menyukai Amity?" goda Damian.

Erick, middle blocker Hunters, menaikkan salah satu alisnya. "Cakep, ga, orangnya?"

I Swear This Time Is DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang