Hari-hari setelah pertemuan tak terduga di taman membawa perubahan yang halus namun signifikan dalam kehidupan Rendra, Maya, dan Nadila. Rendra kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Pertemuannya dengan Nadila telah membangkitkan banyak kenangan, namun juga memberinya kejelasan. Dia menyadari bahwa pertemuan itu adalah penutup yang dibutuhkan untuk masa lalu yang selama ini menggantung di antara mereka.
Di rumah, Maya merasakan ada yang berbeda pada Rendra, meski ia tak bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Rendra tampak lebih tenang, meski kadang-kadang ia terlihat merenung. Maya, yang kini sepenuhnya fokus pada Nadra dan kehidupan baru mereka, memutuskan untuk tidak mengganggu suaminya dengan pertanyaan. Ia tahu, ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan oleh Rendra sendiri.
Suatu malam, setelah Nadra tertidur dengan nyenyak, Maya duduk di samping Rendra yang sedang membaca buku di ruang tamu. "Aku tahu ada yang mengganggumu," katanya pelan. "Kalau kamu ingin cerita, aku di sini."
Rendra menutup bukunya dan menatap Maya dengan senyum lelah. "Aku bertemu dengan Nadila beberapa hari lalu," ucapnya. Maya terdiam sejenak, berusaha menahan perasaan cemburu yang tiba-tiba muncul. Namun, ia kemudian mengangguk pelan, mempersilakan Rendra melanjutkan.
"Kami bertemu di taman tempat kami dulu sering menghabiskan waktu bersama," lanjut Rendra. "Pertemuan itu tidak lama, tapi cukup untuk membuatku sadar bahwa aku harus benar-benar melepaskan masa lalu. Selama ini, aku menyimpan rasa bersalah dan keraguan, tapi sekarang, aku tahu bahwa kita berada di tempat yang seharusnya."
Maya tersenyum, meskipun hatinya masih sedikit terguncang. "Aku mengerti," katanya lembut. "Yang penting sekarang adalah kita dan Nadra. Masa lalu mungkin selalu ada di sana, tapi itu tidak berarti kita harus membiarkannya menghalangi masa depan kita."
Rendra meraih tangan Maya dan menggenggamnya erat. "Terima kasih," bisiknya. "Terima kasih telah mengerti dan selalu ada untukku. Aku berjanji, mulai sekarang aku akan fokus pada kita dan masa depan kita."
Di sisi lain, Nadila juga merasa ada beban yang terangkat setelah pertemuan di taman. Meskipun masih ada ruang dalam hatinya yang diisi oleh kenangan masa lalu, ia merasa lebih damai. Aldo, yang peka terhadap perubahan kecil dalam diri istrinya, merasakan bahwa Nadila kini lebih tenang, meski ia tidak tahu penyebab pastinya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Aldo suatu pagi saat mereka sarapan bersama.
Nadila tersenyum, lalu mengangguk. "Aku baik, Aldo. Bahkan lebih baik daripada sebelumnya," jawabnya. "Ada hal-hal yang akhirnya bisa aku lepaskan, dan itu membuatku merasa lebih ringan."
Aldo tersenyum lega. "Aku senang mendengarnya. Kamu tahu, aku selalu ingin kamu bahagia. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, aku harap kamu tidak ragu untuk memberitahuku."
Nadila mengangguk lagi, merasa bersyukur memiliki Aldo di sisinya. "Aku tahu, dan aku berterima kasih untuk itu. Kamu adalah suami yang luar biasa, dan aku sangat beruntung memiliki kamu."
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan rutinitas baru. Rendra dan Maya semakin dekat satu sama lain, merawat Nadra dengan penuh cinta. Nadila dan Aldo semakin sukses dengan galeri seni mereka, menemukan kebahagiaan dalam setiap karya yang mereka hasilkan bersama.
Namun, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Rendra masih terkadang dihantui oleh bayangan masa lalu, dan Nadila juga tidak sepenuhnya bisa menghapus kenangan bersama Rendra. Meski begitu, mereka tahu bahwa masa lalu tidak seharusnya menjadi penghalang. Mereka berdua memilih untuk fokus pada kehidupan yang kini mereka jalani, dengan orang-orang yang mereka cintai di sisi mereka.
Pada akhirnya, Rendra dan Nadila menyadari bahwa pengampunan yang sebenarnya bukanlah tentang melupakan masa lalu, tetapi tentang menerima dan berdamai dengannya. Mereka memutuskan untuk melepaskan semua beban yang pernah mereka pikul, memberikan tempat yang layak untuk masa lalu di hati mereka, tetapi tidak membiarkannya mendominasi masa depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendra Arjuna Wicaksana
RomanceRendra Arjuna Wicaksana adalah seorang mahasiswa yang terkenal karena keterlibatannya dalam geng motor, Rider Vortex. Sebagai ketua geng, Rendra memimpin anggotanya dengan karisma dan tekad. Meskipun dia dikenal memiliki sifat yang keras dan sering...