I Can Get You! 「2」

10 9 0
                                    

Hari ini hari rabu Ernest memutuskan untuk pergi ke mansion Julya dengan membawakan bunga dan coklat. Sesampainya di depan gerbang Ernest turun untuk menemui satpam.

"Siang pak, saya Ernest mau menemui Julya" ucap Ernest pada satpam.

"Anda tidak diperbolehkan untuk masuk" ucap salah satu satpam.

"Loh ada apa pak?" Tanya Ernest.

"Karna nona membutuhkan istirahat yang banyak jadi anda tak boleh masuk" jawab sang satpam.

"Loh tapikan saya suaminya" ucap tak terima Ernest.

"Tetap tidak boleh pak, kalau bapak masih memaksa kami terpaksa akan menggunakan kekerasan" ucap yang lain.

"Kalau Julya tidak bisa untuk ditemui ya sudah, Fine" Ernest pun masuk kembali kedalam mobilnya dengan perasaan kesal ia membanting pintu mobilnya dan menurunkan kaca untuk memperlihatkan jari tengahnya.

Salah satu satpam terpancing emosi dan ingin menghampiri mobil Ernest namun ditahan oleh yang lain.

VROOMM..

Lamia dan Helio pergi menggunakan mobil karna Julya sudah mulai mengidam. Namun tanpa sengaja mereka bertemu Ernest yang sedang mengulurkan jari tengahnya pada satpam dan pergi begitu saja.

Satpam yang lain membukakan gerbang untuk mereka dan mereka mempercepat laju mobil mengejar Ernest.

Ernest yang tau diikuti pun berhenti di pabrik kosong. Ia keluar menodongkan senjata pada mobil lamia.

Lamia dan Helio keluar dari mobil dengan kedua tangan diangkat. "Wow.. woow.. Chill bro" ucap Helio.

"Ngapain kalian?" Tanya Ernest menurunkan senjatanya.

"Tadi kita ngeliat kaka kaya kesel sama satpam terus kita ikutin" jawab lamia.

"Iya tadi sebenernya kita mau kesuper market buat beli yang kak Fey mau AKA ngidam" ucap Helio.

"Dia.. ngidam apa?" Tanya Ernest.

"Kaka ngidam kelapa muda" jawab lamia.

"Hmm.. biar aku yang beli" ucap Ernest.

"Ada yang mau kita omongin juga sama kaka" ucap Lamia.

"Ngomong ajah" ucap Ernest bersandar pada mobilnya.

"Pas kita sampe dirumah kemarin ayah nyuruh kita ngumpul kecuali ka Fey. Ayah nyuruh kita buat kak Ernest gak boleh ketemu sama Kak Fey, tapii.. kita semua nolak karna kan status kaka sama kak Fey kan suami istri ya.. apa lagi ka Fey lagi hamil. Kalau semisalnya anak ka Fey udah lahir pasti dia nanyain keberadaan ayahnya kan.. nah kita gamau tuh keponakan kita sampe gak tau ayahnya dimana jangan sampelah keponakan kita kaya kita tapi ayah marah ributlah kita sampe akhirnya ayah pergi begitu ajah, kita gak ekspek kalau ayah sampe nyogok satpam segala buat ngehalangin kaka" jelas Lamia.

"Hmm.. gitu.." Ernest mulai paham dengan situasinya sekarang.

"Kita denger-denger juga ka Fey mau di nikahin sama cowo lain yang kita tau tuh dia anaknya temen tante Erna. Tante Erna tuh istri ke 2nya ayah dan dia wanita yang jahaaaat banget jadi kita curiga sama dia" ucap Helio.

"Astaga" Ernest menarik napasnya mencoba menguatkan diri.

"Tapi tenang ajah kita bakalan pastiin ka Julya gak jadi nikah sama tuh orang" ucap Lamia.

Ernest terkekeh kecil mendengar itu. "Terimakasih ya"

"Iya sama-sama" jawab Lamia.

"Ngomong-ngomong kaka mau ketemu kak Julya kan?" Tanya Helio.

"Iya" jawab Ernest. Helio tersenyum dengan ide gilanya ia berucap pada Ernest dan Lamia tentang rencananya.

┐( ̄ヘ ̄)┌

Helio dan Lamia berhasil kembali ke mansion membawa apa yang Julya mau. Mereka pun turun dari mobil dan memasuki masion dengan mengendap-endap.

Di lain sisi Julya kini sedang menikmati teh chamomilenya bersama Ciel di rumah kaca dengan Hecktor dan Aeesha yang bernyanyi menggunakan gitar dan yang lainnya duduk di bawah mendengarkan mereka berdua.

Helio dan Lamia bersusah payah menarik membawa barang bawaan mereka ke rumah kaca. Sesampainya di rumah kaca mereka pun dikejutkan dengan boneka beruang yang berjalan mendekati yang lain dengan membawa bunga dan coklat.

"Waaah.. apa gede bangeeet.."ucap Aeesha menatap boneka besar itu dengan mata berbinar. Julya senang menatap boneka besar itu yang ia pikir diisi Helio.

Julya memeluknya dan meremas-remas bulu boneka itu dan mengusap-ngusapnya. Terlihat pipi Julya memerah karna terlalu senang.

"Ini kelapanya kak" ucap Helio yang baru datang dengan beberapa kelapa yang telah dibuka.

"Loh.. kok lu disini dedek juga, terus yang ada didalem siapa?" Tanya Aeesha.

"Kak Ernest" jawab Lamia berbisik pada Aeesha membuat Aeesha membelokan matanya.

"Haaaa.." Ekspresi terkejut Aeesha.

"Gimana suka gak kak?" Tanya Helio.

"Mm.. lembut" jawab Julya masih memeluk boneka itu. 'Suara Helio'.

Julya tersadar dan melepas pelukannya. "Siapa yang ada didalam costum ini?" Tanya Julya.

Seseorang yang ada didalamnya pun membuka kostumnya. 'Ernest'.

Julya bertanya-tanya kenapa pria dihadapannya ini selalu mengikutinya kemanapun ia berada. Ernest tersenyum kepada Julya.

Julya diam mencoba mengingat-ingat kenangan masa lalunya yang selama ini yang membuatnya merasa janggal.

Alisnya mulai menyatu karna memikirkannya terlalu keras.

Grep..

Lamia memeluk Julya karna paham dengan kondisi yang ada. "Udah kak, jangan dipikirin. Yang harus kaka tau ini kak Ernest, your husband"

"I don't think so" ucap Julya masih mencoba mengingat mata biru yang sering ia lihat.

Pat.. pat..

Ernest mengelus rambut Julya dan mengelus kening Julya yang mengerut memikirkan sesuatu. "Tak perlu di pikirkan, aku yakin kamu percaya dengan mereka" ucap Ernest dengan senyuman. Kini ia telah melepas semua pakaian badut itu.

'Karna aku tersesat dalam matamu yang seperti lautan'. Tetiba Julya mengingat kembali kata-kata yang ia lontarkan saat malam prom night dan kejadian saat ia dan Ernest melakukannya pertama kali.

Nafas Julya tak teratur dan tiba-tiba ia pingsan. Semuanya panik untung Ernest memeganginya.

"Ya ampun" Ciel meletakan cangkir tehnya.

"Loh.. kak Julya kenapa?" Tanya Mia panik.

"Udah ayo bawa-bawa" ucap Aeesha Ernest pun membawa Julya kedalam rumah.

Di saat Ernest menggendong Julya untuk mengantar  Julya kekamarnya, Ernest kepergok oleh satpam dan membuatnya melemparkan tanggunh jawab ke Hecktor. Ia memberikan tubuh Julya ke Hecktor untuk di bawa dan satpam itu langsung menyeretnya keluar mansion.

Mereka langsung mendorong Ernest saat Ernest sudah keluar dari gerbang mansion.

"Kamu! Sudah saya bilang kamu gak boleh masuk! Nona jadi ginikan!" Omel satpam.

"Loh pak dia pingsan bukan gara-gara saya kok! Pak! Pak!" Teriak Ernest dari luar pagar.

Sedangkan yang lain tak bisa berbuat apa-apa karna mereka tau kontrak yang Davin buat dengan para satpam karna dengan sengaja dan sadar Davin memberika kontrak itu pada Theo dan Theo tentu memberi tau yang lain. Licik.

Satu kata yang benar-benar menggambarkan Davin. Namun setidaknya ia tau apa yang terbaik untuk anaknya.

To Be Contineu

I Can Get You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang