13. Kotak Bekal?

342 59 7
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi kurang, tapi Shani sudah disibukkan dengan kegiatannya di dapur. Hari ini dia sengaja bangun lebih pagi dari biasanya, setelah sholat subuh tadi dia disibukkan memilih menu bekal yang akan dibuat dan barulah sekarang sibuk memasak bekal untuk dibawa ke sekolah.

Kedatangannya ke dapur sepagi itu membuat Ve sedikit bingung, tapi dia tetap menyambut Shani dan membantu Shani menyiapkan bekal. Sang putri memang bisa masak, tapi kadang Ve masih was-was membiarkan Shani memasak sendiri. Apalagi minggu lalu Shani sakit hampir satu minggu lamanya, mulai hari senin kemarin untungnya Shani sudah bersekolah lagi. Dan tiba-tiba hari Jum'at ini Shani datang ke dapur untuk membuat bekal.

Disaat Shani sibuk dengan bekalnya, Ve juga sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka. Sesekali Ve menatap sang putri, dia heran kenapa Shani senyum-senyum sendiri saat membuat bekal, apa menurut sang putri membuat bekal itu menyenangkan?

"Dek, kenapa sih? Itu bekel yang kamu buat gak lagi gombalin kamu kan sampe kamu senyum-senyum sendiri gitu?" Tanya Ve sambil menatap ke arah Shani sekilas lalu sibuk lagi memasak telur untuknya sarapan.

Mendengar ucapan dari Ve, Shani spontan mengubah wajahnya, "Apaan sih Mih?" Protes Shani, tapi tangannya sibuk sendiri.

"Oh Mamih tahu, kamu bawain bekal buat Gio yaaa?" Ledek Ve sambil menyenggol lengan Shani pelan.

"Mamihhhh!" Rengek Shani membuat Ve tertawa puas, "Lagian gapapa kali aku bawal bekal siang ke sekolah" Lanjut Shani sambil memutarkan matanya malas.

Ve menggelengkan kepalanya sambil masih tertawa, lalu tak lama tawanya mereda. Lebih baik dia sibuk dengan kegiatannya agar cepat selesai, dia sendiri masih harus pergi bekerja. Keadaan dapur tiba-tiba hanya terdengar suara alat masak menandakan keduanya fokus memasak. Lalu kemudian Ve tersenyum melihat hasil sarapannya yang dia buat. Dengan telaten Ve membawa dua piring sarapan ke meja untuk dirinya dan Shani nanti.

"Sayang, jangan lama-lama ya buat bekalnya. Nanti kamu telat loh" Ujar Ve berjalan lagi dari arah ruang makan ke dapur untuk melihat hasil masakan Shani, lalu pandangannya tertuju pada wajah Shani yang masih saja berseri-seri. Inilah alasannya Ve selalu suka Gio dengan Shani, Shani terlihat lebih bahagia tanpa beban sekalipun.

"Seneng kah mau bawain bekal buat Gio?" Ledek Ve lagi membuat Shani seketika cemberut dan pipinya makin merah saja dikerjain oleh Ve.

Sebelum Shani merengek, Ve sudah lebih dulu kabur dari dapur ke kamarnya. Dia pergi dari sana, tapi masih tetap meledek Shani, "Sekalian aja bawain setiap hari buat calon pacar kamu itu!!" Teriak Ve dari arah pacarnya.

"Mamih nyebelin!" Balas Shani berteriak dari arah dapur kemudian terdengar tawa dari Ve. Mendengar itu Shani memutarkan matanya malas, dia kesal karena malu sendiri. Walaupun dia tak mengiyakan jika bekal yang dibuatnya untuk Gio, tetap saja ledekan dari Mamihnya itu membuatnya tersipu malu.

"Beres!" Ujar Shani dengan semangat 45 sambil menatap bangga ke arah bekal yang dia buat. Sekarang dia tinggal pikirkan gimana caranya memberikan bekal ini pada Gio? Dia juga berharap jika Gio menyukainya nanti, semoga saja rasanya enak.

Setelah selesai dengan acara memasak di pagi hari, dengan hari gembira Shani pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap. Dia harus cepat sedikit karena setelah mandi harus lanjut sarapan dan tidak boleh telat ke sekolah. Untungnya ini hari Jum'at, bukan hari senin yang pastinya akan sedikit macet membuat penat saja di pagi hari.

**

Jam istirahat tiba, seperti biasa Gio akan beristirahat bersama teman-temannya. Kali ini Gio dan teman-temannya tidak beristirahat di kantin, mereka memilih duduk lesehan di taman. Entah bermula dari siapa, intinya mereka semua sekarang duduk di atas rumput taman sekolah yang cukup luas, salah satu fasilitas yang sekolah berikan untuk murid-muridnya beristirahat, tapi dengan catatan harus menjaga kebersihan dan tidak boleh membuang sampah.

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang