08

253 51 2
                                    






"Telfonnya harus selalu aktif" Devan memeluk tubuh mungil Nora di bandara internasional karna istri Devan itu akan segera bertolak melanjutkan S2 nya di University of Melbourne

"Iya" Senyum Nora sangat indah mungkin itu juga jadi senyuman Nora yang paling ikhlas selama ia menikah dengan Devan karna dalam hitungan jam Leonora akan segera menyongsong masa masa bebasnya

"Saya akan sering sering kesana" Ucap Devan lagi membelai surai panjang kecoklatan istrinya

"Kan kamu kerja, mana boleh pejabat negara bentar bentar ke luar negri" Tidaaakkk... Nora hanya tak mau di kunjungi itu saja alasannya

"Tiap libur semester langsung pulang ya" Devan kembali mengingatkan Nora dengan kalimat yang sama berulang ulang

"Iya" Yang penting di jawab iya soal terwujud atau tidak ya Nora tak ambil pusing

Perpisahan terasa begitu menyenangkan bagi Leonora Harsa Sasmitra namun begitu menyiksa seorang Syahreza Devan Tanuwidjaja, senyum Nora belum luntur hingga berada di dalam pesawat yang akan membawanya dalam penerbangan kurang lebih 6-8 jam

Sesampainya di kota dengan julukan A city with four season a day Nora bergegas ke tempat tinggalnya berupa sebuah apartemen di pemukiman yang padat dengan jalanan kota yang rindang

Hal pertama yang nora lakukan adalah memberi kabar pada seluruh keluarga di Indonesia termasuk sang suami ya... Hitung hitung Nora berterimakasih pada pria itu yang telah membebaskannya menikmati hidup selama kurang lebih empar semester ke depan

Georgino

Bb aku sudah di Melbourne can't wait to meet you 😚
19.34

I'll pick you up Bb
19.51

Sebelum pulang ke Indonesia beberapa waktu lalu baik Nora dan Gio - sang kekasih sudah sangat paham perihal masalah masalah yang akan mereka hadapi

Khususnya Nora bayangan mengenai perjodohan gila dengan pria pilihan orang tuanya merupakan momok paling menakutkan kala itu namun Gio berhasil meyakinkan Leonora bahwa semuanya akan baik baik saja tak ada yang akan berubah diantara mereka

Maka dari itu Leonora setuju kembali pulang ke Indonesia sedangkan Gio menetap di Australia dan bekerja pada big four company yang ada di negara itu

Mengenai pernikahan Leonora akibat perjodohan tentu saja Gio sudah mengetahuinya lantas apakah hubungan mereka kandas? Tidak, baik Gio dan Nora sama sama tidak bisa melepaskan tangan satu sama lain

Mengenai pernikahan Leonora akibat perjodohan tentu saja Gio sudah mengetahuinya lantas apakah hubungan mereka kandas? Tidak, baik Gio dan Nora sama sama tidak bisa melepaskan tangan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru sehari sang istri di lepas di negara kangguru sebuah foto mesra Leonora sudah sampai ke tangan Devan

Ia cemburu.. Cemburu pada pria yang tak tau siapa namanya itu yang Devan tau dengan pasti adalah Nora tersenyum begitu lepas bersama pria itu dan berbanding terbalik saat dara cantik itu bersama Devan

Namun ini masih hari pertama apa yang bisa Devan lakukan? Bertengkar melalui telefon genggam tak pernah berakhir baik bukan? Sementara Devan akan mengalah hanya sementara

"Bb..  If im your husband i wouldn't biarin kamu ke luar negri gini sendirian" Gio menyesap arabica di cangkir kecilnya yang hangat menatap wanita yang sangat ia rindukan setengah mati di hadapannya ini

"Dia juga gitu tapi aku lebih nekat" Jawab Nora asal asalan

"Situasi makin aneh ya? Aku merasa jadi selingkuhan padahal aku yang datang duluan" Gio mengamati tubuh Nora yang nampak lebih kurus dan lingkaran mata kurang istirahat yang begitu ketara

"But i don't feel like i'm cheating on him, biasa aja" Jika di tanya Nora cinta atau tidak pada Devan tentu jawabannya tidak.. Lalu kalau tak cinta kenapa begitu nyaman di samping Devan? Apa yang kalian harapkan? Nora dan Devan terus berperang dan saling melempar barang tentu saja tidak bukan? Ia hanya mencoba melanjutkan hidup

"Ya kamu biasa aja tapi aku engga Beb" Gio masih merasa tak enak bagaimanapun juga selain kekasihnya ini putri dari top 40 orang terkaya di Asia ia juga istri seorang gubenur, bukan perkara yang aneh apabila sosok Gio tiba tiba menghilang begitu saja dari muka bumi

"Udah ah ga usah ngomongin dia" Kesal Nora yang terus saja membahas suaminya padahal ia amat merindukan laki laki di hadapannya ini

"Oke kita ngomongin yang lain... Kamu tau alasan aku ngajak ketemu hari ini? " Nora menggeleng. Hmmm... Biar ia pikirkan dulu.. Apa karna rindu? How cute

Sebuah buket bunga lily dan baby breath Gio berikan pada kekasih hatinya, senyum Leonora merekah

"Beautiful flowers for beautiful woman" Ucap Gio melihat senyum lebar sang kekasih

"Terimakasih Bb" Nora menghirup wangi bunga bunga itu dalam dalam

"Ayo kita putus... Kita sudah ga bisa lanjutin ini lagi Nora" Baru saja hatinya terbang tinggi Nora di tarik kembali jatuh ke bumi bukankah itu terlalu tega? Otak cantiknya belum dapat mencerna apapun ia hanya memperhatikan manik hitam dalam netra Gio berusaha mencari cari kebohongan yang ia tutupi rapat rapat

"Aku mutasi kerja ke Jerman sedangkan kamu stay disini... Kamu harus tetap lanjutkan pendidikanmu Nora kamu hebat sekali... Pulang dari sini jadilah istri yang baik" Gio mengusap rambut halus Nora namun dara cantik itu belum bereaksi terlalu shock dengan apa yang baru saja Gio ucapkan

"Kamu... Ini kelakuan Devan atau Ayah aku? " Mata bulat itu mulai merah dan berkaca kaca dengan hidung runcingnya yang ikut memerah menahan tangisnya

"Bukan siapa siapa... Kita memang sudah saatnya berpisah... Andai bukan Ayah kamu atau suami kamu maka kita tetap akan berpisah karna Tuhan kan? " Air mata mulai membasahi pipi ranum Leonora Harsa Sasmitra

"Tapi kita.. " Gio menggeleng, tak ada lagi kata 'Kita' di dalam mereka yang ada adalah individu masing masing yakni Georgino dan Leonora

"Jalan kita jauh berbeda Nora... Aku cinta banget sama kamu tapi kamu ga lebih berharga dari Tuhan yang selama ini selalu jadi tempatku pulang... Aku sudah pikirkan ini matang matang, bagimu agamamu dan bagiku agamaku... Di kehidupan selanjutnya ayo bertemu lagi sebagai kekasih yang se iman dan se amin" Nora tersedu sedu dalam pelukan Gio untuk terakhir kalinya

Jika hanya ingin sebuah perpisahan mengapa terlalu jauh mereka berjalan? Jika tau dari awal tak akan bersama kenapa mereka bersama terlalu lama? Dunia terasa begitu kejam pada mereka yang saling mendamba

Tanpa Nora ketahui dalang di balik semua ini adalah Leosona Trias Sasmitra Ayah kandungnya sendiri, Trias tak mau ada satupun rumput liar yang tumbuh di pekarangan rumahnya hanya karna ia tak pernah bertindak bukan berarti Trias membiarkannya begitu saja

Pria paruh baya itu hanya membiarkan rumput liar itu tumbuh semakin besar dengan akar yang lebih kuat hingga melawannya terasa lebih menyenangkan








Bersambung...











Senja Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang