Malam ini berjalan lebih baik setelah kedatangan Argana, entah apa yang akan terjadi jika lelaki itu tak nekat datang kerumahnya. Mungkin setelah ini ia harus bersikap lebih baik pada lelaki tersebut.
"Tolong setelah ini jangan tolol lagi, gue capek ngeliat lo bego mulu" Kavela tersenyum tanpa dosa.
"Si tolol malah ketawa kek orang dongo" kesal Arga karna merasa bahwa Kavela tak menganggap serius ucapannya.
"Tapi gue seneng tau, karna kalo nggak ada kejadian ini mana mungkin elo beliin gue makanan sebanyak ini" Arga benar-benar dibuat hilang akal oleh pemikiran Kavela.
"Si dongo, bisa-bisanya malah mikir kesana tolol!"
"Kapan lagi ada empat mango float, cream soup, sama winger bucket gratis didepan gue, Ga?" Arga menggelengkan kepala tak habis fikir.
"Banyak-banyak do'a deh lo sama Tuhan, ilang akal gue rasa"
Kavela kembali tertawa; lebih kencang dari sebelumnya, seolah lupa bahwa berberapa saat yang lalu ia baru saja menangisi lelaki bernama Sagara sampai sesak nafas.
"Lo sebaik ini kenapa tuh orang kagak pernah lirik elo sih, Ga?" tanya Kavela membuka topik obrolan baru yang besar kemungkinan akan membuat Arga kesal.
"Ya karna tuh orang goblok, buta, tuli, tolol, sinting, sakit jiwa, dan bukan manusia makanya cowok sebaik gue kagak dilirik" balas Arga menyombongkan diri.
"Najis anjing" perempuan itu tampak menyesal karna memuji Arga; lelaki yang setiap kali diberi pujian bukannya malu-malu malah angkuh.
"Nyesel kan lo muji gue"
"Banget!"
Arga mengacak-acak puncak kepala Kavela gemas, "buruan abisin, udah malem takut kakak lo keburu balik" ucap Arga.
Mengingat dirumah tak ada siapapun kecuali sang kakak membuat Arga sedikit was-was mengajak Kavela keluar lama-lama. Karna lelaki bernama Kenneth itu lebih posesif jika kedua orang tuannya tak ada di rumah.
Tak berniat menyalahkan karna jika Arga diposisi kak Kenneth pun ia akan melakukan hal serupa. Anak sebaik Kavela harus dijaga dengan baik agar tak punah.
"Ngomong-ngomong soal bang Ken, kira-kira reaksi dia bakal gimana ya kalo dia tau gue tadi keluar sama Sagara?"
Arga dengan spontan mengerutkan keningnya; bingung. "Lah emang tadi lo nggak izin ke dia?"
"Izin lah gila" balas Kavela sedikit sewot, tak terima dengan pertanyaan Arga yang terdengar seperti tuduhan.
"Terus masalahnya dimana?"
"Ya gue izinnya cuman bilang kalo bakal pergi sama temen, gue gak jelasin ke dia siapa temen yang gue maksud" Arga memutar matanya jengah, lelah dengan segala ketololan Kavela.
"Banyak-banyak doa ke Tuhan deh lo supaya selalu dilindungi dari amukan abang lo yang oke itu, tuh laki kalo ngomel kagak inget saudara. Kalimat sampah keluar semua dari mulutnya" bukan tanpa alasan Arga berucap demikian, karna dulu Arga pernah menjadi saksi bagaimana amukan Kenneth.
"Semoga aja dia kagak tau dah, gue bisa mati berdiri kalo denger dia ngamuk" balas Kavel masih mengunyan makanannya.
"Lagian ngide banget kagak jujur sama dia anying"

KAMU SEDANG MEMBACA
3 0 9 1
Teen FictionSemua luka memang menyakitkan, namun tak ada yang lebih menyakitkan dari terbukanya luka lama. Dunia selalu punya cara untuk membuat kita merasa semakin tersiksa, contohnya dengan mengembalikan orang lama dengan situasi yang berbeda.