Happy Reading
"Ayah? Kenapa mereka bisa di-.." ucap aline belum selesai seseorang mengagetkan kedua orang itu kala mereka berjalan memasuki kedai
"Permisi nona" ucap seorang yang membuat tubuh aline membeku karena posisi Aline yang membelakangi orang itu
'matteo apa yang dia lakukan disini? dan kenapa ayah bersama Duke kejam itu' batin aline
"Iya ada apa tuan?" Ujar Mila dengan suara dibuat-buat tanpa menghadap lawan bicara
"Bisa anda melihat lawan bicara anda nona? Bukan kah tidak sopan berbicara seperti itu tanpa melihat orang yang bertanya pada mu?" Ucap Matteo
"Maaf saya dan teman saya sedang sakit, kami tidak ingin anda menyalahkan kamu jika tertular... Jadi cepat apa yang kau inginkan?" Jawab aline dengan suara yang sama seperti Mila di buat-buat
'matteo terasa familiar dengan suara perempuan ini'
"Maafkan ketidak tahuan saya nona, jadi saya ingin bertanya apa anda melihat duchess Raline disekitar sini?"
"Sepertinya aku tadi sempat melihatnya tapi di mana ya? Ah iya di perbatasan ibu kota selatan ya tadi kita sempat melihatnya disana kan teman ku?" Ucap aline menepuk bahu Mila membuat perempuan itu sedikit terkejut
"Ah iya di perbatasan itu, aku baru ingat" sanggah Mila mengikuti rencana aline
"Hachuu hachuu"
"Teman ku sepertinya kita harus segera ke tabib, maaf tuan kami harus segera pergi... Semoga duchess segera ditemukan" ucap aline mendoakan dirinya sendiri yang benar saja
"Saya yang minta maaf nona sudah mengganggu waktu anda, semoga anda dan taman anda segera sembuh, saya pergi dulu" ucap Matteo lalu pria itu beranjak dari kedai itu
Setelah mengintip kepergian tangan kanan duke. Aline dan Mila pun bisa bernafas lega.
"Huft hampir saja kita ketahuan aline"
"Benar kita harus hati-hati, aku tak ingin rencana ku hancur" ucap Raline ia dan Mila pergi dari kedai setelah menugaskan bawahannya. Ia meminta Fizon dan Tomson sementara menjaga kedai sampai rencana selanjutnya.
Sementara Edward ia minta untuk menjadi pengawal pribadinya. Kini mereka bertiga kembali ke kediaman tanpa orang-orang Wesley sadari melewati jalan yang sama.
Raline membawa Edward ke mansion Wesley dan memperkenalkan tempat - tempat di kediaman itu. Ia juga tidak lupa menyiapkan ruang istirahat untuk pengawal pribadinya itu. Mengingat ada ruang kosong di selatan ya meskipun sedikit tidak terawat tapi masih layak.
"Kau istirahatlah Edward ke besok pagi kembalilah"
"Baik nona, semoga anda diberikan kebahagiaan" salam Edward lalu pergi dengan wajah tampannya
"Aline bagaimana jika duke memarahi mu?"
"Dia... Biarkan saja sudah biasa bukan" ucap aline
"Huft... Aku selalu berdoa semoga duke segera sadar telah menyia-nyiakan anda" ucap mila
"Iya semoga saja, kau siapkan air hangat, aku ingin berendam sebentar... Oo iya setelah itu kau istirahatlah"
"Tapi-..."
"Aku tidak ingin berdebat mila" ucap aline yang terlihat begitu lelah menyanggah ucapan maidnya itu
"Baiklah aline terimakasih" ucap Mila lalu perempuan itu pergi melakukan perintah atasannya
Jendela ralin terbuka lebar memperlihatkan bulan bersama bintang yang memancarkan warnanya. Sungguh indah.
Ia duduk di sofa dan menikmati angin malam sesekali memejamkan matanya. Seketika ia teringat dengan ucapan Mila 'Aku selalu berdoa semoga duke segera sadar telah menyia-nyiakan anda' itu sangat tidak mungkin bahkan pria itu yang akan menjadi senjata kematiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duchess
Fantasy"Kau puas dengan semuanya?" tanya seorang pria dengan amarahpada seorang perempuan yang terduduk menyedihakan dengan kondisi yang tidak baik-baik saja. Perempuan yang menunduk itu lantas mendongak seolah memberikan kekuatan pada dirinya. Ia menatap...