BAB 02 : Menuju Ke Hastinapura.

544 52 9
                                    

Chitramaya kemudian duduk di kursi di depan meja riasnya. Ia kemudian bertanya karena masih bingung dengan kata pernikahan, “Apa itu pernikahan?” tanyanya, ketiga sepupu itu saling berpandangan dan tersenyum. Anarghya kemudian membelai rambutnya.

“Pernikahan adalah ikatan emosional antara seorang pria dan seorang wanita. Pria berperan sebagai suami dan ayah, sedangkan wanita berperan sebagai istri dan ibu,” katanya lembut, suaranya sangat menenangkan. “Dan suatu hari nanti kalian juga akan menikah.” lanjutnya.

Chitramaya hanya mengangguk pelan sebagai tanda bahwa ia mengerti dengan perkataan sepupu tertuanya itu. “Kapan pernikahannya akan dilangsungkan, kakak?” tanyanya lagi. Dan kini sepupunya yang satu lagi, Meghna, maju untuk membaca surat yang dibawanya.

“Salam hormat kepada Maharaja Satyananda,

Saya Panglima Hastinapura, Bhisma yang Agung. Dengan hormat mengundang Anda untuk menghadiri pernikahan terindah di seluruh Arya. Yaitu pernikahan cucu pertama saya dan Putra Mahkota Hastinapura saat ini Yudhistira, dengan putri pertama Raja Nawasena dari Wideha, Shivaani.

Tidak hanya cucu pertama saya yang akan menikah, akan ada dua pernikahan lagi. Pernikahan cucu saya Bhima dengan putri kedua Raja Nawasena dari Wideha, Tarini. Dan pernikahan cucu saya Arjuna dengan putri bungsu Raja Nawasena dari Wideha, Sharvani.

Ketiga pernikahan tersebut akan diselenggarakan seminggu dari sekarang, tepatnya pada tanggal 7 Kartika. Dan saya harap Anda beserta putri Anda dan Ratu Pragyawati dapat hadir. Karena kelahirannya yang sangat agung, saya ingin melihat putri Anda.

Kesempatan yang baik di hari yang baik untuk menyambut seorang Putri yang kelahirannya disambut dengan sangat indah oleh alam semesta. Salam dari Hastinapura.” ia membacanya dengan penuh semangat. Yang lain terkesima dengan putri-putri dari Wideha. Mereka sangat beruntung mendapatkan tiga Pandawa yang gagah perkasa.

"Kudengar tiga Pandawa itu yang terhebat, ya? Yudhistira jago tombak, Bima jago gada, dan Arjuna jago panah. Tiga putri Wideha sungguh beruntung!" Ucap Drashti dengan nada bercanda, sedikit memuji kehebatan putra-putra Kunti. Meghna berguling-guling tak jelas di kasur kemudian dia berkata.

“Benar sekali kamu, kak Drashti! Mereka begitu beruntung. Aku harap Mayu kita juga mendapat lelaki yang pantas dan lelaki yang tidak pernah membuatnya tersakiti,” dia mengatakannya sembari menatap kearah Chitramaya yang tersipu. Wajahnya memerah. Sepupu-sepupunya tertawa kecil melihat ini.

Tiba-tiba Pragyawati memasuki ruangan kamar putrinya dan melihat ketiga sepupu putrinya berkumpul disana, wajah sang Ratu memancarkan kebahagiaan yang mendalam. Ketika melihat Ratu, mereka bangkit berdiri dan memberi salam pada Ratu Agharna itu.

“Perhatian para Putri, kalian harus berkemas pada hari ini. Karena perjalanan Agharna ke Hastinapura jauh dan mungkin membutuhkan waktu dua hari. Besok sebelum matahari terbenam kita harus sampai disana,” sang Ratu memerintahkan. Para Putri kemudian kembali ke kamar masing-masing dan berkemas.

Tiga sepupu Chitramaya ikut karena pastinya mereka mengincar para Pangeran dan Putra Mahkota dari kerajaan lainnya, sedangkan orang tua mereka, Pratyaksh dan Mainali, juga nenek mereka tidak ikut karena harus mengurus kerajaan Agharna. Seluruh bangsawan Arya akan datang, ketiganya pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

(A/N: ini sepupu-sepupunya Maya para pemburu cogan anjay. Hayo siapa disini yang pemburu cogan? Saya juga pemburu cogan, sih..)

~

Keesokannya. Pada sore hari, sebelum matahari terbenam, akhirnya mereka berangkat menuju Hastinapura. Perjalanan yang cukup melelahkan karena memakan waktu dua hari. Mereka juga sempat singgah di beberapa tempat untuk istirahat.

Chitramaya's Journey :: MahabharataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang