PS - [1]

2.7K 453 181
                                    

Dengan sedikit tergesa-gesa, seorang wanita yang baru turun dari mobilnya menutup dan segera mengunci pintu mobilnya, tidak lagi dapat berjalan dengan santai, wanita bernama Elisa yang akrab dipanggil Lisa itu bahkan menyalip beberapa orang yang berjalan begitu lambat di hadapannya.

Masih menggunakan pakaian kerjanya, Lisa langsung menaiki tangga menuju lantai tiga sesuai informasi yang dia terima dari orang tuanya karena rasanya menunggu lift terlalu lama, tanpa perduli nafasnya yang kini sedikit terengah dan beberapa orang memperhatikannya karena dia tampak berlarian di lorong rumah sakit, Lisa mencari keberadaan orang tuanya yang kini berada di depan ruang operasi.

"Lisa, kau harus segera masuk, istrimu sudah dibawa dokter dan perawat ke dalam, semua orang menunggumu agar operasinya bisa dimulai."

Lisa, yang masih mengontrol nafasnya menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya, dia? Harus ikut masuk ke dalam ruang operasi?

"Apa aku tidak boleh menunggu disini saja?" Tanya Lisa setelahnya, "tidak, istrimu membutuhkanmu, kau harus menemaninya di dalam." Pada awalnya, Lisa ingin sekali menolak dan bersikukuh pada pendiriannya agar dia tidak perlu masuk ke dalam karena dia juga tidak pernah masuk ke dalam ruang operasi sebelumnya entah itu sebagai pasien ataupun sebagai pendamping, namun begitu matanya menangkap dua orang yang tak lain adalah ayah dan ibu mertuanya, wanita berponi itu tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Suster, ini Lisa, dia yang akan mendampingi pasien." Dengan tubuhnya yang didorong lembut oleh ayahnya, Lisa mau tidak mau mengikuti langkah kaki seorang perawat masuk ke dalam ruang operasi, dia menyempatkan diri untuk melihat ke arah empat orang tua itu, dari sorot mata mereka, keempatnya seolah meyakinkan sekaligus menyemangati dirinya.

"Kau bisa memakai pakaian medisnya terlebih dahulu, tolong lepas jam tangan yang kau gunakan, apa kau adalah istri Nyonya Jennie?" Tanya perawat yang juga sudah menggunakan pakaian medis yang lengkap itu setelahnya.

"Ya." Balas Lisa singkat sambil menggunakan masker yang diberikan serta mengikat kain berwana hijau itu ke belakang tubuhnya.

"Kalian pasti sangat berbahagia karena akan menyambut buah hati pertama kalian." Lisa tidak memberikan jawaban dan kembali mengikuti langkah kaki perawat yang membawanya ke sisi lain, ini pertama kalinya Lisa menginjakkan kaki di ruang operasi, baginya, segalanya terasa begitu dingin dan cukup mencekam, dia tidak terlalu menyukai berada di tempat ini.

Lisa bisa melihat seseorang yang disebut sebagai istrinya sudah berbaring di atas ranjang pasien, dengan dokter kandungan yang juga sudah Lisa kenal, dokter Suzy namanya, yang akan membantu mereka dalam proses operasi hari ini.

"Akhirnya kau tiba juga, kami menunggumu." Lisa sedikit membungkuk saja pada dokter yang menyapanya, serta pada beberapa perawat lain, dia merasa tidak enak karena ternyata semua orang menunggunya.

Padahal, Lisa sendiri tidak berpikir dia harus menemani Jennie sampai seperti ini, sewaktu mendapatkan kabar dari ibunya jika Jennie akan melahirkan, Lisa yang masih berada di kantornya memang langsung meninggalkan pekerjaannya, dia bahkan berkendara cukup kencang menuju rumah sakit.

"Kita mulai operasinya, kalau begitu." Dokter Suzy mengatur cahaya lampu yang menyorot perut Jennie lebih terang lagi, sedangkan Lisa menatap istrinya yang kini menatap langit-langit ruang operasi, entah apa yang dipikirkan oleh wanita yang lebih muda empat tahun darinya itu, Lisa juga tidak mengerti.

Untuk informasi, usia Lisa yang memiliki nama lengkap Elisa Bruschman adalah tiga puluh lima tahun sedangkan Jennie yang memiliki nama lengkap Jennie Kimberly berusia tiga puluh satu tahun sekarang.

"Jangan gugup, rileks saja." Seorang perawat mendekat ke arah Jennie dan memegang tangan pasien untuk memberikan kata-kata penenang, sedangkan Lisa yang penasaran menoleh dan melihat bagaimana caranya dokter bekerja untuk mengeluarkan seorang bayi dari dalam perut Jennie, namun begitu melihat dokter Suzy mulai membelah perut Jennie dengan pisau medis, Lisa langsung menganga di balik maskernya, dia jadi berdebar dan memilih untuk duduk di bangku yang disediakan.

PLEASE, STAY - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang